Video

VIDEO Kolonel Zionis Sebut Pasukan Lebanon Punya Operasi Canggih,IDF Rugi Besar usai Lawan Hizbullah

Militer Israel disebut mengalami kerugian besar usai pasukannya bertempur melawan pejuang pembela kemerdekaan Palestina, Hizbullah.

Editor: Muhammad Aziz

SERAMBINEWS.COM - Militer Israel disebut mengalami kerugian besar usai pasukannya bertempur melawan pejuang pembela kemerdekaan Palestina, Hizbullah.

Hal itu dikatakan oleh Pakar Keamanan dan Kolonel Cadangan di tentara Israel (IDF), Kobi Marom

Dirinya mengakui mengakui bahwa Tel Aviv, meski bertempur di tujuh garis depan, tidak memiliki strategi militer yang solid.

Mengutip Channel 12, pihaknya juga menyampaikan bahwa militer Israel tidak memiliki mekanisme yang jelas dalam penyelesaian pertempuran.

Dikatakannya, militer Israel memang menghadapi pertempuran menantang di Lebanon.

Keadaan rumit yang tengah dihadapi tentara zionis, diakuinya lantaran adanya operasi canggih dari pihak lawan.

Kolonel cadangan itu mengatakan juga bahwa sistem komando dan kontrol Hizbullah sedang ditingkatkan, bersama dengan formasi tembakannya.

Dirinya juga menekankan bahwa hal ini terjadi di tengah evakuasi unit permukiman dan gangguan terhadap aktivitas komersial.

Media Israel melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel yang menjabat pada saat itu, Yoav Gallant, dan Kepala Staf Israel, Herzi Halevi, menekan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menyegel kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Hal ini mereka lakukan karena banyaknya korban di pihak Israel.

Mengutip The Jerusalem Post, disebutkan bahwa tentara pendudukan Israel ingin bergerak menuju gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, mengingat tingginya jumlah korban di kalangan tentara Israel.

Korban dari pihak Israel berjatuhan lantaran perlawanan Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon yang kuat di kedua front dan prospek suram untuk mencapai keuntungan militer Israel.

Menurut laporan Gallant dan Halevi juga telah mendesak Netanyahu untuk bekerja sama mencapai kesepakatan guna mengamankan pemulangan 101 tawanan Israel, hidup atau mati, dari Jalur Gaza.   

Waktu sangat penting untuk memulangkan para sandera, yang saat ini disetujui oleh sebagian besar pejabat Israel.

Perkembangan yang terjadi ini bertepatan dengan konfirmasi Radio Angkatan Darat Israel bahwa 87 warga Israel tewas pada bulan Oktober.

64 di antaranya adalah perwira, tentara dan personel keamanan dan sisanya adalah pemukim ilegal.(*)

VO: Siti Masyithah
EV: Muhammad Aziz

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved