Breaking News

Netanyahu Tuduh UNIFIL Jadi Tameng Manusia, Desak PBB Tarik Pasukan dari Selatan Lebanon

Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian itu menjadi "tameng manusia" untuk Hizbullah.

Editor: Faisal Zamzami
Dok. Puspen TNI
Upacara pelepasan Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) beserta Milstaff Seceast United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) TA. 2024 di Plaza Mabes TNI, Jakarta, Kamis (29/02/2024). 

SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menarik Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).

Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian itu menjadi "tameng manusia" untuk Hizbullah.

Pernyataan Netanyahu tersebut disampaikan usai pasukan Israel berulang kali menyerang posisi pasukan UNIFIL sejak pekan lalu.

Militer Israel pun mendesak pasukan UNIFIL meninggalkan posnya, tetapi ditolak.

Benjamin Netanyahu mengeklaim posisi-posisi pasukan UNIFIL berdekatan dengan basis Hizbullah.

PM Israel itu meminta Sekjen PBB Antonio Guterres segera menarik pasukan UNIFIL agar tidak ada lagi personel yang terluka.

"Saya ingin meminta secara langsung kepada Sekretaris Jenderal PBB: Sudah waktunya Anda menarik UNIFIL dari basis-basis Hizbullah dan medan pertempuran," kata Netanyahu via media sosial X, Minggu (13/10/2024).

"IDF (militer Israel) sudah meminta ini berulang kali dan berulang kali ditolak, sehingga teroris Hizbullah memiliki tameng manusia. Penolakan Anda mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera-sandera Hizbullah."

Beberapa jam sebelum pernyataan Netanyahu, UNIFIL melaporkan Israel kembali menyerang posisi mereka pada Minggu (14/10).

UNIFIL melaporkan dua tank Israel memaksa masuk posisi pasukan penjaga perdamaian dan menghancurkan gerbang utama.

UNIFIL juga menyebut sebuah bom gas ditembakkan sekitar 100 meter dari posisi UNIFIL.

Gas itu diduga beracun sehingga menyebabkan 15 personel UNIFIL terluka kendati telah mengenakan masker gas.

UNIFIL tidak menyebutkan pihak mana yang menembakkan bom gas dan gas beracun jenis apa yang diduga memengaruhi personel pasukan penjaga perdamaian.

Sebelumnya, pada Kamis (10/10), UNIFIL melaporkan tank IDF menembak menara pengawas di markas mereka di Naqoura, Lebanon.

Tembakan Israel menyebabkan dua prajurit TNI yang bertugas untuk UNIFIL terluka.

UNIFIL mengingatkan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan hukum internasional.

Baca juga: VIDEO IDF Tembaki UNIFIL di Lebanon! Prancis-Italia Murka, Sebut Israel Berpotensi Diperangi Dunia

Sekjen PBB Sebut Aksi Israel Serang UNIFIL Bisa Dikategorikan sebagai Kejahatan Perang

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) siap mengkategorikan aksi Israel yang menyerang Pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL) sebagai tindakan 'Kejahatan Perang".

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Minggu malam (13/10/2024).

“Serangan terhadap penjaga perdamaian melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” tulis Guterres dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicaranya, Stephane Dujarric seperti yang dikutip Tribunnews dari IRNA.

 
Dujarric juga menyebutkan hal mendasar yang bisa dijadikan dalih pengkategorian serangan Israel sebagai kejahatan perang.

“Personel UNIFIL dan markasnya pada dasarnya tidak boleh menjadi sasaran (serangan),” kata Dujarric, merujuk pada aksi Israel menyerang pasukan internasional yang identik dengan ornamen seragam biru tersebut.

Dujarric juga menegaskan bahwa dari bukti-bukti di lapangan terlihat jelas bahwa tentara Israel secara sadar dan sengaja menyerang para anggota UNIFIL.

“Di dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan yang terjadi hari ini (Minggu), pintu masuk posisi PBB juga sengaja dilanggar oleh kendaraan lapis baja Israel.”

Setidaknya lima penjaga perdamaian terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Sabtu, 40 negara yang berkontribusi pada misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengeluarkan pernyataan bersama.

Semua negara anggota UNIFIL kompak mengecam serangan Israel terhadap misi perdamaian tersebut.

Negara-negara anggota UNIFIL juga meminta penyelidikan atas insiden-insiden itu.

Spanyol, Prancis, dan Italia telah mengecam serangan tersebut sebagai "tidak dapat dibenarkan."

Pada hari Jumat (11/10/2024), Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bahwa ia telah mendesak Israel untuk menghentikan penargetan penjaga perdamaian.

Sementara itu, Turki menyatakan bahwa serangan Israel terhadap UNIFIL merupakan cerminan dari kebijakan pendudukan Netanyahu di Lebanon.

Peran penjaga perdamaian PBB sangat penting, terutama mengingat Israel berusaha memperluas perang di kawasan tersebut, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Baca juga: Irwansyah ST Resmi Dilantik Jadi Ketua DPRK Banda Aceh

Baca juga: Pj Bupati Pidie Jaya Warning ASN, Jangan Terlibat Dalam Politik Praktis, Ini Sanksi Bila Melanggar

Baca juga: Akan Diresmikan Jokowi, Gedung Amanah Jadi Pusat Ekonomi Kreatif di Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved