Kesehatan
Zaidul Akbar Ungkap Cara Menghilangkan Bubuk Putih pada Anggur
Praktisi ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar membagikan cara menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM - Pakar obat herbal, dr Zaidul Akbar, menjelaskan bahwa bubuk putih pada kulit anggur, terutama anggur impor, umumnya mengandung sulfur dan tidak bisa dibersihkan dengan air biasa.
Untuk menghilangkannya, ia menyarankan merendam anggur dalam air dengan pH alkali tinggi atau menggunakan cuka apel.
Selain itu, dr. Zaidul Akbar juga mengingatkan bahwa kulit apel impor biasanya dilapisi lilin (wax) yang sulit dihilangkan dengan air biasa.
Dokter Zaidul Akbar merekomendasikan mencuci apel dengan air cuka hangat untuk menghilangkan lilin tersebut.
Dalam menanggapi isu residu kimia pada anggur Shine Muscat, dr Zaidul Akbar menyarankan masyarakat untuk lebih memilih buah-buahan lokal yang lebih alami, sehat, dan bebas dari pengawet serta zat kimia berbahaya.
Ia menekankan pentingnya bersyukur atas melimpahnya buah lokal di Indonesia dan mengonsumsi buah sesuai musimnya untuk mendapatkan nutrisi terbaik.
Hal tersebut disampaikan dr Zaidul Akbar yang kerap memberi tips hidup sehat dalam kajian dakwahnya yang ditayangkan melalui kanal YouTube Bisikan.com, dikutip Serambinews.com, Selasa (5/11/2024).
"Anggur itu salah satu produk al-quran, tapi masalahnya banyak anggur zaman sekarang sulfur kebanyakan, jadi dia putih putih itu biasanya sulfurnya itu," kata dr Zaidul Akbar.
Lantas, bagaimana cara menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur? Simak berikut penjelasan dr Zaidul Akbar.
Baca juga: Konsumsi Tomat dan Bayam Kukus dapat Mencegah Kanker Prostat, Ini Resepnya Kata dr Zaidul Akbar
Lebih lanjut kata dia, bubuk putih yang menempel pada buah anggur tidak dapat dihilangkan hanya dengan menggunakan air saja.
"Dan itu tidak bisa Anda cuci dan hilangkan dengan dicuci pakai air biasa," tutur alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini.
Dokter yang dikenal lewat konsep Jurus Sehat Rasulullah (JSR) yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai 'role model' ini menyarankan menggunakan cuka apel atau merendamnya dalam air yang pH alkalinya tinggi untuk menghilangkan bubuk putih yang menempel pada kulit anggur.
"Anda harus rendam dalam air yang ph alkali tinggi atau cuka apel baru hilang dia," lanjut dr Zaidul Akbar.
Begitu juga dengan buah apel, terutama apel impor.
Kata dr Zaidul Akbar, kulit pada apel impor rata-rata mengandung wax atau lilin. Wax ini dinilai tidak baik untuk pencernaan.
Baca juga: Sering Dihindari, Benarkah Penderita Asam Urat Tak Boleh Makan Tahu Tempe? Ini Kata dr Zaidul Akbar
"Termasuk juga kalau Anda suka makan apel, apel itu jangan makan sama kulitnya kalau apel impor. Kulitnya ada lilinnya wax, wax itu bikin berat nanti di pencernaan," katanya.
Lilin pada kulit apel tidak bisa hilang apabila hanya dibersihkan menggunakan air saja.
Sebagaimana saran dr Zaidul Akbar, Anda harus mencuci apel menggunakan air cuka yang dipanaskan lalu tuangkan pada buah apel.
Cara ini dinilai dapat menghilangkan kandungan lilin yang menempel pada kulit apel.
"Kalau mau dibersihkan itu Anda bisa pakai air cuka yang dipanasakan lalu Anda tuangkan ke apel tadi, nanti dia akan rontok tuh lilinnya," sambungnya.
Sebagai solusi yang jauh lebih sehat, dr Zaidul Akbar menyarankan sebaiknya mengonsumsi buah lokal saja daripada mengonsumsi buah impor mengingat lebih banyak mengandung pengawet.
"Buah-buahan jadi kalau bisa makan buah lokal sajalah," pungkas dr Zaidul Akbar.
Baca juga: Suka Makan Tahu dan Tempe tapi Punya Riwayat Asam Urat, Ini Saran dr Zaidul Akbar
Heboh Anggur Shine Muscat Mengandung Pestisida, dr Zaidul Akbar Beri Pesan Menohok untuk Masyarakat
Buah anggur shine muscat saat ini menjadi isu viral usai ditemukan residu kimia berbahaya di dalamnya bahkan melebihi batas aman yang ditetapkan.
Menurut laporan Kompas.com pada Selasa (29/10/2024), hasil pengujian Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) bersama Dewan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) menunjukkan kandungan residu kimia dalam anggur Shine Muscat tersebut melebihi batas aman yang ditetapkan.
Penemuan ini terjadi pada Kamis (24/10/2024), di mana para pihak berwenang Thailand mengimbau konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk buah impor.
Thai-PAN menyebutkan bahwa residu kimia berlebihan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi konsumen jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Saat ini, FDA Thailand sedang mengkaji kemungkinan pemberlakuan pembatasan impor untuk anggur Shine Muscat dari China hingga standar keamanan pangan terpenuhi.
Penemuan ini memicu kekhawatiran akan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi buah impor tersebut.
Thai-PAN menyebutkan bahwa residu kimia berlebihan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi konsumen jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Di tengah hebohnya kasus anggur muscat usai penemuan pestisida, ahli kesehatan sekaligus pendakwah dr Zaidul Akbar merespons kabar ini dengan mengajak masyarakat untuk kembali ke buah-buahan lokal yang alami, jauh lebih sehat dan tidak melibatkan intervensi sintetik dan rekayasa.
Menurutnya, alam telah menyediakan apa yang dibutuhkan manusia dengan aman dan seimbang.
"Yang dari alam ciptaan Allah tanpa ada intervensi manusia dengan segala kecanggihan sintetik dan rekayasanya, jauh lebih aman dan baik," ujar Zaidul Akbar dikutip Serambinews.com melalui akun Instagram pribadinya @zaidulakbar, Rabu (30/10/2024).
Menurut dr Zaidul Akbar, jika suatu produk dibuat dengan intervensi manusia, maka akan sangat memerlukan intervensi manusia dari berbagai hal sehingga berlimpah lah segala yang diperlukan untuk mempertahankan kestabilan buatan manusia tersebut
"Kelapa misalnya, dia cepat basi kalo abis dibuka, kalau dibuka ya langsung diminum, klo ga diminum ya biarin aja, kembali ke alam utk bersiklus, kl gada kelapa ya ga usah minum, simpel kan," ungkapnya.
dr Zaidul pun menyarankan masyarakat untuk memilih buah-buahan lokal yang mudah didapat dan tumbuh alami di sekitar lingkungan, seperti rambutan kampung, pepaya, mangga, pisang, dan markisa.
Kalau tidak dapat buah tersebut, lebih baik berpuasa, sarannya.
Selain itu sambung dr Zaidul Akbar, Indonesia merupakan negara yang kaya akan buah-buahan pada setiap musimnya.
Misalnya, ketika masuk musim mangga, makanlah mangga.
Saat musim manggis, makanlah manggis. Menurutnya, setiap musim ini alam menyediakan buah-buahan dengan nutrisinya masing-masing untuk kebutuhan hidup manusia.
Jika dikaitkan dengan kasus anggur Shine Muscat, sekiranya menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk makanan yang dikonsumsi.
"Setiap musim buah itu kayaknya menurut saya seperti Allah ingin menyuplai tubuh kita dengan nutrisi-nutrisi yang diperlukan saat buah itu lagi musim, pindah musim ya spt beda nutrisi lagi, lagi musim mangga ya makan mangga, musim manggis ya makan manggis, gitu ajalah," timpalnya.
Selain mengutamakan buah lokal yang tumbuh tanpa campur tangan kimia berlebih, dr Zaidul Akbar menyarankan kita untuk bersyukur dengan sumber daya alam yang melimpah di negeri sendiri.
"Negeri kita berlimpah buah yang tumbuh dimana mana.. tanpa diapa2in jg, tumbuh aja, ya kan," tambahnya.
Dalam unggahan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dr Zaidul Akbar mengingatkan masyarakat bahwa pentingnya kembali ke alam dan menikmati hasil bumi lokal yang alami dan jauh lebih sehat, serta menjauhi produk yang berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Tips Meningkatkan Energi di Pagi Hari, Olahraga Pagi hingga jangan Skip Sarapan |
![]() |
---|
Dr Boyke Sebut Boarding School Lebih Rentan Gay, Edukasi Seks Sejak SD & Peran Keluarga Jadi Kunci! |
![]() |
---|
Dr Boyke: Anak Laki-Laki yang Terlalu Dekat dengan Ibu Rentan Jadi Gay Jika Figur Ayah Lemah |
![]() |
---|
Soal Menyusui, Illiza Ingatkan Ibu-Ibu Jangan Egois, Tak Usah Khawatir Payudara Kendor |
![]() |
---|
Upgrade Otak Kunci Utamanya Puasa & Gaya Hidup Sehat, Dr Zaidul Akbar: Bukan Sekadar Suplemen Mahal! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.