Luar Negeri

Kim Jong-Un Peringatkan Ulah Amerika Serikat Bisa Picu Perang Termonuklir Paling Merusak

Kim Jong-un juga menegaskan negosiasi dengan AS sebelumnya semakin menjelaskan agresivitas dan kbijakan bermusuhan terhadap Korea Utara.

Editor: Faisal Zamzami
Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan perang militer Korea Utara, Rabu (6/3/2024). 

SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperingatkan bahwa ulah Amerika Serikat (AS) seiring meningkatnya tensi global akan memicu perang termonuklir paling merusak.

Hal itu diungkapkan Kim Jong-un saat berbicara di eksebisi militer di Pyongyang, Jumat (22/11/2024).

Ia menegaskan bahwa semenanjung Korea tak pernah berada dalam risiko perang nuklir seperti saat ini.


Kim Jong-un juga menegaskan negosiasi dengan AS sebelumnya semakin menjelaskan agresivitas dan kbijakan bermusuhan terhadap Korea Utara.

Pernyataan Kim Jong-un itu muncul di tengah eskalasi tensi AS dengan Rusia, serta kecaman global yang diterima pemimpin Korea Utara itu karena mengerahkan lebih dari 10.000 tentaranya ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina.

“Semenanjung Korea tak pernah berada dalam situasi kritis seperti saat ini,” ujarnya seperti diungkapkan Kantor Berita Korea Utara KCNA dikutip dari Newsweek.

“Ada kemungkinan besar terjadinya perang termonuklir yang paling merusak di tengah konfrontasi yang sangat berbahaya antara pihak-pihak yang berperang,” tambahnya.

Kim Jong-un mengaku sudah melakukan segalanya dalam negosiasi bilateral dengan AS.

“Tetapi yang kami menyadari bahwa bukan keinginan negara super-power untuk hidup berdampingan dengan kami, tapi sikap menodminasi dan agresivitas yang tak berubah, serta kebijakan bermusuhan terhadap DPRK,” tuturnya.


Sementara itu, pada pernyataan gabungannya, Menteri Luar Negeri AS, Australia, Kanda, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Inggris dan Uni Eropa berbicara menentang pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia.

“Kami dengan istilah terkuat mengecam meningkatnya kerja sama militer antara DPRK dan Rusia, termasuk ekspor DPRK dan pengadaan rudal balitisk DPRK yang dilakukan Rusia secara tak sah dan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, serta penggunaan rudal dan amunisi terhadap Ukraina,” bunyi pernyataan mereka.

Rusia sendiri dilaporkan telah memberikan sistem pertahanan udara, serta jutaan barel minyak kepada Korea Utara, sebagai balasan pengiriman tentaranya untuk membantu Moskow.

Baca juga: Rusia Mengirimkan Jutaan Barel Minyak ke Korea Utara, yang Melanggar Sanksi Internasional

Korea Utara Kecam Latihan Militer AS di Korsel, Peringatkan Potensi Perang

 

Korea Utara pada Sabtu (23/11/2024) mengeluarkan kecaman keras terhadap Amerika Serikat (AS) dan sekutunya atas latihan militer bersama serta pengerahan aset militer di Semenanjung Korea. Pyongyang memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat memicu perang kapan saja.

Pernyataan resmi itu disampaikan oleh Kepala Kantor Informasi Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara melalui Kantor Berita Pusat Korea (KCNA). 

Mereka menuding AS dan sekutunya melakukan tindakan provokatif yang meningkatkan ketegangan di kawasan.

“Kami memperingatkan dengan tegas kepada AS dan pengikutnya yang bersikap bermusuhan terhadap DPRK (Democratic People's Republic of Korea) untuk segera menghentikan tindakan yang dapat memicu ketidakstabilan dan eskalasi konflik militer di Semenanjung Korea,” bunyi pernyataan tersebut dikutip dari Yonhap.

Ketegangan meningkat setelah Korea Selatan, AS, dan Jepang menggelar latihan militer trilateral Freedom Edge pada 13-15 November lalu di perairan internasional selatan Pulau Jeju, Korea Selatan. 


Latihan tersebut diklaim ketiga negara sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas kawasan.

Selain itu, pada Senin (18/11) lalu, kapal selam bertenaga nuklir AS, USS Columbia, tiba di pangkalan Angkatan Laut Busan, Korea Selatan.

Namun, langkah itu dinilai Pyongyang sebagai ancaman langsung terhadap keamanan negaranya.

Dalam pernyataan tambahan, Korea Utara menegaskan bahwa konstitusinya mewajibkan negara untuk mengambil langkah-langkah defensif demi melindungi keamanan nasional serta menjaga stabilitas strategis di kawasan.

“Tindakan militer AS yang menargetkan DPRK dapat memicu situasi perang nyata kapan saja,” tambah pernyataan tersebut. 

Baca juga: Kronologi Gubernur Bengkulu Rohidin dan Sejumlah Pejabat Terjaring OTT KPK, Kini Dibawa ke Jakarta

Baca juga: Naik Tajam di Akhir Pekan, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Minggu 24 November 2024

Baca juga: MTQ Lhokseumawe, Bagi Juara 1 & 2 Berpeluang Berlomba di Tingkat Provinsi

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved