Berita Aceh Singkil
Musim Trek, Harga Sawit Tembus Rp 2.500 Per Kg di Petani Aceh Singkil
Untungnya, ketika produksi sawit sedang trek harga TBS kelapa sawit, terus melonjak.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
Untungnya, ketika produksi sawit sedang trek harga TBS kelapa sawit, terus melonjak.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Musim trek atau penurunan hasil produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masih berlanjut di Kabupaten Aceh Singkil.
Hingga memasuki awal Desember 2024, belum ada tanda-tanda produksi TBS kelapa sawit petani pulih.
Padahal, sudah masuk musim penghujan sejak November awal lalu.
Lazimnya ketika masuk penghujan produksi kembali normal.
Untungnya, ketika produksi sawit sedang trek harga TBS kelapa sawit, terus melonjak.
Sehingga bisa menutupi biaya perawatan.
Di tingkat petani harga TBS kelapa sawit tembus Rp 2.500 per kilogram.
Angka itu merupakan rekor tertinggi sejak 2 tahun terakhir.
Namun, belum melampaui rekor harga tertinggi pada Maret 2022 lalu, yang tembus Rp 3.100 per kilogram.
Pada 4 Desember 2024 ini harga sawit di tingkat petani naik Rp 50 per kilogram.
Dari sebelumnya Rp 2.450 menjadi Rp 2.500.
Baca juga: Sekuriti Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Diduga Hadang Warga Saat Penghijauan Hutan Lindung
"Harga antar Rp 2.500 dan jemput Rp 2.450," kata Anto owner pengepul sawit RAM Alwi Hutabarat di kawasan Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Rabu (4/12/2024).
Menurutnya, terjadi selisih harga antar dijemput ke kebun petani dengan diantar ke lokasi, untuk biaya pengangkutan.
Ia mewanti-wanti, pada musim trek petani tetap menjaga kualitas TBS kelapa sawit.
Dengan hanya memanen yang matang sempurna.
Sebab, buah mentah atau mengkal selain tidak diterima pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (PMKS), juga merusak produksi sawit berikutnya.
Sementara itu, menurut petani pada musim trek kali ini, terjadi penurunan produksi sekitar 40 persen.
Idealnya ketika musim normal atau panen raya, satu batang pohon sawit bisa dua kali panen dalam sebulan atau dua pekan sekali.
Ketika musim trek, banyak pohon sawit yang bisa dipanen sekali sebulan.
Bahkan ada pohon yang tidak berbuah.
Baca juga: Guru di Kabupaten Kampar Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Ada Luka di Leher hingga Tubuh Terbakar
"Lagi trek sudah tiga minggu ada pohon sawit masih belum bisa panen lagi. Biasanya dua minggu sekali panen," kata Ali, tukang panen sawit.
Menurutnya, produksi sawit di kebun petani, berimbas pada omset pengepul atau pemilik ram sawit.
Diketahui mayoritas penduduk di Kabupaten Aceh Singkil, menggantungkan hidup dari kelapa sawit.
Mulai dari pemilik kebun, tukung panen, tukang pupuk, hingga penyedia jasa angkutan.
Sawit juga merupakan komoditas unggulan di Aceh Singkil.
Dengan menempati urutan kedua terluas di Provinsi Aceh.
Berdasarkan data luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil mencapai 75.862,72 hektar.
Terdiri atas lahan masyarakat 31.351 hektare atau 41,33 persen dan lahan perusahaan pemegang hak guna usaha sekitar 44.511,72 hektare atau 58,57 persen.(*)
Baca juga: Pertama di Indonesia, Pemerintah Aceh Bentuk Tim Pelaksana PMU Kelapa Sawit Berkelanjutan
Musim Kemarau Melanda, Tanaman Sawit Warga Singkil Kekeringan |
![]() |
---|
Tips Berpetualang ke Rawa Singkil, Habitat Orangutan Terpadat di Dunia |
![]() |
---|
Banyak Ikan Mati di Sungai Lae Tonong Aceh Singkil, Diduga Akibat Penggunaan Racun |
![]() |
---|
Banyak Ikan Mati di Sungai Lae Tonong, Diskan Aceh Singkil Turunkan Tim ke Lokasi |
![]() |
---|
Sambut Harlah Kejaksaan, Kejari Aceh Singkil Kumpulkan Darah 29 Kantong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.