Doa Mimpi Buruk
Terbangun dari Mimpu Buruk, Ini Doa dan Sunnah Rasulullah SAW
Doa terbangun dari mimpi buruk, mudah dihafal lengkap dengan tulisan Arab, latin serta artinya akan diulas sebagai berikut.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Demikian doa ketika mimpi buruk sesuai dengan syariat Islam dan sunah-sunah yang bisa diamalkan sebelum terlelap sebagaimana yang sudah dicontohkan Rasulullah Saw.
Mengungkap Hubungan Mimpi Buruk, Keyakinan dan Kecemasan
Sementara dilansir dari ABC News, sekelompok peneliti Australia sedang menyelidiki apakah keyakinan dan spiritualitas memengaruhi cara orang bermimpi.
Penelitian itu juga sedang menyelidiki apakah orang yang religius cenderung tidak mengalami mimpi buruk dan mimpi tentang kematian.
Dipimpin oleh University of Western Australia (UWA), penelitian ini juga akan menyelidiki apakah mimpi buruk menyebabkan sisa perasaan cemas di siang hari.
Peneliti utama sekaligus peneliti senior di Pusat Ilmu Tidur UWA, Ian Dunican mengatakan, pertanyaan penelitian ini sebagian merupakan respons terhadap menurunnya hubungan Australia dengan agama.
Sensus tahun 2021 menemukan bahwa hampir 40 persen penduduk Australia “tidak beragama”. Terjadi perbedaan amat mencolok bila dibandingkan dengan tahun 1971 yang hanya 7 persen saja.
"Apakah hal tersebut berkontribusi terhadap lebih banyak kecemasan [tentang kematian]?," kata Dr Dunican.
Dia mengatakan, proyek ini akan didasarkan pada bukti dari peneliti Monash University, Hailey Meaklim yang menemukan bahwa orang lebih banyak bermimpi tentang kematian selama pandemi.
“Orang-orang lebih banyak bermimpi terkait kematian, mimpi tentang orang-orang terkasih yang telah meninggal,” katanya.
“Dan hal ini justru menimbulkan kecemasan di siang hari bagi orang-orang, yang kemudian berdampak pada tidur malam berikutnya, dan kualitas tidur mereka.”
Peneliti tersebut mengatakan, studi UWA akan menjadi yang pertama menyelidiki hubungan antara mimpi buruk, kecemasan, insomnia dan kualitas tidur.
Dr Dunican mengatakan penelitian tentang mimpi masih terbatas karena hal ini menantang.
“Setelah kita mengingat kembali aktivitas yang tidak kita sadari, maka akan sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya,” katanya.
"Dan sangat sulit bagi orang-orang… keesokan paginya untuk mengingatnya, dan hal ini dapat menimbulkan bias dan bahkan dapat dipalsukan juga," sambungnya.
Ia berharap penelitian ini dapat menghasilkan temuan yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kualitas hidup masyarakat.
Para peneliti mengundang siapa pun di Australia yang berusia 18 tahun ke atas untuk berpartisipasi secara anonim dalam survei online berdurasi 20 menit untuk penelitian ini.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.