Opini
Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi di Aceh, Antisipasi Banjir dan Penyakit Musiman
Sebagian wilayah Aceh termasuk salah satu dengan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi (>300mm) pada Oktober 2024, beberapa Wilayah tersebut
Oleh; drg Nabila Beutari*)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini tentang cuaca ekstrem yang kemungkinan besar akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, Aceh termasuk salah satunya. Peringatan tersebut memperkirakan bahwa akan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah, yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang.
Sebagian wilayah Aceh termasuk salah satu dengan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi (>300mm) pada Oktober 2024, beberapa Wilayah tersebut yang akan mengalami hujan lebat yaitu Aceh Jaya, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Pidie.
Wilayah lain yang juga memiliki potensi curah hujan tinggi yaitu sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua. Puncak curah hujan tinggi ini diperkirakan akan terjadi pada bulan November-Desember 2024.
Baca juga: 5 Penyakit yang Biasanya Muncul Saat Musim Hujan, Begini Cara Pencegahannya
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Aceh. Ada beberapa wilayah Aceh yang hampir setiap tahun mengalami banjir setiap kali musim penghujan datang, seperti Aceh Utara dan Aceh Tenggara. Perlu kita ketahui bahwa penyebab banjir bukan semata karena bencana Alam, namun ulah manusia yang kurang bertanggung jawab juga dapat menjadi pencetus bencana banjir.
Deforestasi yang marak terjadi di Aceh Tenggara adalah salah satu ulah manusia yang menyebabkan terjadinya banjir. Pada tahun 2022, Taman Nasional dan Hutan Lindung Di Wilayah Aceh Tenggara yang seharusnya dijaga telah mengalami kerusakan yang sangat parah. Hutan Lindung telah kehilangan tutupan hutan seluas11.049 hektare hampir dua kali lipat luas kota Banda Aceh.
Sementara deforestasi yang lebih parah terjadi di Hutan Taman Nasional seluas 20.595 hektar, hampir setara dengan 4 kali luas kota Banda Aceh. Banyaknya kerusakan hutan saat ini menyebabkan berkurangnya serapan air hujan oleh akar pepohonan. Pada akhirnya dengan intensitas dan curah hujan yang tinggi, debit air yang banyak tidak mampu diserap oleh akar pepohonan yang tersisa, hingga banjir di Wilayah Aceh Tenggara rutin terjadi saat musim penghujan di setiap tahunnya.
Pada daerah dengan dataran rendah seperti Aceh Utara, intensitas dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir jika sistem drainase daerah tersebut tidak memadai untuk mengalirkan air hujan yang menggenang. Hal ini dapat diperparah dengan adanya Masyarakat yang membuang sampah sembarangan digot maupun disungai hingga menyebabkan terhambatnya aliran air hujan.
Banjir tentunya memiliki dampak yang cukup merugikan. Harta benda yang terendam banjir kemungkinan akan rusak dan harus diganti. Lahan pertanian yang terendam air banjir dapat menyebabkan gagal panen. Stok makanan dan air yang terbatas karena akses yang sulit. Produktifitas Masyarakat dalam bekerja akan menurun yang akhirnya juga menyebabkan pendapatan ekonomi daerah ikut menurun. Serta kontaminasi air akibat banjir juga sangat sulit dihindari, hal ini yang kemudian bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang sering timbul saat musim penghujan.
Flu, Diare, Demam Berdarah, dan Leptospirosis adalah beberapa penyakit yang terkenal sering kali muncul saat musim hujan. Beberapa penyakit ini erat kaitannya dengan pola hidup bersih, namun apa kaitannya?
Mengapa sering muncul saat musim hujan? Hal ini terjadi karena saat hujan, aliran air di lingkungan yang kotor lebih mudah untuk mengontaminasi lingkungan sekitarnya, hewan-hewan yang menyukai tempat kotor umumnya akan bermunculan saat terjadi hujan, hewan-hewan ini yang akan ikut menyebarkan virus maupun bakteri yang dapat berdampak penyakit bagi manusia.
Oleh karena itu, pola hidup bersih seperti mencuci tangan, membuang sampah dengan benar, membersihkan area sekitar rumah dapat membantu mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Maka dalam menanggapi peringatan cuaca ini, seharusnya Pemerintah dan Masyarakat memahami pentingnya mitigasi demi mengurangi risiko bencana, mengingat bahwa ada beberapa daerah Aceh selalu mengalami banjir setiap tahunnya. Beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam mengurangi risiko bencana banjir yaitu:
Jangan membuang sampah sembarangan
Masyarakat kita harus terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Perlu diketahui bahwa lingkungan yang bersih dapat menciptakan tubuh yang sehat. Jika sampah memenuhi got ataupun Sungai, maka saat terjadi hujan, air akan lebih mudah untuk terkontaminasi. Ada banyak penyakit yang ditimbulkan akibat air yang tercemar, contohnya diare.
Leptospirosis juga merupakan penyakit yang sering timbul dilingkungan yang kotor, karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang paling sering ditularkan dari air seni tikus yang terinfeksi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
Dalam menciptakan kebiasaan yang baik ini, Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor pendidikan untuk lebih keras menyuarakan kebiasaan membuang sampah yang benar. Edukasi yang kita galakkan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Masyarakat agar tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Tingkatkan perilaku hidup bersih
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya dalam menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Membiasakan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dapat membantu mencegah penularan bakteri dan virus penyebab penyakit. Membersihkan halaman dan got di sekitar rumah, menutup bak air dan menghindari gerangan air dapat mencegah timbulnya jentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit seperti demam berdarah.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, rutin olahraga juga termasuk dalam Tindakan PHBS yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh agar terhindar dari penyakit. Dengan berperilaku bersih dan sehat diharapkan agar lingkungan sekitar menjadi bersih dan terbebas dari penyebab penyakit, serta dengan tubuh yang sehat maka produktivitas Masyarakat juga dapat ikut meningkat.
Pemerintah harus tegas
Pemerintah harus dengan adil dan tegas menghukum Perusahaan maupun individu yang melakukan penebangan pohon ilegal. Kita tau bahwa salah satu penyebab banjir adalah ekosistem hutan yang rusak, maka untuk mengurangi tindakan pembakalan hutan, harus ada peraturan yang tegas dan hukuman yang setimpal bagi oknum-oknum yang terlibat dalam pembakalan hutan. Masyarakat terkhusus yang tinggal di sekitar hutan juga dapat membantu mengawasi dan melakukan pelaporan jika ada pembakalan liar ataupun pembukaan lahan ilegal yang terjadi di hutan.
Masyarakat dapat membentuk sebuah komunitas yang berpartisipasi dalam pengawasan ini secara bergantian agar segala tindakan ilegal yang merusak hutan dapat dilaporkan dan diberikan hukuman sesuai kebijakan pemerintah yang telah ada.
Penanggulangan banjir
Pemerintah harus memberdayakan masyarakatnya dengan membekali mereka tentang bagaimana cara penanggulangan apabila terjadi banjir. Hal ini bertujuan untuk membentuk kesiapan Masyarakat dalam menghadapi bencana agar risiko yang ditimbulkan dapat berkurang. Pemerintah harus menentukan lokasi posko pengungsian apabila terjadi banjir dan lengkapi fasilitas yang dibutuhkan saat mengungsi, seperti dapur umum, MCK, alat evakuasi standar, P3K, pasokan air bersih, dan ketersediaan makanan.
Masyarakat juga dihimbau untuk menyimpan dokumen-dokumen penting seperti KTP, KK, Sertifikat, dan lainnya di tempat yang aman. Membentuk Tim Penanggulangan banjir termasuk dalam upaya mitigasi untuk mengurangi risiko apabila terjadi bencana.
Pengelolaan tata ruang
Pemerintah harus memetakan wilayah yang sering terkena banjir untuk menghindari pembangunan industri maupun pemukiman, terutama daerah dengan dataran rendah dan sekitar Sungai. Mulai membangun infrastruktur pengendalian banjir seperti bendungan, tanggul, dan perbaikan sistem drainase untuk mengendalikan aliran air, mengatur debit air dan mencegah terjadinya banjir.
Peringatan dini cuaca ini harusnya dapat menjadi alarm bagi pemerintah dan Masyarakat dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Bencana alam seperti banjir yang sering terjadi di daerah kita dan berbagai penyakit yang marak muncul saat musim hujan tentunya memiliki penyebab, dan harus menjadi pembelajaran bagi kita tentang bagaimana memperbaiki segala aspek yang dapat menyebabkan masalah ini agar intensitas terjadinya banjir dan timbulnya berbagai penyakit ini bisa menurun.
Menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, stop deforestasi, mengupayakan reboisasi, memperbaiki sistem drainase, dan lainnya dalam mengatasi masalah ini sebaiknya dilakukan bahu-membahu antara pemerintah dan Masyarakat. Kita berharap agar selalu ada perbaikan dan peningkatan di Aceh dalam menghadapi musim penghujan yang ada di setiap tahun, agar kedepannya secara perlahan daerah kita bisa terbebas dari banjir dan penyakit.
*) Penulis Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Syiah Kuala
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.