Prabowo Pangkas Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp 10.000 per Porsi: Sudah Cukup Layak

"Kita ingin Rp 15.000 (per porsi) tapi kondisi anggaran mungkin Rp 10.000 kita hitung untuk daerah-daerah itu cukup, cukup bermutu dan bergizi,"

Editor: Faisal Zamzami
Via Kompas.com
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato perdananya usai dilantik, Minggu (20/10/2024) di Gedung MPR. 

Ia tak menutup kemungkinan bakal ada subsidi silang dengan mengalihkan sisa anggaran dari daerah dengan biaya bahan pangan rendah ke daerah yang lebih mahal.

 "Mungkin ada yang kurang dari (Rp 15.000) itu, kelebihannya kita kirim ke daerah-daerah yang memang membutuhkan budget lebih. Jadi ditentukan di APBN per anak sekian. Tapi implementasinya tergantung dari pelaksanaan di daerah masing-masing," tutur dia.

Namun, Prabowo lantas menyampaikan bahwa anggaran makan siang menjadi Rp 10.000 per porsi.

 

Baca juga: Demi Penuhi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo, 46 Perusahaan RI Bakal Impor 1,3 Juta Sapi

Program Makan Bergizi Gratis Sasar 3 Juta Anak di Tiga Bulan Pertama

Program makan bergizi gratis bakal menyasar 3 juta anak pada tiga bulan pertama usai diimplementasikan pada awal tahun depan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, nantinya, jumlah anak yang menjadi sasaran program ini akan meningkat dua kali lipat setelah tiga bulan pertama.

 "Januari mungkin kita 3 juta anak, untuk 3 bulan pertama. (Tiga bulan berikutnya) kita tambah doubling," kata Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2024).

Dadan menuturkan, anggaran program makan bergizi gratis dipatok sebesar Rp 15.000 per anak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

 Namun praktiknya bersifat fleksibel menyesuaikan harga bahan pangan di daerah.

Ia menyatakan, pihaknya tidak membeli paket makanan seharga Rp 15.000, melainkan membeli bahan baku untuk dimasak sendiri.

Menunya pun akan disesuaikan dengan bahan pangan di daerah masing-masing.

"Hitungan APBN adalah Rp 15.000 per anak, tapi nanti kan fleksibel tergantung tingkat kemahalan di daerah," tuturnya.

Ia tak menutup kemungkinan bakal ada subsidi silang dengan mengalihkan sisa anggaran dari kota dengan biaya bahan pangan rendah ke kota yang lebih mahal.

"Mungkin ada yang kurang dari (Rp 15.000) itu, kelebihannya kita kirim ke daerah-daerah yang memang membutuhkan budget lebih. Jadi ditentukan di APBN per anak sekian. Tapi implementasinya tergantung dari pelaksanaan di daerah masing-masing," jelas Dadan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved