Konflik Israel dan Palestina
Upayakan Gencatan Senjata dengan Israel, Hamas Ajak Diskusi Mesir, AS Yakin Bakal Berhasil
Philippe Lazzarini, Kepala UNRWA, menyatakan bahwa penghentian pengiriman ini adalah langkah yang sangat sulit
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM - Pada Minggu (1/12/2024), pemimpin Hamas melakukan pertemuan dengan pejabat keamanan Mesir di Kairo dalam upaya untuk mempercepat terjadinya gencatan senjata dalam perang Gaza yang telah berlangsung selama beberapa bulan.
Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, yang bekerja sama dengan Qatar, Mesir, dan Turki, untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran sandera.
Menurut dua sumber yang dekat dengan Hamas, pembicaraan ini merupakan yang pertama kalinya sejak pengumuman Amerika Serikat pada Rabu sebelumnya mengenai rencana untuk menghidupkan kembali usaha diplomatik yang telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
PM Israel Benjamin Netanyahu juga dijadwalkan untuk menggelar pembicaraan terkait masalah ini dengan pejabat keamanan Israel pada hari yang sama, meskipun hingga kini, Israel tetap berpegang pada persyaratannya bahwa perang ini akan berakhir hanya ketika Hamas tidak lagi menguasai Gaza dan ketika ancaman terhadap warga Israel dihentikan.
Menurut sumber dari pemerintah Israel, meskipun ada kemajuan yang dilaporkan mengenai potensi kesepakatan pertukaran sandera, Israel tidak akan mengubah syarat-syarat tersebut.
Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, menyatakan bahwa peluang tercapainya gencatan senjata dan kesepakatan mengenai sandera di Gaza kini lebih besar daripada sebelumnya.
Dalam wawancaranya dengan CNN pada hari Minggu, Sullivan mengatakan bahwa Hamas kini semakin terisolasi. Sumber-sumber yang dekat dengan situasi tersebut menyebutkan bahwa Hezbollah, yang sebelumnya sempat terlibat dalam konflik di sisi Hamas, kini tidak lagi aktif terlibat dalam pertempuran, sementara sekutu-sekutu Hamas di Iran juga sedang sibuk dengan masalah mereka sendiri di wilayah lain.
Meskipun demikian, Sullivan mengingatkan bahwa meskipun ada peluang, tidak ada jaminan kapan kesepakatan ini akan terwujud, mengingat banyaknya kegagalan dalam beberapa percakapan yang sebelumnya.
Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007, menyatakan bahwa mereka hanya akan setuju dengan gencatan senjata jika Israel menghentikan perang secara keseluruhan.
Namun, Israel berpendapat bahwa perang ini hanya akan berakhir ketika Hamas tidak lagi menjadi ancaman, baik melalui penguasaannya atas Gaza ataupun ancaman yang diberikan kepada Israel.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, juga mengindikasikan bahwa ada kemajuan dalam diskusi terkait pertukaran sandera, tetapi menegaskan bahwa Israel akan tetap mematuhi kondisinya mengenai penghapusan ancaman Hamas sebelum perang berakhir.
Hal ini menunjukkan adanya titik temu dalam negosiasi, meskipun berbagai kesulitan dan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak masih terus berlanjut.
Di tengah upaya diplomatik ini, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Pada Minggu, 3 Desember 2023, UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) terpaksa menghentikan pengiriman bantuan makanan dan obat-obatan melalui jalur Kerem Shalom, yang dikendalikan oleh Israel.
Keputusan ini diambil setelah adanya insiden perampokan terhadap truk pengiriman bantuan yang membawa bantuan kemanusiaan penting.
Philippe Lazzarini, Kepala UNRWA, menyatakan bahwa penghentian pengiriman ini adalah langkah yang sangat sulit, terutama saat kelaparan semakin mendalam di Gaza.
Lazzarini juga menegaskan bahwa Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi bantuan dan pekerja kemanusiaan di wilayah yang sedang diduduki ini, tetapi pihak Israel membantah klaim tersebut dan menyalahkan PBB atas ketidakefisienannya dalam mengelola pengiriman bantuan.
Kondisi ini semakin memperburuk situasi di Gaza, di mana jumlah korban jiwa akibat serangan udara Israel telah mencapai lebih dari 44.000 orang, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil.
Organisasi kemanusiaan dan lembaga internasional lainnya terus mengingatkan dunia akan pentingnya mengatasi krisis ini dengan segera, namun hingga kini bantuan yang diterima di Gaza masih terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan mendesak warga yang terperangkap dalam konflik ini.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan Israel, menyerang beberapa komunitas dan membunuh lebih dari 1.200 orang. Selain itu, Hamas juga berhasil menculik lebih dari 250 orang, yang kemudian menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya perang ini.
Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menyebabkan kerusakan parah di Gaza, dengan hampir seluruh wilayah Gaza hancur, dan banyak warga yang terpaksa mengungsi.
Pada hari Minggu, serangan udara Israel terus berlangsung, setidaknya 20 orang dilaporkan tewas dalam serangan terbaru ini, termasuk enam orang di kamp pengungsi Nuseirat dan tiga orang di Gaza City. Serangan udara Israel juga menyebabkan kematian dua anak di Khan Younis, yang terletak di bagian selatan Gaza.
Selain itu, empat orang lainnya tewas di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Pihak militer Israel mengklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk menghentikan pergerakan Hamas di Gaza, sementara pihak Palestina menuduh Israel berusaha untuk mengusir warga sipil dari utara Gaza melalui serangan udara dan paksaan evakuasi.
Perang ini telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar, baik di Gaza maupun Israel. Meski ada upaya diplomatik yang terus berlangsung, gencatan senjata yang komprehensif masih sulit tercapai. Perundingan antara Hamas, Israel, dan pihak internasional terus berlanjut, namun tantangan besar tetap ada, baik dari segi politik, militansi, dan masalah kemanusiaan yang semakin mendalam.
Masyarakat internasional berharap agar dialog terus berlanjut demi meringankan penderitaan warga sipil dan mengurangi eskalasi konflik lebih lanjut.(*)
Donald Trump Klaim Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Desak Hamas Terima Kesepakatan |
![]() |
---|
Temuan Pil Diduga Narkoba di Karung Tepung Bantuan AS, Otoritas Gaza Sebut Bentuk Serangan Langsung |
![]() |
---|
Lokasi Bantuan Jadi 'Perangkap Maut', 549 Warga Gaza Tewas Ditembak |
![]() |
---|
Israel Kembali Bombardir Gaza, 71 Warga Palestina Tewas di Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 |
![]() |
---|
Konflik Memanas! Iran Tolak Negosiasi Nuklir di Tengah Serangan Israel, Ketegangan Global Meningkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.