Presiden Korea Selatan Umumkan Darurat Militer, Ini Penyebabnya

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12/2024) mengumumkan darurat militer untuk melindungi negara dari kekuatan komunis.

Editor: Faisal Zamzami
KIM Min-Hee/POOL/AFP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan pidato dalam upacara merayakan Hari Pembebasan Nasional Korea ke-79 di Pusat Seni Pertunjukan Sejong di Seoul, Korea Selatan, Kamis (15/8/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12/2024) mengumumkan darurat militer untuk melindungi negara dari kekuatan komunis.

Pengumuman darurat militer ini dilakukan di tengah pertikaian parlemen mengenai rancangan undang-undang anggaran.

"Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara... Dengan ini saya mengumumkan darurat militer," kata Yoon dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi kepada rakyat, dikutip dari kantor berita AFP.

"Tanpa memperhatikan mata pencarian rakyat, partai oposisi melumpuhkan pemerintahan semata-mata demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan," tambahnya.

Darurat militer diumumkan saat Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpin Yoon bersitegang dengan oposisi utama, yaitu Partai Demokrat, mengenai RUU anggaran tahun depan. 

Anggota parlemen oposisi pekan lalu menyetujui rencana pengurangan anggaran secara signifikan melalui komite parlemen.

"Majelis Nasional kita menjadi surga bagi para penjahat, sarang kediktatoran legislatif yang berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administratif, serta menumbangkan tatanan demokrasi liberal kita," imbuh Yoon.

Ia menuduh anggota parlemen oposisi memangkas semua anggaran utama yang penting bagi fungsi inti negara, seperti memerangi kejahatan narkoba dan menjaga keamanan publik.

 "Mengubah negara menjadi surga narkoba dan negara dengan kekacauan keamanan publik," kecamnya.

Yoon kemudian menjuluki oposisi—yang memegang mayoritas di parlemen beranggotakan 300 orang—sebagai kekuatan anti-negara yang berniat menggulingkan rezim.

 "Saya akan mengembalikan negara ke keadaan normal dengan menyingkirkan kekuatan anti-negara sesegera mungkin," pungkasnya.

Baca juga: Siti Zahara Tinggal di Gubuk Reyot, Mantan Panglima GAM Meulaboh Minta Pemerintah Turun Tangan

Baca juga: Bantu Siti Zahara yang Tinggal di Gubuk Reyot, Dosen UTU Dorong Masyarakat untuk Donasi

Baca juga: Koalisi NGO HAM Aceh Minta Gakkumdu Proses Hukum Pelaku Money Politic

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved