Breaking News

Konflik Palestina dan Israel

Israel Krisis Tentara, Zionis Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks

Media AS itu juga menyatakan kalau unit tempur baru tersebut berisi beberapa lusin wanita tentara, namun dapat diperluas jika terbukti berhasil.

Editor: Faisal Zamzami
khaberni/tangkap layar
Wanita tentara di militer Israel (IDF). Wanita biasanya bertugas di ketentaraan Israel dengan wajib militer. Namun, seiring krisis personel yang mendera, IDF kini membuka rekrutan untuk wanita untuk mengisi tempat di unit tempur, termasuk dari kalangan Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam status pengecualian militer. 

"Tidak mengherankan ada suara-suara (di Iran) yang mengatakan, 'Hei, mungkin kita perlu mengembangkan senjata nuklir sekarang juga. Mungkin kita harus meninjau kembali doktrin nuklir kita'," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada CNN.

 
Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai, tetapi telah memperluas pengayaan uranium sejak Trump, dalam masa jabatan presiden 2017-2021, menarik diri dari kesepakatan antara Teheran dan negara-negara besar dunia yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

Sullivan mengatakan ada risiko bahwa Iran mungkin mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.

"Ini adalah risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Ini adalah risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang," ucap Sullivan.

Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari, dapat kembali ke kebijakan garis kerasnya terhadap Iran dengan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.

Sullivan mengatakan Trump akan memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi dengan Teheran, mengingat "negara Iran yang melemah".

"Mungkin dia (Trump) bisa datang kali ini, dengan situasi yang dialami Iran, dan benar-benar menyampaikan kesepakatan nuklir yang mengekang ambisi nuklir Iran untuk jangka panjang," katanya.

Iran Bersumpah Hancurkan Tentara Bayaran AS

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang bersedia menjadi tentara bayaran Amerika Serikat (AS).

Pernyataan Ali Khamenei ini muncul setelah Pemimpin Tertinggi itu marah karena Iran selalu disalahkan ketika Timur Tengah memanas.

Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Marah Besar Iran Selalu Disalahkan ketika Timur Tengah Memanas

Dalam pidatonya, Khamenei menguraikan strategi AS untuk mendominasi negara-negara, yang katanya berputar di sekitar dua skenario.

Pertama, mendirikan rezim despotik yang sejalan dengan kepentingan mereka.

Lalu yang kedua adalah mengobarkan kekacauan dan kerusuhan ketika rezim seperti itu tidak dapat didirikan.

"Di Suriah, mereka menggunakan kerusuhan dan menciptakan kekacauan," jelas Khamenei, dikutip dari IRNA.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved