20 Tahun Tsunami Aceh
Ribuan Masyarakat Larut dalam Tafakur, Jepang Puji Mitigasi Bencana di Aceh
Ribuan masyarakat Aceh, termasuk para penyintas dan keluarga korban, larut dalam suasana haru dan khidmat saat mengikuti peringatan 20 tahun gempa dan
Selang beberapa saat, air di pinggiran pantai Ulee Lheue mulai surut. Ikan-ikan melompat liar di bibir pantai. Masyarakat yang melihat fenomena langkah tersebut langsung berlari ke tepi pantai memungut ikan yang berserekan.
Namun air yang semula surut kembali dengan volume yang lebih besar. Masyarakat panik melihat apa yang terjadi. Mereka segera bergegas melarikan diri dari hantaman ombak tsunami. Namun, air lebih dulu tiba di bibir pantai. Banyak yang tidak berhasil menyelamatkan diri. Ratusan ribu masyarakat Aceh menjadi korban.
Dua dekade peristiwa tsunami Aceh, sejuk pagi sama terasa di Kuburan Massal Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa. Cuaca yang cerah dengan sejuknya embun pagi menghiasi kuburan tersebut. Bedanya, mereka tidak sedang menyelamatkan diri, melainkan larut dalam lantunan zikir dan doa mengenang peristiwa kelam tersebut.
Suasana penuh haru dengan isak tangis tumpah ruah di kuburan massal tersebut. Mereka tak kuasa membendung air mata ketika membacakan surah Yasin kepada anggota keluarga mereka yang menjadi syuhada. Meski tak mengetahui secara pasti tempat sanak keluarganya disemayamkan, tapi batin mereka mengatakan bahwa anak dan keluarga berada di sana. Hal itu seakan menjadi harapan untuk mendoakan mereka yang menjadi korban tsunami 2004 silam.
Triansyah Putra (52) salah seorang peziarah yang berasal dari Gampong Punge, Kecamatan Meuraxa, merasa yakin bahwa saudara dan orang tuanya disemayamkan di kuburan massal tersebut. Meski tak ada gambaran pasti, dirinya tetap melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk sanak familinya. Hampir setiap tahunnya ia berziarah ke makam tersebut.
Saat tsunami itu terjadi, ia dan keluarganya sedang berada di rumah. Dimana saat itu ia sudah mengetahui berkat laporan masyarakat bahwa air mulai naik dari arah pantai Ulee Lheue. Minim pengetahuan terkait bencana tsunami, saat itu ia merasa bahwa air tidak akan sampai ke tempat tinggalnya. Lantaran jarak pantai dengan Gampong Punge terpaut lumayan jauh.
Namun tak lama berselang, air laut dengan cepat menghancurkan seluruh rumah yang ada di sekitar tempatnya. Ia dan keluarganya tak sempat berlari ke tempat lebih jauh untuk menyelamatkan diri. Ia dan keluarga terhapus gelombang dahsyat tersebut.
Beruntung saat itu, Triansyah Putra berhasil selamat. Namun orang tua dan saudaranya tak kunjung ditemukan. "Hati saya mengatakan bahwa mereka disemayamkan di sini yang terdiri dari orang tua, saudara dan keponakannya. Rumah saya itu lantai dua juga hancur saat peristiwa itu," ucapanya.
Dua dekade peristiwa tersebut kata dia, tsunami menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk disampaikan kepada generasi masa depan apa itu mitigasi bencana. Menurutnya, saat ini masyarakat Kota Banda Aceh sudah lebih peka akan potensi bencana gempa dan tsunami. "Hikmahnya kita ambil. Pasti masyarakat kini sudah memahami mitigasi bencana," ucapnya.
Sementara itu Evana, salah umat Kristiani yang berdomisili di Gampong Keudah, mengaku bahwa ibu dan ayahnya menjadi korban tsunami 2004 silam. Saat kejadian ia sedang berada di Medan. Dimana di hari itu rencananya ia akan bertolak ke Aceh.
Namun, saat itu ia ketinggalan pesawat di Bandara Polonia Medan. Informasi bencana tsunami itu ia ketahui berkat siaran di media televisi. Beberapa hari setelah kejadian, ia baru bisa mendaratkan kaki di bumi Serambi Mekkah dan langsung mencari jasad keluarganya.
Berhari-hari mencari, namun ayah dan ibunya tak kunjung ditemukan. Hingga batinnya merasa bahwa jasad keluarganya ikut disemayamkan di kuburan massal Ulee Lheu bersama korban tsunami lainnya.
Peristiwa kelam tersebut seakan menjadi pengingat dan sejarah bagaimana bencana dahsyat tersebut terjadi. Meski setiap peringatan diwarnai isak tangis yang tak terbendung, bencana tersebut melahirkan harapan akan pentingnya mitigasi bencana dan menjadi gambaran bagaimana masyarakat Aceh dapat bangkit dengan cepat di tengah keterpurukan.(iw)
Jangan Biarkan Escape Building tak Terawat
Berita Banda Aceh
20th Tsunami Aceh
20 Tahun Tsunami Aceh
Aa Gym
Ribuan Masyarakat Larut dalam Tafakur
Tragedi Tsunami Aceh
Doa 20 Tahun Tsunami Dengan Buku Diplomasi Bencana |
![]() |
---|
Ketua PIM Aceh Santuni Anak Disabilitas dalam Kegiatan Zikir dan Doa Bersama 20 Tahun Tsunami |
![]() |
---|
UUI dan PIM Peringati 20 Tahun Tsunami, Ustadz Zul Arafah Pimpin Zikir dan Doa Bersama |
![]() |
---|
Kisah Baby 81, Bayi Korban Tsunami 20 Tahun Lalu yang Telah Beranjak Dewasa, Begini Nasibnya |
![]() |
---|
Aa Gym Ajak Masyarakat Jadikan Tragedi Tsunami Aceh sebagai Pelajaran Spiritual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.