Konflik Rusia vs Ukraina
Vladimir Putin Klaim Ukraina Kehilangan Hampir 30.000 Prajurit Dalam Tiga Bulan, Menderita di Kursk
Ia mengatakan lebih 30.000 prajurit Ukraina tewas dalam peperangan selama tiga bulan sejak bulan Agustus.
SERAMBINEWS.COM -- Serangan ke Kursk justru menjadi bumerang bagi Ukraina. Pasukan khusus dan infanterinya menderita di wilayah perbatasan tersebut.
Hal ini dikatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Forum Valdai dikutip dari Russia Today, Jumat (8/11/2024).
Ia mengatakan lebih 30.000 prajurit Ukraina tewas dalam peperangan selama tiga bulan sejak bulan Agustus.
Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan kerugian Ukraina mencapai 29.600 korban, 184 tank, 106 kendaraan tempur infanteri, lebih dari 1.000 kendaraan lapis baja, dan sejumlah besar persenjataan berat lainnya, termasuk 26 kendaraan teknik militer.
"Lihat saja apa yang terjadi sekarang di garis depan. Mereka menyerbu Wilayah Kursk, kerugian mereka sangat besar - hanya dalam tiga bulan pertempuran, rezim Kiev menderita lebih banyak korban daripada sepanjang tahun lalu: Lebih dari 30.000," kata Putin pada pertemuan tahunan ke-21 Klub Diskusi Internasional Valdai di Sochi, Kamis kemarin.
Ia menambahkan bahwa rakyat Ukraina membayar "harga yang sangat mahal" atas keputusan Kiev untuk menuruti perintah Washington.
Kiev melancarkan serangan ke wilayah tersebut pada tanggal 6 Agustus, mengerahkan beberapa unitnya yang paling lengkap. Serangan itu dikekang oleh Rusia dan terus dipukul mundur, sambil menderita kerugian besar, menurut Moskow.
Putin menambahkan bahwa keputusan untuk menyerang Kursk tidak masuk akal secara militer dan ditentukan oleh "pertimbangan politik" murni yang dipaksakan pada Kiev oleh sponsor "luar negeri"-nya.
"Mengapa mereka duduk di sana, menanggung kerugian seperti itu? Karena mereka diperintahkan untuk bertahan dengan cara apa pun, setidaknya sampai pemilihan AS, untuk menunjukkan bahwa semua upaya pemerintahan Demokrat untuk mendukung Ukraina tidak sia-sia," kata pemimpin Rusia itu.
"Itulah harganya. Tragedi yang mengerikan baik bagi rakyat Ukraina maupun bagi tentara Ukraina."
Serangan Ukraina telah menimbulkan kerugian besar bagi Kiev, tidak hanya dalam hal tenaga kerja tetapi juga terkait dengan menipisnya persediaan senjata yang dipasok Barat.
Sementara Rusia sendiri kini di atas angin dengan masuknya pasukan dari Korea Utara. Barat menyebutkan bahwa Rusia mendatangkan tidak kurang dari 11.000 pasukan dari Pyongyang dan kini telah ditempatkan di Kursk.
Baca juga: Tentara Korea Utara Disebut Banyak yang Tewas Dihajar Tembakan Pasukan Ukraina di Kursk Rusia
Zelenskyy Akui Pertempuran antara Tentara Korea Utara dan Ukraina di Kursk Memakan Korban Jiwa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa telah terjadi pertempuran antara tentara Korea Utara dan Ukraina di Kursk.
Pada Kamis (7/11/2024), Zelenskyy mengonfirmasikan pertempuran tersebut telah memakan korban jiwa.
Zelenskyy mengatakan sekitar 11.000 tentara Korea Utara sudah berada di wilayah tersebut.
“11.000 tentara Korea Utara saat ini telah berada di wilayah Federasi Rusia yang berbatasan dengan Ukraina di sebelah utara negara kami di wilayah Kursk,” kata Zelensky dalam pertemuan Komunitas Politik Eropa dilansir dari CNN Internasional.
“Sejumlah tentara ini memang sudah ambil bagian dalam permusuhan terhadap militer Ukraina. Ya, sudah ada kekalahan, ini faktanya,” ujarnya.
Namun, Zelenskyy tak mengungkapkan pihak mana yang mengalami kekalahan.
Pada awal pekan ini, The New York Times mengungkapkan bahwa sejumlah tentara Korea Utara terbunuh dalam pertempuran terbatas dengan Rusia, dan tentara Ukraina.
Pengumuman ini tejadi ketika Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mempertimbangkan bagaimana menanggapi meningkatnya kemitraan militer antara Moskow dan Pyongyang.
Pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengungkapkan adanya pengiriman 10.000 tentara Korea Utara ke Rusia.
Mereka diyakini bakal digunakan untuk berperang melawan Ukraina.
Sementara itu, Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina mengatakan Moskow terus melepaskan gelombang serangan drone ke kota-kota di Ukraina.
Mereka juga menembakkan drone pengecoh tanpa hulu ledak untuk membingungkan pertahanan udara Ukraina.
Zelenskyy sendiri telah memperingatkan sejak musim gugur, Moskow mulai meningkatkan serangan menggunakan drone Shahed buatan Iran.
Di Budapest, Zelenskyy menegaskan pemimpin dunia tak cukup keras mendengar permintaannya menggunakan senjata jarak jauh.
Ia menegaskan saat ini tengah menghadapi gelombang baru eskalasi yang melibatkan tentara dari negara lain untuk berperang melawan Ukraina.
Baca juga: Markas Judi Online di Cengkareng Digerebek, 8 Orang Ditangkap, Perputaran Uang Rp21 Miliar per Hari
Baca juga: VIDEO Rudal Baru Hizbullah "Fateh 1" Gempur Pangkalan Militer Israel Dekat Tel Aviv, Hancurkan Mobil
Baca juga: Usai Dipecat, Yoav Gallant Bongkar Fakta Mengejutkan PM Israel Benjamin Netanyahu
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Ukraina Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia Buk-M3 Senilai Rp655 Miliar |
![]() |
---|
Serangan Rudal dan Drone Rusia Hancurkan Kiev, 14 Orang Tewas, Kantor Uni Eropa Rusak |
![]() |
---|
Serangan Udara Besar-besaran Rusia ke Ukraina, Kerahkan Hampir 600 Drone dan Hantam Pabrik AS |
![]() |
---|
Zelensky Melunak di Depan Donald Trump: Bukan Gencatan Sementara, Tapi Perdamaian Abadi |
![]() |
---|
Zelensky Melunak, Lima Poin Penting Pertemuan Presiden Ukraina, AS dan Pemimpin Eropa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.