Breaking News

Info Kesehatan Aceh

Ini Gejala dan Bahaya Difteri, Penyakit Menular yang Menyerang Tenggorokan dan Pernapasan

Pada 2017, difteri juga menjadi permasalahan yang cukup serius di Indonesia, dimana beberapa daerah ditetapkan berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa)

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
zoom-inlihat foto Ini Gejala dan Bahaya Difteri, Penyakit Menular yang Menyerang Tenggorokan dan Pernapasan
for Serambinews.com
Difteri3

1. Sakit tenggorokan

2. Suara serak

3. Batuk

4. Pilek

5. Demam

6. Menggigil

7. Lemas

8. Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Komplikasi Difteri

Penyakit difteri juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi.

Bakteri penyebab difteri menghasilkan racun yang bisa merusak jaringan di hidung dan tenggorokan, hingga menyumbat saluran pernapasan.

Racun tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah dan menyerang berbagai organ.

Baca juga: Kepala Dinkes Aceh: Kami Komit Meminimalisir Angka Stunting di Aceh

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :

1. Radang otot jantung (miokarditis).

2. Pneumonia atau infeksi paru-paru.

3. Gagal ginjal

4. Kerusakan saraf

5. Kelumpuhan.

Pencegahan difteri

Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya.

Namun satu-satunya pencegahan difteri yang diyakini paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri.

Di Indonesia, vaksin difteri adalah salah satu vaksinasi wajib yang diberikan untuk balita ketika melakukan imunisasi.

Pada anak-anak, vaksin difteri diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi dengan vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis), atau disebut imunisasi DPT.

Imunisasi DPT sudah termasuk ke dalam program nasional imunisasi dasar lengkap yang diberikan pada anak sejak usia 2, 3, 4, dan 18 bulan, serta usia 5 tahun.

Tiga dosis imunisasi dasar vaksin DPT-HB-Hib diberikan ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan, untuk melindungi tubuh dari penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia yang disebabkan oleh Haemophylus influenzae tipe B.

Baca juga: Cegah dan Penurunan Stunting di Aceh Libatkan Lintas Agama

Imunisasi lanjutan juga akan diberikan saat anak berusia 18 bulan.

Selanjutnya, pemberian vaksin difteri lanjutan dalam bentuk Td (kombinasi tetanus dan difteri), dilakukan pada anak ketika beranjak sekolah dasar yaitu pada bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

"Salah satu faktor risiko (difteri.red) adalah orang yang tidak lengkap imunisasinya," ujar Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes dr Ngabila Salama dalam gelar wicara terkait difteri yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (9/10/2023), dikutip dari Antara.

"Imunisasi adalah cara mudah dan gratis untuk mencegah 30 penyakit menular dan wabah, dengan efektivitas di atas 95 persen," tambahnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved