Breaking News

Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Eks Tentara AS,Sempat Unggah Video Janji Setia kepada ISIS

Sebelum melakukan penabrakan di kawasan Bourbon Street, pelaku yang bernama Shamsud-Din Jabbar sempat mengunggah lima video di Facebook.

Editor: Amirullah
AFP/HANDOUT
Selebaran yang dirilis dari FBI pada 1 Januari 2025 ini menunjukkan foto paspor tersangka serangan teror New Orleans Shamsud-Din Jabbar. 

SERAMBINEWS.COM  - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengungkapkan bahwa pelaku insiden penabrakan di kawasan Bourbon Street, New Orleans, adalah seorang veteran Angkatan Darat AS bernama Shamsud-Din Jabbar.  

Menurut laporan FBI, sebelum melakukan aksinya, Jabbar sempat mengunggah lima video di akun Facebook miliknya. Dalam video tersebut, ia secara terbuka menyatakan sumpah setianya kepada kelompok teroris ISIS.  

Namun, FBI mengatakan Shamsud-Din Jabbar bertindak sendiri dalam serangan yang menewaskan 14 orang itu.

Dalam video pertamanya, Jabbar mengatakan ia sebelumnya berencana untuk menyakiti keluarga dan teman-temannya.

Namun, dirinya khawatir liputan media tidak akan fokus pada "perang antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir".

Jabbar juga mengatakan dalam video tersebut, ia telah bergabung dengan ISIS sebelum musim panas lalu dan memberikan surat wasiat terakhirnya.

"Ini adalah aksi terorisme," ungkap Wakil Asisten Direktur FBI, Christopher Raia, dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

"Itu sudah direncanakan dan merupakan aksi jahat," ucapnya lagi.

Saat ini, lanjut Raia, FBI masih menyelidiki "jalur radikalisasi" Jabbar, tetapi bukti yang ditinjau sejauh ini menunjukkan ia jelas terinspirasi oleh ISIS.

Para legislator di DPR AS diberitahu dalam sebuah pengarahan oleh David Scott, asisten direktur di divisi antiterorisme FBI, Jabbar tidak ada dalam daftar pantauan pemerintah mana pun dan biro tersebut tidak menemukan bukti ia diarahkan oleh individu atau kelompok asing mana pun.

FBI mengatakan tidak ada kaitan antara serangan di New Orleans dan insiden di Las Vegas pada hari yang sama, ketika sebuah Tesla Cybertruck sewaan yang berisi tabung bensin dan kembang api besar meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas.

Pengemudi Tesla, seorang prajurit tugas aktif di Angkatan Darat AS, menembak dirinya sendiri hingga tewas beberapa saat sebelum ledakan, kata polisi Las Vegas.

Dua petugas polisi termasuk di antara mereka yang terluka di New Orleans.

Kedua polisi tersebut terluka oleh tembakan dari tersangka selama serangan itu, yang terjadi hanya tiga jam setelah Tahun Baru dimulai di French Quarter.

Setidaknya 14 orang dan tersangka tewas, kata FBI, dan 35 orang terluka.

Tidak Ada Tersangka Lain

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved