Internasional
Miliarder India Gautam Adani Dituntut di AS atas Skema Suap Senilai 265 Juta Dolar
Tuduhan ini menambah panjang deretan kontroversi yang membayangi perjalanan bisnisnya yang sangat cepat dan penuh gejolak.
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM- Gautam Adani, salah satu orang terkaya di India dan pemimpin konglomerat Adani Group, sedang menghadapi tuduhan besar di Amerika Serikat terkait skema suap senilai $265 juta.
Tuduhan ini menambah panjang deretan kontroversi yang membayangi perjalanan bisnisnya yang sangat cepat dan penuh gejolak.
Dilansir dari kantor berita Reuters pada Kamis (21/11/2024), Ia berasal dari keluarga kelas menengah yang berfokus pada industri tekstil, dan sejak usia muda, ia menunjukkan ambisi besar dalam dunia bisnis.
Adani memulai bisnisnya pada tahun 1988 dengan berdagang komoditas, yang menjadi cikal bakal berdirinya Adani Group.
Dalam waktu relatif singkat, Adani Group berkembang pesat dan kini memiliki beragam bisnis, mulai dari sektor energi, pelabuhan, hingga real estat.
Pada satu titik, Adani bahkan sempat menjadi orang terkaya di dunia, melampaui Elon Musk, CEO Tesla. Meskipun demikian, pada tahun 2023, setelah terjadinya beberapa skandal dan penurunan nilai pasar, ia kini berada di peringkat 25 orang terkaya dunia dengan kekayaan sekitar $57,6 miliar menurut Forbes.
Pada tahun 2023, Adani kembali menjadi sorotan setelah tuduhan suap di Amerika Serikat muncul. U.S. prosecutors mengindikasikan bahwa Adani terlibat dalam skema suap senilai $265 juta yang melibatkan pejabat pemerintah India untuk mendapatkan kontrak pasokan listrik.
Dalam penyelidikan ini, Adani dan beberapa eksekutif lainnya didakwa dengan penipuan sekuritas dan konspirasi penipuan. Skema ini bertujuan untuk menghasilkan keuntungan $2 miliar selama 20 tahun, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India.
Tuduhan ini datang setelah Hindenburg Research, sebuah perusahaan riset yang dikenal dengan aktivitas short selling, merilis laporan pada awal 2023 yang menuduh Adani Group menggunakan tempat pajak luar negeri secara tidak sah.
Meskipun Adani membantah tuduhan ini, laporan tersebut menyebabkan nilai saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Adani anjlok.
Setelah terungkapnya tuduhan ini, saham Adani Green Energy, yang terlibat langsung dalam kasus suap ini, turun drastis 16 persen. Saham beberapa perusahaan Adani lainnya, termasuk Adani Enterprises, juga jatuh lebih dari 10 persen.
Total kehilangan nilai pasar grup Adani pada hari itu mencapai $20 miliar, sebuah penurunan besar dari nilai pasar sebelumnya yang mencapai $235 miliar.
U.S. federal prosecutors menyatakan bahwa Gautam Adani dan eksekutif lainnya setuju untuk membayar suap kepada pejabat India agar dapat memperoleh kontrak besar.
Mereka juga dituduh menutupi korupsi ini dari pemberi pinjaman dan investor, mengumpulkan lebih dari $3 miliar dalam pinjaman dan obligasi.
Proyek besar yang dipertaruhkan termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India.
Sebagai akibatnya, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan oleh pihak berwenang AS untuk Adani dan keponakannya, Sagar Adani, yang juga terlibat dalam skema ini.
Saat ini, pihak berwenang AS sedang berupaya untuk mengeksekusi surat perintah penangkapan ini dengan bekerja sama dengan otoritas India, mengingat India dan AS memiliki perjanjian ekstradisi.
Adani Group membantah semua tuduhan ini dan berencana untuk menggunakan jalur hukum untuk membatalkan dakwaan yang diajukan terhadapnya.
Meskipun demikian, skandal ini telah menyebabkan kerugian besar bagi grup Adani dan meningkatkan ketegangan politik di India, dengan lawan politik Modi menuduh adanya hubungan istimewa antara Adani dan pemerintah India, khususnya Perdana Menteri Narendra Modi yang berasal dari negara bagian Gujarat yang sama dengan Adani.
Kontroversi yang melibatkan Adani Group tidak hanya terbatas pada tuduhan suap di AS. Di India, grup ini telah menghadapi kritik keras terkait kebijakan pemerintah yang dianggap mendukung Adani, termasuk pemberian kontrak besar-besaran untuk mengelola pelabuhan dan proyek infrastruktur lainnya.
Meskipun demikian, baik Modi maupun Adani telah membantah adanya salah kelola atau favoritisme dalam kebijakan pemerintah.
Bahkan dalam kasus ini, beberapa orang yang terlibat dalam skema suap ini disebut menggunakan nama panggilan seperti "Numero uno" atau "the big man" untuk merujuk kepada Gautam Adani, menunjukkan betapa besar pengaruh yang dimilikinya dalam bisnis dan politik.
Selain itu, disebutkan juga bahwa Sagar Adani, keponakan Gautam, terlibat langsung dalam pelacakan rincian suap tersebut.
Meskipun saat ini Gautam Adani sedang terjebak dalam berbagai kontroversi, ia masih merupakan salah satu pengusaha paling berpengaruh di India dan dunia.
Di tengah skandal ini, banyak yang mempertanyakan apakah Adani akan mampu pulih dan mempertahankan pengaruhnya di dunia bisnis global.
Namun, sebagian besar orang melihat bahwa jika Adani Group mampu keluar dari krisis ini, itu akan sangat bergantung pada bagaimana mereka menghadapinya di pengadilan dan bagaimana politik di India berkembang ke depannya.
Banyak juga yang memprediksi bahwa jika skandal ini tidak teratasi, itu bisa merusak reputasi Adani dan mempengaruhi daya tarik investor terhadap grupnya.
Sementara itu, meskipun banyak perusahaan dan investor besar telah mencabut dukungan mereka terhadap Adani, beberapa pihak tetap memantau perkembangan ini dengan penuh perhatian, terutama mengingat bahwa Adani telah membuat banyak investasi besar di luar negeri, termasuk di AS dan Israel.
Kasus yang melibatkan Gautam Adani adalah salah satu dari sekian banyak kontroversi yang melibatkan bisnis besar, kekuasaan, dan politik.
Tuduhan suap yang saat ini membelit Adani Group di AS menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi oleh pengusaha ini di kancah internasional.
Sementara itu, di India, ia tetap menjadi sosok yang kontroversial, dengan banyak pihak yang mempertanyakan hubungan dekatnya dengan pemerintah Modi.
Ke depan, apakah Adani mampu melewati badai ini atau justru mengalami keruntuhan, masih akan terus dipantau oleh dunia.(*)
AS-Rusia Memanas, Putin Pindahkan Empat Pesawat Pengebom Nuklir Lebih Dekat ke Eropa |
![]() |
---|
Proyek Ketahanan Pangan Aceh Dipresentasikan di Vietnam |
![]() |
---|
Rusia Ancam Lenyapkan AS dengan Nuklir, Trump Kerahkan 2 Kapal Selam Siaga |
![]() |
---|
Adidas Bakal Naik Harga? Imbas Tarif AS Harga Produk di Amerika Naik Hingga Rp3,5 Triliun |
![]() |
---|
Trump Ngamuk! Gugat Wall Street Journal Rp160 Triliun Gara-Gara Nama Dicatut di Kasus Epstein |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.