Kajian Islam

Hukum, Bacaan dan Cara Niat Puasa Rajab, Simak Penjelasan UAS dan Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi

Ustadz Abdul Somad dalam tulisan di blognya, somadmorocco.blogspot.com, telah mengupas beberapa dalil terkait dengan persoalan tentang Bulan Rajab.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Pengasuh Ponpes Babul Maghfirah Aceh Besar, Ustaz Tgk M Masrul Aidi Lc dan Ustad Abdul Somad (UAS). 

SERAMBINEWS.COM - Bulan Rajab merupakan satu dari 12 bulan dari penanggalan atau kalender Hijriah yang ditunggu-ditunggu oleh muslim.

Bulan ini begitu dinantikan karena disebut memiliki banyak kemuliaan dan keutamaan, yang dimulai sejak malam pertama memasuki bulan Rajab. 

Tak heran, pada bulan Rajab, umat muslim berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah agar mendapatkan keutamaan tersebut.

Diantara ibadah yang banyak dikerjakan pada bulan Rajab ialah puasa sunnah Rajab.

Diketahui, bulan Rajab merupakan satu di antara 4 golongan bulan haram atau mulia (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab).

Mengenai bulan-bulan haram ini, Allah SWT telah berfirman dalam Qs At-Taubah ayat 36 sebagai berikut.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.

Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

Baca juga: Hukum Puasa Rajab, Sunnah atau Bidah? Begini Penjelasan Buya Yahya

Penjelasan mengenai keempat bulan ini juga dijelaskan dalam hadist:

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا ، أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ، ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ 

Artinya: Dari Abu Bakrah, dari Rasulullah Saw, “Sesungguhnya zaman itu beredar seperti bentuknya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (mulia). Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan Rajab Mudharr yang terletak antara Jumada (akhir) dan Sya’ban”. (HR. Al-Bukhari).

Pada bulan-bulan haram, umat islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah.

Salah satu bentuk amalannya adalah mengerjakan puasa sunnah, termasuk di bulan Rajab.

Namun, persoalan mengenai Puasa Sunnah Rajab sering menimbulkan kontroversi di kalangan umat islam.

Lantas, bagaimanakah hukum sebenarnya dari puasa sunnah Rajab?

Adakah lafadz atau bacaan niat khusus untuk menunaikan ibadah puasa ini?

Hukum Puasa di Bulan Rajab

Ustadz Abdul Somad dalam tulisan di blognya, somadmorocco.blogspot.com, telah mengupas beberapa dalil terkait dengan persoalan tentang Bulan Rajab.

Salah satunya ialah membahas mengenai Puasa di Bulan Rajab.

Baca juga: Sudah Masuk Bulan Rajab 1446 H/2025, Jangan Lupa Baca Doa Ini Kata Buya Yahya, Artinya Gak Main-main

Lewat tulisan itu, dai yang akrab disapa UAS ini menyampaikan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut.

عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ

Artinya :

"Utsman bin Hakim al-Anshari berkata, “Saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa di bulan Rajab, kami pada saat itu berada di bulan Rajab”. Ia menjawab, “Saya telah mendengar Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah Saw melaksanakan puasa hingga kami mengatakan ia tidak berbuka, dan Rasulullah Saw berbuka hingga kami mengatakan Rasulullah Saw tidak puasa”. (Hadist riwayat Imam Muslim).

Menurut Imam an-Nawawi, tulis UAS, pada zahirnya, maksud Sa’id bin Jubair berdalil dengan hadits tersebut bahwa tidak ada larangan dan anjuran untuk berpuasa di bulan Rajab.

"Hukum puasa di bulan Rajab sama seperti puasa di bulan-bulan lain. Tidak ada hadits tentang puasa bulan Rajab, hadist melarang atau pun menganjurkan," tulis pendakwah asal Riau tersebut menjelaskan pendapat Imam an-Nawawi, sebagaimana dikutip dalam tulisannya berjudul 'Puasa Bulan Rajab' tertanggal 19 April 2015.

Akan tetapi, hukum asal berpuasa itu dianjurkan dalam kitab Sunan Abi Daud, bahwa Rasulullah Saw menganjurkan puasa di bulan-bulan haram atau mulia.

Sementara bulan Rajab adalah salah satu dari bulan haram atau mulia. 

Di bulan-bulan haram ini, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim diatas, menunjukkan makna bahwa Rasulullah Saw sering melaksanakan puasa di bulan Rajab, hingga mereka menyangka Rasulullah Saw tidak puasa, ternyata Rasulullah Saw sedang berpuasa.

Sebaliknya, mereka menyangka Rasulullah Saw sedang berpuasa, ternyata Rasulullah Saw sedang tidak berpuasa.

Berdasarkan keterangan dari dalil-dalil tersebut, UAS memberikan kesimpulan akhir bahwa tidak ada dalil secara khusus untuk melaksanakan puasa di bulan Rajab.

Tapi jika ada yang puasa di bulan Rajab secara umum, maka hal itu baik, karena ada hadits umumnya.

Senada, pendakwah sekaligus pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya juga menyampaikan, bahwa bulan Rajab juga termasuk salah satu bulan mulia.

Baca juga: Jadwal Lengkap Puasa Sunnah Rajab, Lengkap dengan Niat Puasa Rajab

Sehingga pada bulan ini umat muslim diperbolehkan melaksanakan ibadah puasa.

Bahkan menurutnya, puasa pada bulan Rajab sangat dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih riwayat Abu Daud AS juz 2 hal 322, petunjuk Rasulullah SAW untuk Abi Mujibah Al-Bahili seorang yang sangat rajin berpuasa agar berpuasa di bulan haram dengan sabdanya (yang artinya): “Berpuasalah di bulan haram.”

"Ringkasnya, puasa di bulan Rajab adalah sangat dianjurkan dan ini adalah yang dikukuhkan oleh para ulama 4 Madzhab," terang Buya Yahya dikutip dari laman buyayahya.org, Rabu (1/1/2025)

Lebih lanjut dai bernama lengkap Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif Lc MA PhD ini menjelaskan, bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Ibadah puasa ini bisa dilakukan kapan saja.

Namun Islam melarang umat muslim untuk mengerjakan ibadah puasa pada 5 hari, terdiri dari 2 hari Raya dan 3 hari tasyrik.

"Hari-hari yang dilarang adalah 2 hari Raya dan 3 hari Tasyrik. Selain dari itu secara umum disunnahkan kita memperbanyak puasa," tegasnya.

Adapun terkait hukum puasa sunnah di bulan Rajab, ujarnya, bukan tergolong bid’ah.

Menurutnya, hukum berpuasa pada bulan ini ialah sunnah.

"Justru yang membid’ahkan itulah ahli bid’ah. Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya.

Niat Puasa Rajab

Menurut Ustadz Masrul Aidi, Lc, Pimpinan dari Pondok Pesantren Babul Maghfirah Aceh Besar, tidak ada niat secara khusus untuk Puasa Sunnah di Bulan Rajab.

Hal ini berkaitan dengan tidak ada anjuran khusus untuk mengamalkan puasa sunnah di Bulan Rajab.

Diantara keempat bulan haram, yaitu ZulQaidah, Zul Hijjah, Muharram dan Rajab, hanya ada 2 bulan yang memiliki sunnah khusus.

"Dari 4 bulan tersebut (bulan haram), hanya 2 bulan yang ada pada sunnah khusus, yaitu Zul Hijjah dengan puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah, dan bulan Muharram dengan puasa Asyura dan Tasu'a," papar Ustad Masrul dalam kesempatannya berbincang dengan Serambinews.com pada 11 Februari 2021 lalu.

Sedangkan bulan Rajab dan Zul Qaidah, tidak ada pada sunnah khusus.

Kendati demikian, jelas Ustadz Masrul, bulan Rajab tetaplah satu diantara 4 bulan istimewa dalam Islam.

Melaksanakan puasa atau ibadah lainnya di bulan haram memiliki fadhilah atau kemulian yang tinggi.

Baca juga: Ini Amalan dan Keutamaan Bulan Rajab Menurut Ustadz Adi Hidayat

Oleh sebab itu, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunnah di bulan ini, salah satunya dengan berpuasa.

Namun, Ustad Masrul menggaris bawahi bahwa tidak ada yang namanya puasa Sunnah Rajab dengan niat puasa Rajab.

"Yang ada adalah puasa sunnah yang dilakukan di bulan Rajab," kata Ustad Masrul.

Maksudnya, di bulan Rajab umat muslim misalnya mengerjakan puasa sunnah, seperti Puasa Senin Kamis, Puasa Putih (puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 13,14 dan 15 di setiap bulan Hijriyah) atau puasa lainnya.

"Niatnya tergantung pada sunnah yang dikerjakan. Boleh jadi puasa sunnah Senin Kamis, puasa putih, atau yang lainnya," sambungnya.

Dengan kata lain, niat Puasa Rajab tidak harus melafadzkan 'Sahaja aku puasa....' , layaknya puasa sunnah atau wajib yang memiliki lafal khusus.

Akan tetapi, diniatkan sesuai dengan puasa sunnah (misal puasa Senin Kamis) yang ingin ditunaikan.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved