Peristiwa

Fauka Noor Farid Ungkap Isi Surat yang Ditulis Prabowo Tahun 1998: Merinding Saya

 Fauka Noor Farid, mantan anggota Tim Mawar Kopassus TNI Angkatan Darat (AD) mengungkap isi surat yang ditulis oleh Prabowo Subianto pada tahun 1998.

|
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
Youtube SERAMBINEWS.COM
Fauka Noor Farid saat menjadi narasumber podcast Serambi Spotlight di kanal YouTube Serambinews.com dengan judul "PILKADA ACEH DAN PRABOWO SUBIANTO", Sabtu (16/11/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Fauka Noor Farid, mantan anggota Tim Mawar Kopassus TNI Angkatan Darat (AD) mengungkap isi surat yang ditulis oleh Prabowo Subianto pada tahun 1998 yang ditujukan kepada tiga jenderal. 

Dimana dalam isi surat tersebut Prabowo Subianto rela mengorbankan dirinya sendiri daripada harus mengorbankan Kopassus dan TNI.

"Kalau memang harus ada korban, korbankanlah Prabowo Subianto, jangan korbankan Kopassus dan TNI".

Isi surat yang ditulis Prabowo Subianto itu diungkap oleh Fauka Noor Farid saat menjadi narasumber Podcast Serambi Spotlight di kanal YouTube Serambinews.com, Sabtu (16/11/2024).

Awal Kedekatan Fauka dan Prabowo 

Fauka menceritakan, awal mulanya dia bisa mengenal Prabowo. Dimulai pada tahun 1992, Fauka pada saat itu baru saja lulus dari Akademi Militer.

Prabowo yang saat itu masih menjabat sebagai komandan Pusat Pendidikan (Pusdik) Kopassus dengan pangkat Kolonel, datang ke Pussenif untuk menyeleksi Perwira Muda yang bisa bergabung ke Kopassus.

Fauka adalah salah satu yang terpilih dalam seleksi tersebut.

"Beliau (Pravowo) datang ke Pussenif, kami baru lulus AKABRI dan habis sarjab, waktu itu beliau ke sana untuk menyeleksi siapa-siaapa perwira muda yang mau masuk Kopassus tahun 1993. Jadi tahun 1993 saya ikut pendidikan Kopassus dan langsung ikut beliau, terus sampai sekarang," ujar Fauka.

Dari awal pertemuan itulah yang kini membuat Prabowo dekat dengan Fauka meski ia adalah juniornya.

Sejak 1993-2024, keduanya telah 31 tahun bersama, Fauka mengaku bangga dengan sosok Prabowo dan ada banyak sikap yang menurutnya perlu dicontoh.

Fauka juga menuturkan, Prabowo merupakan sosok yang mempunyai rasa menolong yang tinggi.

Tak heran saat ini Prabowo banyak menolong para junior dan seniornya untuk mendapatkan jabatan tertentu. 

"Beliau sangat baik dengan junior dan seniornya, banyak yang diperjuangakan untuk menjadi orang lah menjadi pejabat, jiwanya memang beliau dari dulu penolong," tambahnya.

Sikap Patriotisme dan Nasionalisme Prabowo

Saat ditanyakan terkait hal apa yang paling disukai dari Prabowo, Fauka mengatakan bahwa ia menyukai sikap negarawan, nasionalisme, dan patriotisme yang tinggi dimiliki oleh Prabowo.

Ia menceritakan, selama dirinya berada di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus Batujajar Bandung, Fauka kerap melihat sikap Prabowo yang langsung mengambil sikap sempurna saat momen pengibaran bendera merah putih, meskipun saat itu ia berada di dalam rumah. 

"Tiap pagi kan ada pengibaran bendera merah putih, jadi kalau pada saat itu pengibaran bendera Merah Putih dan beliau masih di dalam rumah, masih pakai celana pendek dan kaos, begitu dengar pengibaran bendera, langsung sikap sempurna dan hormat, itulah rasa nasionalisnya," ujarnya.

Dijadikan Kambing Hitam - Isi Surat yang Rela Korbankan Diri Sendiri

Selain memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, Prabowo merupakan sosok patriot di mata Fauka.

"Patriotisme, seorang patriot di sini adalah pejuang, mengorbankan segala tenaga, pikiran, materi dan segalanya lah," tambahnya. 

Ada kisah tersendiri mengapa Fauka menyebut Prabowo sebagai sosok patriot. 

Kisah tersebut bermula pada tahun 1998 di saat Probowo dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok.

Prabowo kemudian menuliskan sebuah surat yang dimana isi surat tersebut Prabowo rela mengorbankan dirinya sendiri, untuk menyelamatkan Kopassus dan TNI.

"Kenapa saya bilang beliau ini seorang yang patriotisme, itu pada tahun 98 waktu itu, waktu beliau dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok, beliau sempat menulis surat dan ini saya saksi hidup," katanya. 

Prabowo yang sempat menjadi bagian dari Keluarga Cendana karena merupakan mantan menantu dari Presiden RI ke-2, Soeharto.

Pada saat itu di pagi hari, Prabowo mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Ia turun dari lantai dua rumahnya untuk menulis sebuah surat.

Dengan membawa selembar kertas HVS dan sebuah pulpen, Prabowo memanggil Fauka untuk menemaninya menulis surat tersebut. 

"Waktu itu beliau membawa kertas HVS dan pulpen beliau bilang 'Fauka saya mau nulis surat, kamu duduk'". 

Keduanya pun duduk di karpet lantai dengan sebuah meja pendek yang kemudian dijadikan tempat untuk menulis surat.

Prabowo mengatakan bahwa surat tersebut ditujukan kepada tiga jenderal.

"Waktu itu beliau (Prabowo) bilang buat surat untuk Panglima TNI, Kasospol Fakhrurozi, dan Menhan Wiranto".

Fauka diminta khusus oleh Prabowo untuk mengoreksi surat tersebut meski di dalam hatinya terlintas merasa tidak pantas mengoreksi surat milik seorang Letnan Jenderal.

Usai surat selesai ditulis Prabowo, Fauka membaca isinya dan merasa merinding kala itu.

Surat tersebut berisi tentang Prabowo yang rela mengorbankan dirinya sendiri daripada mengorbankan Kopassus dan TNI.

"Yang paling penting pokok yang saya baca beliau tulis 'korbankanlah saya seorang diri, Prabowo Subianto, jangan korbankan TNI ataupun kopasus karena ini adalah milik bangsa, milik rakyat Indonesia' saya langsung merinding dan menjadi saksi hidup.

Itulah poin penting kenapa beliau seorang patriotisme, mau mengorbankan segala jiwa raga, pangkat, pikrian, tenaga, semuanya agar negara aman. Makanya karena itulah saya mengikuti beliau terus, karena dia seorang pemimpin , harus saya lindungi," pungkasnya. 

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved