Konflik Palestina vs Israel
Pesawat Nirawak Hizbullah Hantam Pangkalan Militer Binyamina Israel, 4 Tentara Tewas dan 100 Luka
operasi itu merupakan respons terhadap serangan Israel, termasuk serangan udara di wilayah Basta dan Nweiri di Beirut tengah yang menewaskan 22 orang.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Pesawat Nirawak Hizbullah Hantam Pangkalan Militer Binyamina Israel, 4 Tentara Tewas dan 100 Luka
SERAMBINEWS.COM - Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap lokasi militer Israel, Pangkalan Militer Binyamina pada Minggu (13/10/2024).
Akibat serangan itu, empat tentara Israel tersebut tewas dan ratusan lainnya terluka.
Hizbullah mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah menembakkan "satu skuadron pesawat serang tanpa awak" ke sebuah kamp pelatihan Israel di wilayah utara.
Layanan medis darurat nasional Israel mengatakan sedikitnya empat tentara Israel tewas dan sedikitnya 61 lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak di pangkalan militer Brigade Golani di Binyamina selatan Haifa.
Namun, laporan media yang tak berafiliasi dengan Israel mengatakan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan itu.
“Tujuh tentara Israel yang terluka berada dalam kondisi kritis” menurut laporan, dikutip dari Press TV.
Dilatih untuk bertempur, Brigade Golani adalah salah satu dari lima brigade infanteri tentara Israel.
Serangan yang dilancarkan Hizbullah tersebut termasuk menargetkan pusat rehabilitasi dan pemeliharaan di selatan Haifa dan pangkalan logistik di Dataran Tinggi Golan.
Hizbullah juga melawan tentara Israel dengan menyergap pinggiran kota di Lebanon selatan.
Para pejuang perlawanan menggunakan rentetan roket dan senapan mesin dalam penyergapan, yang memaksa pasukan Israel untuk mundur.
“Para pejuang Perlawanan Islam menargetkan (untuk kelima kalinya) kumpulan pasukan musuh Israel di pemukiman Manara dengan rentetan roket,” ungkap Hizbullah dalam pernyataannya.
"Para pejuang Perlawanan Islam menargetkan kumpulan pasukan musuh Israel di barak Hounin dengan rentetan roket," kata Hizbullah.
Ditambahkannya, para pejuang Perlawanan Islam juga menargetkan pergerakan pasukan Israel di dekat Gerbang Fatima di kota Kfar Kila dengan peluru artileri pada pukul 10:00 malam, Minggu
Hizbullah mengatakan operasinya dilakukan untuk mendukung warga Palestina di Gaza dan untuk membela Lebanon.
Hizbullah menjelaskan, operasi itu merupakan respons terhadap serangan Israel, termasuk serangan udara di wilayah Basta dan Nweiri di Beirut tengah yang menewaskan 22 orang pada Kamis.
"Para pejuangnya menyerang pasukan musuh Israel di Aita al-Shaab dan terjadi bentrokan hebat dengan menggunakan senapan mesin, roket, dan peluru artileri," kata gerakan perlawanan tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa dua pesawat tak berawak diluncurkan dari Lebanon, dan satu berhasil menembus sistem pertahanan udara canggih rezim Israel.
Laporan mengatakan, pesawat tak berawak itu menembakkan rudal ke sasaran sebelum jatuh dan meledak.
Ini adalah kedua kalinya dalam dua hari pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Hizbullah menyerang wilayah Israel.
Sebelumnya pada Sabtu, sebuah pesawat nirawak menargetkan pinggiran kota Tel Aviv, menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban luka.
Hizbullah merilis pernyataan yang merinci bagaimana mereka melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan militer Israel.
“Dalam operasi kualitatif dan kompleks, pasukan rudal meluncurkan puluhan rudal ke berbagai target dengan tujuan menduduki sistem pertahanan udara Israel,” kata pernyataan Hizbullah.
"Pada saat yang sama, angkatan udara Perlawanan Islam meluncurkan skuadron berbagai pesawat nirawak ke berbagai daerah di Acre dan Haifa,”
“Pesawat nirawak kualitatif tersebut mampu menembus radar pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi dan mencapai targetnya di sebuah kamp pelatihan Brigade Golani elit di daerah Binyamina," katanya.
“Mereka meledak di ruangan-ruangan tempat puluhan perwira dan tentara musuh Israel berada, yang tengah mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam serangan ke Lebanon, termasuk perwira senior, yang mengakibatkan tewasnya dan terlukanya puluhan orang.”
Serangan pesawat tak berawak terbaru terjadi setelah Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim baterai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel untuk membantu rezim tersebut melawan rudal yang datang.
Israel Kehabisan Stok Amuniasi, Zionis Mulai Irit Penggunaan Senjata
Krisis amunisi mulai menghantui Israel di tengah meningkatnya konflik di kawasan Timur Tengah.
Dilaporkan bahwa pasukan militer Israel menghadapi kekurangan stok amunisi, memaksa mereka untuk lebih hemat dalam penggunaan senjata.
Situasi ini diperparah oleh keputusan sejumlah negara Eropa untuk membatasi ekspor alat utama sistem persenjataan (alutsista) ke Israel, yang semakin memperketat akses negara tersebut terhadap persediaan militer yang dibutuhkan.
Kehabisan amunisi ini diduga terjadi karena intensitas serangan yang meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Konflik dengan kelompok-kelompok perlawanan di Gaza dan Lebanon telah menyebabkan Israel menguras stok amunisinya lebih cepat dari yang diperkirakan.
Langkah-langkah penghematan amunisi ini mulai terlihat dalam operasi militer Israel, yang biasanya intensif dalam penggunaan senjata berat.
Beberapa laporan dari media lokal dan sumber militer Israel menyebutkan bahwa serangan udara dan penggunaan artileri berat telah berkurang dalam beberapa hari terakhir, menandakan adanya keterbatasan suplai amunisi.

Militer Israel sejauh ini telah mengurangi serangannya ke beberapa wilayah di Gaza dan Lebanon, mereka mengambil langkah untuk bertahan.
Militer Israel telah mengadopsi kebijakan ‘ekonomi senjata ketat’ terkait penggunaan peluru dan senjata lainnya sebagai respons terhadap menipisnya stok amunisi dan embargo global atas ekspor senjata ke Israel
Menurut laporan kantor berita Israel, Haaretz, militer Israel sekarang beroperasi di bawah "manajemen senjata yang ketat," dengan otorisasi penggunaan senjata tertentu yang dalam beberapa kasus ditingkatkan kepada komandan brigade yang berpangkat kolonel.
Kebijakan ini dirancang untuk memastikan bahwa komandan senior memprioritaskan penggunaan senjata berdasarkan tujuan operasional mereka, sebuah tanggung jawab yang sebelumnya ditangani oleh perwira berpangkat rendah.
Militer Israel juga menyebutkan bahwa "ekonomi amunisi" untuk intersepsi Iron Dome dimulai pada minggu kedua perang, dilansir dari kantor berita Al-Mayadeen.
Namun, kondisi stok amunisi saat ini mengharuskan pembatasan lebih lanjut.
Hal ini terjadi saat Israel menghadapi operasi militer tanpa henti yang melibatkan peluncuran roket, rudal, dan pesawat tak berawak oleh faksi-faksi Poros Perlawanan, yaitu Hizbullah, Perlawanan Palestina, Perlawanan Islam di Irak, dan Angkatan Bersenjata Yaman, sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Mengingat perkembangan ini, negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Kanada baru-baru ini memberlakukan pembatasan ekspor senjata ke Israel.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan milik Israel mungkin tidak dapat menutupi kerugian ini.
Banyaknya jumlah warga sipil Palestina yang terbunuh akibat serangan Israel di Gaza memicu tekanan luas pada beberapa negara untuk membatasi ekspor senjata mereka ke Israel.
Terutama setelah putusan Mahkamah Internasional (ICJ) menyerukan entitas pendudukan untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegah tindakan genosida di Gaza.
Dalam konteks terkait, lembaga keamanan Israel telah menyatakan kekhawatiran atas keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menunda kunjungan Menteri Keamanan Yoav Gallant ke Amerika Serikat.
Para pejabat senior mengindikasikan bahwa pertemuan yang direncanakan Gallant dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan pejabat tinggi lainnya di Washington dimaksudkan untuk membahas kebutuhan dan pengiriman senjata Israel, serta potensi serangan terhadap Iran.
Netanyahu menunda perjalanan Gallant, bersikeras berbicara langsung dengan Presiden AS Joe Biden sebelum kunjungan tersebut.
Beberapa hari yang lalu, Netanyahu dan Biden mengadakan panggilan telepon selama 30 menit, yang pertama dalam tujuh minggu.
Di mana mereka membahas kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, dengan Perdana Menteri Israel berusaha mengukur dukungan dan pemahaman AS terhadap situasi tersebut.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Trump Sesumbar Akhiri Perang Gaza dalam Dua Pekan di Tengah Serangan Israel yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Kehancuran Rumah Sakit Nasser Gaza usai Serangan Ganda Israel, 22 Orang Tewas Termasuk 5 Jurnalis |
![]() |
---|
Trump Siapkan Rencana Gaza Pasca-perang, Warga Palestina Khawatir Jadi Korban Relokasi Paksa |
![]() |
---|
Enam Orang Tewas dan Puluhan Terluka Akibat Serangan Israel ke Ibu Kota Yaman, Houthi Janji Balas |
![]() |
---|
Israel Serang Ibu Kota Yaman dengan Bom Cluster, Menargetkan Infrastruktur Sipil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.