Konflik Rusia vs Ukraina

Nasib Tragis Tentara Korea Utara Bantu Rusia, Terluka saat Perang di Kursk hingga Ditangkap Ukraina

Sebelumnya, akun media sosial Ukraina menerbitkan gambar seorang tentara yang mereka katakan sebagai tawanan perang Korea Utara.

Editor: Faisal Zamzami
Yonhap News
Foto yang tersebar di Telegram memperlihatkan seorang tentara Korea Utara yang ditangkap oleh tentara Ukraina di wilayah Kursk, Rusia pada Kamis (26/12/2024). Badan Intelijen Korea Selatan mengonfirmasi kabar tersebut dari intelijen Ukraina. 

SERAMBINEWS.COM - Nasib tragis menimpa tentara Korea Utara yang bertempur membantu Rusia perangi Ukraina.

Badan intelijen Korea Selatan mengumumkan tentara Ukraina menangkap seorang tentara Korea Utara yang terluka saat bertempur bersama pasukan Rusia pada Jumat (27/12/2024).

“Melalui pertukaran informasi real-time dengan badan intelijen negara sekutu (Ukraina), penangkapan seorang tentara Korea Utara yang terluka telah terkonfirmasi,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah kasus pertama yang diketahui mengenai seorang tentara Korea Utara yang ditangkap hidup-hidup oleh tentara Ukraina sejak Ukraina dan sekutu Baratnya mengumumkan Korea Utara mengirim tentara untuk mendukung sekutunya, Rusia.

Pernyataan itu tidak memberikan rincian tambahan apa pun.

Sebelumnya, akun media sosial Ukraina menerbitkan gambar seorang tentara yang mereka katakan sebagai tawanan perang Korea Utara.

Menurut media militer Ukraina, Militarny, Pasukan Khusus Ukraina (SOF) menangkap seorang tentara Korea Utara selama operasi di Kursk, Rusia pada Kamis (26/12/2024) dan merilis foto tentara tersebut melalui Telegram.

Rincian mengenai kondisi atau status dari tentara Korea Utara itu belum diketahui.

Pernyataan itu muncul setelah media Ukraina Militarnyi melaporkan bahwa pasukan khusus telah menangkap tentara di Kursk, Rusia.

Namun media itu tak mengungkapkan kapan penangkapan itu terjadi, dan tak ada konfirmasi dari pejabat Ukraina dan Korea Utara.

Badan Intelijen Korea Selatan sebelumnya menanggapi secara positif komentar yang dibuat selama audit Komite Intelijen Majelis Nasional mengenai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan tentara Korea Utara jika mereka ditangkap atau menyerah.

Baca juga: Badan Intelijen Korea Selatan Konfirmasi Penangkapan Tentara Korea Utara yang Terluka oleh Ukraina

Badan tersebut diharapkan akan mempertimbangkan apakah akan menerima tawanan perang Korea Utara jika mereka diminta untuk membelot.

"Ini adalah situasi yang secara alami harus diterima oleh negara kita berdasarkan hukum internasional dan domestik," kata badan tersebut.

"Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan karena ada bagian yang berada di bawah pengaruh kekuatan Korea Utara, namun penting untuk mempertimbangkan respon pemerintah," lanjutnya.

"Ada juga aspek di mana kita harus mempertimbangkan permintaan pembelotan dengan hormat,” tambahnya, seperti diberitakan Yonhap News.

Ukraina mengatakan 12.000 tentara Korea Utara, termasuk sekitar 500 perwira dan tiga jenderal, terlibat dalam pertempuran di Kursk, wilayah Rusia yang sebagian telah diduduki oleh tentara Ukraina sejak Agustus.

Baik Rusia maupun Korea Utara tidak mengeluarkan konfirmasi apapun mengenai kehadiran tentara Korea Utara tersebut di medan perang.

Pada Senin (23/12/2024), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan hampir tiga ribu tentara Korea Utara telah terbunuh atau terluka sejak mereka terlibat dalam pertempuran bersama Rusia.

Sementara itu, Intelijen Militer Ukraina (HUR) pada Kamis (26/12/2024), mengungkapkan tentara Korea Utara mengalami kekalahan besar di Kursk.

Rusia dilaporkan mendapat bantuan 12.000 tentara Korea Utara di Kursk, untuk membantu melawan pasukan Ukraina yang menduduki sebagian wilayah itu sejak Agustus.

Dikutip dari Kyiv Independent, serangan Ukraina di dekat Novoivanovka pada 20 Desember dilaporkan memberikan kerusakan besar bagi tentara Korea Utara.

HUR mengonfirmasikan kehancuran dari unit mortar Korea Utara, dengan tambahan kerugian dilaporkan terjadi di beberapa tempat.

Meski mengalami kekalahan, pejabat Rusia memerintahkan unit Korea Utara itu tetap mempertahankan posisi mereka.


HUR juga mengungkapkan adanya laporan terkait masalah logistik di unit tentara Korea Utara di garis depan.

Itu termasuk kurangnya air minum karena aktifnya pertempuran.

Meski begitu, Rusia disebut telah melanjutkan memasok tentara Korea Utara dengan amunisi dan makanan untuk memastikan posisinya, dan melanjutkan operasi serangan.

Baca juga: Zelenskyy: Lebih Dari 3.000 Pasukan Korea Utara Tewas dan Terluka di Garis Depan Rusia

 

Prajurit Rusia Keluhkan Tentara Korea Utara, Disebut Ceroboh dan Tak Disiplin

 

Prajurit Rusia yang ditahan pasukan Ukraina mengeluhkan keberadaan tentara Korea Utara yang membantu mereka perang.

Ia menyebut tentara Korea Utara ceroboh, tak disiplin dan tak profesional.

Hal itu terungkap dalam video interogasi dari dua prajurit Rusia yang kini ditahan militer Ukraina.


Video yang dipublikasikan oleh RBC-Ukraine memperlihatkan dua tentara Rusia menjelaskan bagaimana tentara Korea Utara sangat “sembrono”.

Salah satu prajurit Rusia menjelaskan bagaimana tentara Korea Utara menembaki pasukan Rusia yang mendekat.

Mereka bahkan juga menembak tentara Korea Utara lainnya.

“Mereka mengatakan (tentara Korea Utara) tak punya otak. Bahwa mereka tak tahu ke mana mereka akan pergi sekarang, dan bagaimana mereka pergi. Orang gila,” ujarnya dalam video itu dikutip dari Radio Free Asia, Senin (23/12/2024).

Prajurit lainnya mengatakan tentara Korea Utara menembaki tanpa pandang bulu ke arah dan semua drone.

“Sejujurnya, semakin jauh dari tentara Korea, maka semakin tenang,” ucapnya.

“Mereka menembakinya, semua yang terbang. Tak peduli apa itu (drone) Rusia dan Ukraina,” ucap prajurit Rusia itu.

Ia juga mengatakan tentara Korea Utara jauh lebih diperlengkapi dengan lebih baik daripada mereka sebelumnya.

Prajurit pertama mengatakan tentara Korea Utara memiliki senjata yang lebih baru dan diberi makan lebih baik daripada rekan-rekannya dari Rusia.


“Saya tahu mereka makan dengan baik. Jika mereka makan sosis asap mentah, hal terlezat yang kami makan di ruang makan adalah bubur soba,” ucapnya.

Rekaman video kedua tahanan tersebut, jika sah, akan menjadi contoh lain bukti bahwa Korea Utara membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Baik Rusia dan Korea Utara belum mengonfirmasi secara terbuka terkait pengiriman tentara Kim Jong-un ke Rusia.

Baca juga: Kronologi Tewasnya Budianto Versi Kapolrestabes Medan, Akui Ada Kekerasan, 6 Polisi Diperiksa

Baca juga: Balita 3 Tahun Tewas Dibunuh Abang Kandungnya di Ketapang, Jasad Korban Ditemukan Dalam Karung

Baca juga: VIDEO Baitul Mal Nagan Raya Adakan Khitan Gratis untuk 200 Anak Yatim dan Keluarga Kurang Mampu

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved