Kisah Inspiratif

Syukriadi, Guru Honor Dedikatif, 13 Tahun Mengajar di Pelosok Aceh Singkil, Begini Kisahnya

Penghargaan tersebut diberikan Kanwil Kementerian Agama atau Kemenag Provinsi Aceh pada peringatan Hari Guru Nasional di Asrama Haji Aceh, Banda Aceh

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Syukriadi, guru honor MTs Bunga Al-Qur'an Kota Baharu, Aceh Singkil, dinobatkan sebagai juara II Guru Dedikatif oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh tahun 2024. 

Penghargaan tersebut diberikan Kanwil Kementerian Agama atau Kemenag Provinsi Aceh pada peringatan Hari Guru Nasional di Asrama Haji Aceh, Banda Aceh, Kamis, 28 November 2024.

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Syukriadi, SPd, dinobatkan sebagai Juara II Guru Dedikatif Jenjang Madrasah Tsanawiyah tingkat Provinsi Aceh. 

Penghargaan tersebut diberikan Kanwil Kementerian Agama atau Kemenag Provinsi Aceh pada peringatan Hari Guru Nasional di Asrama Haji Aceh, Banda Aceh, Kamis, 28 November 2024.

Penghargaan tersebut layak menjadi inspirasi bagi guru lain. Bahwa menjadi pegawai honor tak jadi penghalang menjadi seorang guru yang mencerdaskan anak bangsa.

Syukriadi sudah lebih dari 13 tahun menjadi guru honor di MTs Bunga Al-Qur'an Kota Baharu. 

Selama belasan tahun itu, ia menempuh perjalanan panjang dipenuhi lubang, tanjakan curam, turunan tajam dan banjir saat musim hujan menuju lokasi mengajar dari tempat tinggalnya di Perumahan Rima Melati Gunung Lagan. 

Rintangan tersebut tidak mengurangi semangatnya untuk mendidik generasi anak bangsa.

Baca juga: Dijamu Sriwijaya, Persiraja Ingin Lanjutkan Tren Kemenangan Tandang

“Bagi saya, mengajar adalah kewajiban. Tidak ada alasan untuk menyerah,” ujar Syukriadi, Minggu (1/12/2024).

Bagi Syukriadi menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan hidup.

Tempat mengajar yang terletak di pelosok daerah dan jauh dari fasilitas modern, justru menjadi tempat Syukriadi menyalakan asa. 

Di tengah serba keterbatasan, ia tetap gigih mengajar dan memotivasi anak-anak untuk bermimpi besar.

“Mereka adalah harapan masa depan. Jika saya menyerah, bagaimana dengan mimpi anak-anak," ujarnya.

Penghargaan yang diterimanya bukan hanya miliknya, tetapi menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah pondasi utama bangsa. 

Baca juga: Rakyat Gaza Dibantai, Aliansi Rakyat Aceh Bela Palestina Gelar Aksi Solidaritas

Kisah Syukriadi mengajarkan bahwa dedikasi sejati tidak memandang lokasi atau situasi, tetapi dilandasi cinta terhadap ilmu dan semangat berbagi.

"Harapan saya semoga pengabdian kami yang di pelosok negeri ini diperhatikan, apalagi kami yang honor di madrasah swasta," kata Syukriadi menyampaikan asa.

Semoga kisah Syukriadi terus menginspirasi para guru untuk terus menyalakan cahaya pengetahuan, meski terhadang keterbatasan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved