Mihrab

Guru Sebagai Pilar Utama Peradaban Islam, Dr Teuku Zulkhairi: Bukan Sekadar Profesi, Tapi Tugas Suci

Setiap kata yang diucapkan dan ilmu yang diajarkan oleh seorang guru niscaya akan menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir sepanjang masa.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Teuku Zulkhairi 

Guru Sebagai Pilar Utama Peradaban Islam, Dr Teuku Zulkhairi: Bukan Sekadar Profesi, Tapi Tugas Suci

SERAMBINEWS.COM - Hari Guru yang diperingati pada setiap 25 November merupakan wujud penghormatan dan penghargaan terhadap peran penting para pendidik dalam membentuk karakter dan membimbing generasi muda. 

Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Teuku Zulkhairi mengajak semua pihak untuk semakin memuliakan guru.  

“Dalam Islam, guru bukan sekadar profesi, tetapi merupakan tugas suci untuk membangun peradaban Islam. Guru adalah pilar utama peradaban Islam karena di pundaknya dibebankan untuk dengan mendidik generasi berilmu dan berakhlak mulia. Maka sebuah keniscayaan untuk menghormati pelaksana tugas suci ini,” ujarnya, Kamis (5/12/2024).

Wakil Ketua Majelis Akreditasi Dayah Aceh (MADA) ini juga mengatakan, guru adalah perantara bagi tersebarnya cahaya ilmu yang membebaskan manusia dari gelapnya kebodohan.

Setiap kata yang diucapkan dan ilmu yang diajarkan oleh seorang guru niscaya akan menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir sepanjang masa.

Di sisi lain, kata Dr Zulkhairi, keteladanan seorang pendidik merupakan aspek paling esensial dalam dunia pendidikan karena ilmu yang diajarkan oleh seorang guru akan lebih mudah diresapi oleh peserta didik jika disertai dengan perilaku yang sesuai. 

“Selain mengajarkan ilmu, tugas utama seorang guru adalah menjadi teladan (uswah hasanah) bagi murid-muridnya,"

"Seorang guru tidak hanya sekedar berbicara dengan lisan dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mendidik mereka dengan perilaku,"

"Seorang guru yang bisa menjadi teladan akan dihormati oleh murid-muridnya, sehingga ilmu yang disampaikan pun akan lebih dihargai,” sebutnya.

Dr Zulkhairi yang juga Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini mengungkapka, seorang guru teladan itu dibutuhkan dalam konteks peradaban Islam bukan hanya karena dengan keteladanannya itu akan membentuk akhlak peserta didik dan memudahkan transfer ilmu, tapi juga karena eksistensi peradaban Islam itu sendiri yang ditentukan oleh akhlak manusianya.

Jika akhlak manusia mulia, maka tegaklah peradabannya, jika rusak maka hancurlah peradabannya.

Menurutnya, seorang guru yang menunjukkan akhlak mulia akan memberikan pelajaran nyata yang lebih kuat daripada sekadar kata-kata.

Siswa lebih cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar.

Seorang guru teladan dalam Islam adalah mercusuar peradaban yang membimbing umat menuju kejayaan ilmu dan akhlak.  

Keteladanan guru berfungsi sebagai cermin yang membentuk akhlak siswa.

Jika guru memiliki sifat jujur, sabar, dan adil, siswa akan cenderung meniru sifat-sifat tersebut.

Dalam Islam, adab (akhlak) bahkan lebih diutamakan daripada ilmu.

Begitu juga seorang guru juga harus memiliki sifat mulia lainnya seperti murah hati, bijaksana, menjaga lisan, memiliki empati dan kasih sayang, rendah hati serta tidak membenci murid manapun dan siapapun dengan alasan apapun.

“Dengan keteladanan, seorang guru akan bisa menanamkan nilai-nilai mulia yang akan terus hidup dalam diri murid, menjadi bekal mereka dalam menjalani kehidupan,"

"Oleh karena itu, menjadi teladan adalah tanggung jawab yang paling esensial bagi seorang guru, karena dari sanalah lahir generasi yang berilmu, beradab, dan bertakwa,"

"Itulah sebab sehingga guru teladan adalah pilar utama peradaban Islam,” pungas Dr Zulkhairi. (ar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved