Cahaya Aceh

Melihat Indahnya Masjid Gudang Buloh Nagan Raya, Objek Wisata Religi yang Dibangun Pada Masa Belanda

Setiap hari masjid yang sangat indah dan berlantai dua itu ramai dikunjungi warga sebagai wisata religi, apalagi hari besar Islam seperti Lebaran Idul

Penulis: Rizwan | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM/RIZWAN
Masjid Gudang Buloh yang berada di Desa Ujong Pasi, Kecamatan Kuala, Nagan Raya jadi salah satu objek wisata religi yang sering dikunjungi masyarakat. 

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Kabupaten Nagan Raya, Aceh banyak akan objek wisata.

Selain wisata alam yang menjadi incaran wisatawan juga terdapat objek wisata religi.

Terdapat sebuah masjid di Nagan Raya yang berdiri kokoh di jalan nasional Simpang Peut - Beutong - Aceh Tengah tepatnya di Desa Ujong Pasi, Kecamatan Kuala.

Masjid tersebut bernama Masjid Jamik Syaikhuna yang dikenal sebutan Masjid Gudang Buloh.

Masjid tersebut merupakan tempat ibadah jamaah desa dan sangat dikenal keramat sehingga banyak warga yang bernazar dan melepas nazar (hajatan) di masjid ini.

Setiap hari masjid yang sangat indah dan berlantai dua itu ramai dikunjungi warga sebagai wisata religi, apalagi hari besar Islam seperti Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.

Warga yang datang bukan saja dari lokal Nagan Raya juga kabupaten lain, bahkan hingga luar Aceh.

Saat melepas nazar warga membawa kue, pulut dan jenis makanan lain, termasuk masakan kambing guna disantap bersama-sama pengunjung.

"Saya datang dari Aceh Barat melepas nazar di masji gudang ini," kata Surya, warga asal Meulaboh.

Baca juga: Megahnya Masjid Giok, Masjid Berlapis Batu Alam di Nagan Raya yang Jadi Tujuan Wisata Religi

Ia mengaku, selain melepas nazar juga shalat di masjid yang sangat indah dan megah ini.

Warga lain asal Banda Aceh, Winda juga mengaku khusus datang ke masjid gudang melepas nazar.

"Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah diberikan kemudahan. Saya melepas nazar memberikan sedekah di masjid ini," ujar Winda, yang datang dengan suami dan 2 anaknya.

Suasana di dalam Masjid Gudang Buloh Nagan Raya
Suasana di dalam Masjid Gudang Buloh, Nagan Raya.

Warga lokal Nagan Raya, Andi juga mengaku, nazar yang dilepas di masjid seperti shalat, sedekah dan lainnya.

Kadis Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Nagan Raya, Fariky SE mengatakan, masjid gudang sudah sangat lama dikenal sebagai salah satu objek wisata religi di Nagan Raya.

"Warga yang hadir ke masjid gudang sangat ramai terutama hari-hari besar," ujar Fariky.

Ia mengakui, masjid gudang memiliki sejarah yang panjang dan selain sebagai tempat ibadah juga banyak warga datang melepas nazar.

Dibangun masa penjajahan Belanda

Sementara itu, dalam catatan sebuah buku yang berada di masjid gudang buloh ini menjelaskan bahwa masjid telah beberapa kali direhab hingga saat ini kontruksinya sudah sangat megah.

Dalam buku itu dijelaskan, keberadaan masjid gudang buloh berawal pembangunan jalan Kuala Tuha - Jeuram atau sekarang disebut jalan nasional Simpang Peut-Beutong.

Baca juga: Masjid HM Hanafiah, Destinasi Wisata Religi Baru Aceh Utara, Ramah Lansia dan Disabilitas

Saat itu, seorang ulama S Abdurani S alias Tgk Putik sekitar tahun 1888 dipercayakan Belanda membangunan jalan tersebut.

Semua peralatan kerja pembangunan jalan tersebut diletakan di gudang terbuat dari buloh (dalam bahasa Indonesia bambu).
 
Gudang pembangunan jalan itu tepatnya berada di masjid Syaikhuna saat ini.

Lalu saat itu ditancapkan sebuah tiang di lokasi tersebut.

Setelah jalan selesai tahun 1892 lalu gudang yang sebelumnya tempat peralatan kerja dijadikan masjid oleh pihak desa setempat.

Secara bertahap masjid tersebut terus dibangun dari semula dinding buloh sehingga semakin indah sebagai tempat ibadah.

Masjid tersebut berlantai II dengan halaman yang luas dan memiliki lima kubah dengan rincian empat kubah kecil dan satu kubah besar serta sebuah menara yang tinggi.

Sebuah prasasti peresmian turut berada dan ditanda tangani tahun 2007 oleh Bupati Nagan Raya, HT Zulkarnain.

Sejak abad 18, masjid tersebut baru diberi nama yaitu Masjid Jamik Syaikhuna Gudang Buloh Ujong Pasi pada tahun 1978 oleh Tgk Abdul Wahab Waly.

Pertama pada Habib Muda Seunagan sekitar tahun 1940, kemudian kedua tahun 1958 oleh Keuchik Lhot, ketiga dilakukan waktu itu imam masjid Tgk Abdurrahman Abas.

Lalu keempat pada tahun 1978 dipimpin Abdul Wahab Wali, dan kelima berlanjut pada tahun 1998.

Namun tahun 2004 silam, gempa dan tsunami melanda Aceh menyebabkan kubah dari semen runtuh dan kembali dibangun di masjid tersebut.

Pembangunan masjid gudang terus berkembang sehingga tahun 2015 dibangun sebuah menara besar setinggi 54,60 meter yang peletakan batu pertama dihadiri keluarga besar Habib Muda Seunagan yaitu Abu Kudrat.

Baca juga: Desa Wisata Iboih, Surganya Lumba-Lumba di Sabang yang Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

Sejarah awal bernazar

Dijelaskan, ketika masjid gudang baru dijadikan tempat ibadah pada abad 18 silam mempunyai sebuah kisah ketika seorang abang menazarkan adiknya supaya pulang di masjid karena sudah sehari lebih hilang.

Namun atas kehendak Allah, adiknya itu pulang sehingga itu menjadi awal banyak orang-orang datang melepas nazar di masjid tersebut.

Di masjid ini, terdapat sebuah sumur yang air tidak pernah kering dan sering digunakan warga untuk melepas nazar. 

Selain itu juga sebuah tiang di dalam masjid yang merupakan tiang awal ditancap ketika gudang dijadikan masjid.

Kadis Budparpora Nagan Raya, Fariky mengajak warga dari luar kabupaten untuk singgah di Masjid Gudang.

"Disbudparpora Nagan Raya terus memberikan perhatian terhadap objek yang lokasi wisata," jelasnya.

Yuk bagi Anda yang ingin melihat Masjid Gudang Buloh bila dari arah jalan Simpang Peut pada sisi krii jalan, sedangkan dari arah Jeuram pada kanan jalan. (*)

CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved