Kesehatan

Ini Tips Hilangkan Bahan Kimia pada Anggur/Apel Impor, dr Zaidul Akbar Sarankan Konsumsi Buah Lokal

Praktisi ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar membagikan cara menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
Tangkapan Layar Kanal YouTube Zaidul Akbar Official
Pakar obat herbal, dr Zaidul Akbar, berbagi tips untuk menghilangkan residu kimia yang sering ditemukan pada anggur dan apel impor. 

Untuk anggur, dr Zaidul Akbar yang juga ahli kesehatan menyarankan untuk merendamnya dalam air dengan pH tinggi atau menggunakan cuka apel agar bubuk putih yang mengandung sulfur bisa hilang.

SERAMBINEWS.COM - Pakar obat herbal, dr Zaidul Akbar, berbagi tips untuk menghilangkan residu kimia yang sering ditemukan pada anggur dan apel impor. 

Untuk anggur, dr Zaidul Akbar yang juga ahli kesehatan menyarankan untuk merendamnya dalam air dengan pH tinggi atau menggunakan cuka apel agar bubuk putih yang mengandung sulfur bisa hilang. 

Sementara itu, apel impor yang mengandung lapisan lilin pada kulitnya bisa dibersihkan dengan cuka hangat. 

Selain itu, dr Zaidul mendorong konsumsi buah lokal yang lebih alami dan sehat, karena buah-buahan lokal tumbuh tanpa campur tangan kimia berlebihan dan kaya nutrisi sesuai musimnya.

Kata dr Zaidul Akbar, bubuk putih yang menempel di kulit anggur kebanyakan mengandung sulfur, terutama pada buah anggur impor.

Hal tersebut disampaikan dr Zaidul Akbar yang kerap memberi tips hidup sehat dalam kajian dakwahnya yang ditayangkan melalui kanal YouTube Bisikan.com, dikutip Serambinews.com, Selasa (5/11/2024).

Baca juga: Konsumsi Tomat dan Bayam Kukus dapat Mencegah Kanker Prostat, Ini Resepnya Kata dr Zaidul Akbar

 

"Anggur itu salah satu produk Al-Qur'an, tapi masalahnya banyak anggur zaman sekarang sulfur kebanyakan, jadi dia putih putih itu biasanya sulfurnya itu," kata dr Zaidul Akbar.

Lantas, bagaimana cara menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur? Simak berikut penjelasan dr Zaidul Akbar.

Lebih lanjut kata dia, bubuk putih yang menempel pada buah anggur tidak dapat dihilangkan hanya dengan menggunakan air saja.

"Dan itu tidak bisa Anda cuci dan hilangkan dengan dicuci pakai air biasa," tutur alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini.

Dokter yang dikenal lewat konsep Jurus Sehat Rasulullah (JSR) yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai 'role model' ini menyarankan menggunakan cuka apel atau merendamnya dalam air yang pH alkalinya tinggi untuk menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur.

"Anda harus rendam dalam air yang ph alkali tinggi atau cuka apel baru hilang dia," lanjut dr Zaidul Akbar.

Baca juga: Sering Dihindari, Benarkah Penderita Asam Urat Tak Boleh Makan Tahu Tempe? Ini Kata dr Zaidul Akbar

 

Begitu juga dengan buah apel, terutama apel impor.

Kata dr Zaidul Akbar, kulit pada apel impor rata-rata mengandung wax atau lilin. Wax ini dinilai tidak baik untuk pencernaan.

"Termasuk juga kalau Anda suka makan apel, apel itu jangan makan sama kulitnya kalau apel impor. Kulitnya ada lilinnya wax, wax itu bikin  berat nanti di pencernaan," katanya.

Lilin pada kulit apel tidak bisa hilang apabila hanya dibersihkan menggunakan air saja.

Sebagaimana saran dr Zaidul Akbar, Anda harus mencuci apel menggunakan air cuka yang dipanaskan lalu tuangkan pada buah apel.

Cara ini dinilai dapat menghilangkan kandungan lilin yang menempel pada kulit apel.

Baca juga: Suka Makan Tahu dan Tempe tapi Punya Riwayat Asam Urat, Ini Saran dr Zaidul Akbar

 

"Kalau mau dibersihkan itu Anda bisa pakai air cuka yang dipanasakan lalu Anda tuangkan ke apel tadi, nanti dia akan rontok tuh lilinnya," sambungnya.

Sebagai solusi yang jauh lebih sehat, dr Zaidul Akbar menyarankan sebaiknya mengonsumsi buah lokal saja daripada mengonsumsi buah impor mengingat lebih banyak mengandung pengawet.

"Buah-buahan jadi kalau bisa makan buah lokal sajalah," pungkas dr Zaidul Akbar.

Heboh Anggur Shine Muscat Mengandung Pestisida, dr Zaidul Akbar Beri Pesan Menohok untuk Masyarakat

Buah anggur shine muscat saat ini menjadi isu viral usai ditemukan residu kimia berbahaya di dalamnya bahkan melebihi batas aman yang ditetapkan.

Menurut laporan Kompas.com pada Selasa (29/10/2024), hasil pengujian Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) bersama Dewan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) menunjukkan kandungan residu kimia dalam anggur Shine Muscat tersebut melebihi batas aman yang ditetapkan.

Penemuan ini terjadi pada Kamis (24/10/2024), di mana para pihak berwenang Thailand mengimbau konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk buah impor.

Thai-PAN menyebutkan bahwa residu kimia berlebihan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi konsumen jika dikonsumsi dalam jangka panjang. 

Saat ini, FDA Thailand sedang mengkaji kemungkinan pemberlakuan pembatasan impor untuk anggur Shine Muscat dari China hingga standar keamanan pangan terpenuhi. 

Penemuan ini memicu kekhawatiran akan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi buah impor tersebut. 

Thai-PAN menyebutkan bahwa residu kimia berlebihan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi konsumen jika dikonsumsi dalam jangka panjang. 

Di tengah hebohnya kasus anggur muscat usai penemuan pestisida, ahli kesehatan sekaligus pendakwah dr Zaidul Akbar merespons kabar ini dengan mengajak masyarakat untuk kembali ke buah-buahan lokal yang alami, jauh lebih sehat dan tidak melibatkan intervensi sintetik dan rekayasa.  
 
Menurutnya, alam telah menyediakan apa yang dibutuhkan manusia dengan aman dan seimbang.

"Yang dari alam ciptaan Allah tanpa ada intervensi manusia dengan segala kecanggihan sintetik dan rekayasanya, jauh lebih aman dan baik," ujar Zaidul Akbar dikutip Serambinews.com melalui akun Instagram pribadinya @zaidulakbar, Rabu (30/10/2024). 

Menurut dr Zaidul Akbar, jika suatu produk dibuat dengan intervensi manusia, maka akan sangat memerlukan intervensi manusia dari berbagai hal sehingga berlimpah lah segala yang diperlukan untuk mempertahankan kestabilan buatan manusia tersebut

"Kelapa misalnya, dia cepat basi kalo abis dibuka, kalau dibuka ya langsung diminum, klo ga diminum ya biarin aja, kembali ke alam utk bersiklus, kl gada kelapa ya ga usah minum, simpel kan," ungkapnya.

dr Zaidul pun menyarankan masyarakat untuk memilih buah-buahan lokal yang mudah didapat dan tumbuh alami di sekitar lingkungan, seperti rambutan kampung, pepaya, mangga, pisang, dan markisa. 

Kalau tidak dapat buah tersebut, lebih baik berpuasa, sarannya.

Selain itu sambung dr Zaidul Akbar, Indonesia merupakan negara yang kaya akan buah-buahan pada setiap musimnya.

Misalnya, ketika masuk musim mangga, makanlah mangga.

Saat musim manggis, makanlah manggis. Menurutnya, setiap musim ini alam menyediakan buah-buahan dengan nutrisinya masing-masing untuk kebutuhan hidup manusia.

Jika dikaitkan dengan kasus anggur Shine Muscat, sekiranya menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk makanan yang dikonsumsi.

"Setiap musim buah itu kayaknya menurut saya seperti Allah ingin menyuplai tubuh kita dengan nutrisi-nutrisi yang diperlukan saat buah itu lagi musim, pindah musim ya spt beda nutrisi lagi, lagi musim mangga ya makan mangga, musim manggis ya makan manggis, gitu ajalah," timpalnya.

Selain mengutamakan buah lokal yang tumbuh tanpa campur tangan kimia berlebih, dr Zaidul Akbar menyarankan kita untuk bersyukur dengan sumber daya alam yang melimpah di negeri sendiri. 

"Negeri kita berlimpah buah yang tumbuh dimana mana.. tanpa diapa2in jg, tumbuh aja, ya kan," tambahnya.

Dalam unggahan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dr Zaidul Akbar mengingatkan masyarakat bahwa pentingnya kembali ke alam dan menikmati hasil bumi lokal yang alami dan jauh lebih sehat, serta menjauhi produk yang berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved