8 Terduga Teroris Jaringan NII Ditangkap Densus, Mantan Anggota: Mereka Terus Melakukan Konsolidasi

Delapan tersangka itu ditangkap di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
NAA Komandan Jawatan (KJ) di Komando Perang Wilayah Besar (KPWB) III Sumatera ditangkap di Depan ATM BANK BRI Sigambal, Jl. H. M. Said No.310, Perdamean, Kec. Rantau Selatan, Kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2024) pukul 06.02 WIB. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri menangkap delapan terduga teroris yang merupakan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di empat provinsi pada Selasa (19/11/2024).

Delapan tersangka itu ditangkap di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.

Densus 88 menyita sejumlah barang bukti antara lain satu bundel materi kajian NII, satu bundel proklamasi NII, satu buku Daulah Islamiyah, dan satu bundel kertas berjudul Komandemen Tertinggi Angkatan Perang Negara Islam Indonesia. 

Mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan mengatakan penangkapan sejumlah anggota NII tersebut membuktikan kelompok radikal-teroris masih terus menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia.

Menurutnya, ancaman NII tidak pernah hilang bahkan dari kebanyakan kelompok teroris di Indonesia seperti Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), NII sebagai induk di Indonesia.

Ken berujar jaringan atau sel-sel NII masih aktif dan masih terus melakukan konsolidasi.

"Konsolidasi masih dilakukan jaringan NII di beberapa komandemen wilayah. Mereka juga masih melakukan konsolidasi di tingkat pimpinan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (29/11/2024).

Baca juga: Mantan Aktivis NII Buka Suara Tekait Ponpes Al Zaytun, Sebut Pusat Kaderisasi hingga Didoktrin

Pendiri NII Crisis Center mengungkap NII masih terus berkembang di sejumlah daerah yang mereka bagi dalam sembilan Komandemen Wilayah (KW). 

Pembagian wilayah itu meliputi daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. 

"Masing-masing daerah punya ciri khasnya. Mereka bergerak sesuai dengan kearifan lokal masing-masing," ucapnya.

Ken menambahkan anggota NII menggunakan strategi kamuflase atau membaur di tengah masyarakat dengan memakai kedok organisasi sosial sehingga tidak mudah diidentifikasi. 

"Mereka pintar sekali bermasyarakat, berkamuflase, dan menyembunyikan jati diri, sehingga masyarakat banyak yang tidak tahu bahwa ternyata paham-paham NII sudah menyebar di sekitar mereka," kata Ken.

Baca juga: 8 Tersangka Teroris Kelompok Negara Islam Indonesia Ditangkap Densus 88,

NII juga masih aktif merekrut anggota-anggota baru untuk mendukung tujuan mereka mendirikan negara Islam di Indonesia. 

"Semua orang berpotensi direkrut NII, tapi yang mereka utamakan adalah anak-anak muda. Pendekatannya lewat pertemanan dan kekeluargaan," ujar dia.

Diharapakan lembaga pemberantasan terorisme seperti Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI (Densus 88) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran paham NII di tengah masyarakat.

Selain tentunya mengamankan anggota-anggota NII.

"Sampai saat ini, yang dilakukan Densus 88 dan BNPT sudah bagus. Tapi mungkin perlu ditingkatkan dalam hal pencegahannya. Jadi, menurut saya, penyampaian konsep-konsep ke-Bhinneka-an dan konsep-konsep kebangsaan perlu ditingkatkan sampai ke level grassroot," ucap Ken.

Ia juga berharap masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran paham radikal NII di lingkungan tempat tinggal masing-masing. 

Salah satu caranya adalah membentengi diri dan menjauhkan diri dari sikap intoleran. 

Jika sudah ada bibit intoleran, misalnya yang berbeda dianggap kafir, menurutnya itu tahap pertama orang menjadi teroris.

 

Baca juga: Mabes Polri Pastikan 3 Terduga Teroris yang Ditangkap Anggota Kelompok Anshor Daulah Jawa Tengah

 

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melaksanakan penegakan hukum terhadap delapan tersangka teroris kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di beberapa wilayah di Indonesia.

Kedelapan tersangka di antaranya NAA, JN, ER, IS, SW, DYT, MA, dan SY.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan NAA ialah Komandan Jawatan (KJ) di Komando Perang Wilayah Besar (KPWB) III Sumatera.

NAA ditangkap di Depan ATM BANK BRI Sigambal, Jalan MH Said Nomor 310, Perdamean, Kecamatan  Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2024) pukul 06.02 WIB.

Tersangka JN merupakan Komandan Kompas B Imam Bonjol NII Fraksi MYT.

“JN ditangkap di depan Villa Elite Jalan Padang Luar - Maninjau, Kabupaten Agam Selasa (19/11/2024) pukul 15.10 WIB,” ucap Aswin dalam keterangan, Kamis (21/11/2024).

 
ER merupakan Bendahara Pok NII MYT Kompas B Imam Bonjol yang ditangkap di Jorong Lundang, Kenagarian Penampung, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Selasa (19/11/2024) pukul 15.09 WIB 

IS ialah Sekretaris NII Komando Perang Setempat (Kompas) Sumatera Barat ditangkap di Jl. Lampung, Kelurahan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (19/11/2024) pukul 15.03 WIB.

SW merupakan Milad NII KPWB Sumatera ditangkap di Padang Buli-Buli, Aur Kuning, Kec. Pasaman, Kab. Pasaman Barat, Selasa (19/11/2024) 15.50 WIB.

DYT ialah Kelompok NII Faksi MYT Menjabat sebagai Kepala Staf KPWB 3 (Komando Perang Wilayah Besar 3) Sumatera Raya ditangkap di Desa Triyoso RT/RW. 004/003 Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Prov. Sumatera Selatan Selas (19/11/2024) sekitar pukul 05.02 WIB.

MA merupakan Kelompok NII Faksi MYT yang menjabat sebagai Panglima KPWB 3 (Komando Perang Wilayah Besar 3) Sumatera Raya ditangkap di Desa Sido Rahayu Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan, Selasa (19/11/2024) pukul 06.45 WIB.

Dan SY selaku Imam NII faksi MYT dan KETUA KPSI (Komando Perang Seluruh Indonesia) ditangkap  di Kelurahan Ciisurupan-Cibiru Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, Selasa (19/11/2024) pukul 20.20 WIB.

Baca juga: Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jawa Tengah, Densus 88 Ungkap Peran Mereka

Sejumlah barang bukti disita antara lain sejumlah buku, tiga bundel kertas dengan judul "Ma'Rifatu Syahadatain", satu baju berwarna merah bertuliskan "Relawan" pada bagian belakang dan Logo bertuliskan "Gardah" pada bagian depan.

Sebundel kertas dengan Judul "Perjuangan Memperoleh Kedaulatan" dan satu bundel kertas dengan Judul "Memahami Konsep Politik Ketatanegaraan dan Konsep Gerakan Negara Karunia Allah Negara Islam Indonesia” dan beberapa lainnya.

“Kelompok teror/radikal akan terus berupaya menanamkan pengaruh dan pemikiran radikal kepada masyarakat melalui kegiatan terselubung,” ucap Aswin.

Pihaknya berharap masyarakat selalu waspada terhadap adanya penyebaran pengaruh radikal dengan memiliki kepekaan terhadap hal tersebut, menjaga diri, keluarga, dan lingkungan, serta menyampaikan kepada pihak berwenang apabila menemukan adanya penyebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara.

“Masyarakat hendaknya waspada dan mampu memilah agar tidak terpengaruh oleh propaganda serta paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara,” pungkasnya.

Baca juga: Peran Adhi Kismanto Tersangka Judol, Kendalikan Oknum ASN Komdigi Agar Tak Blokir Situs Judi Online

Baca juga: Ibu dan Anak Balitanya Tewas Bersimbah Darah di Pangkalpinang, Diduga Dibunuh, Suami Menghilang

Baca juga: Serangan Besar-besaran, Rusia Gunakan Rudal Langka Kh-55 untuk Lumpuhkan Pertahanan Udara Ukraina

 

Sudah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved