Berita Aceh Barat

Satu Ekor Gajah Liar Betina Mati di Kawasan PT Sabta di Panton Reue Aceh Barat

gajah liar betina ditemukan mati di kawasan PT Sapta Pesona Jaya Abadi di antara Desa Baro Paya-Desa Sibintang, Kecamatan Panton Reue, Aceh Barat

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Muhammad Hadi
Dok Polisi
Petugas kepolisian Polres Aceh Barat, BKSDA dan WRU melihat kondisi satu ekor gajah liar betina ditemukan mati di kawasan PT Sapta Pesona Jaya Abadi di antara Desa Baro Paya-Desa Sibintang, Kecamatan Panton Reue, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (1/1/2025) 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Seekor gajah liar betina ditemukan mati di kawasan PT Sapta Pesona Jaya Abadi di antara Desa Baro Paya-Desa Sibintang, Kecamatan Panton Reue, Kabupaten Aceh Barat.

Sebelumnya, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah berusaha menangani kondisi gajah yang diketahui sedang sakit.

Namun upaya tersebut terhambat oleh kondisi medan yang sulit dijangkau.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Andi Kirana melalui Kasat Reskrim Iptu Fachmi Suciandy kepada Serambinews.com, Sabtu (4/1/2025) membenarkan satu ekor gajah liar ditenukan mati.

"Benar, gajah tersebut ditemukan mati pada 1 Januari 2025," kata Reskrim.

Baca juga: Gajah Liar Rusak Kebun Warga di Aceh Timur, Petani Resah dan Minta Solusi dari Pemerintah

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Said Wahyu, menjelaskan bahwa sebelumnya, pada 31 Desember 2024, tim BKSDA bersama tim WRU Aceh Barat telah memverifikasi laporan mengenai gajah sakit di kawasan PT Sabta. 

Tim tersebut terdiri dari personil BKSDA dan petugas medis yang melakukan pengecekan dan mendapati tiga ekor gajah, termasuk induk gajah yang sakit pada bagian kaki, serta salah satu anak gajah yang sakit pada belalai.

Upaya pembiusan terhadap gajah untuk perawatan lebih lanjut tidak dapat dilaksanakan, karena kondisi lapangan yang terjal, keberadaan kawanan gajah lainnya, serta tidak adanya posisi aman untuk melakukan pembiusan. 

Pada 31 Desember sore, induk gajah ditemukan terperosok di lembah, namun masih hidup dan dijaga oleh kawanan gajah lainnya.

Baca juga: Persiraja Tetap Turunkan Kekuatan Penuh saat Jamu Dejan FC di SHB

Rencana untuk membantu memindahkan gajah menggunakan alat berat pada 1 Januari 2025 terpaksa dibatalkan karena gajah ditemukan mati pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB. 

Tim medis kemudian melakukan nekropsi terhadap bangkai gajah tersebut pada 1 Januari 2025, yang melibatkan sejumlah personil dari BKSDA dan tim medis.

Hasil sementara dari nekropsi menunjukkan bahwa gajah yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun ini mati akibat fraktur kominutif (patah tulang) pada kaki depan sebelah kanan. 

Fraktur tersebut diperkirakan disebabkan oleh trauma berat yang dialami gajah. 

Untuk mendalami penyebab pasti kematian, tim medis juga mengambil sampel organ tubuh gajah, yang akan dikirimkan ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah proses nekropsi, bangkai gajah langsung dikuburkan di lokasi menggunakan alat berat ekskavator untuk mencegah potensi penyebaran penyakit.(sb)

Baca juga: Pegawai Indomaret Trauma Berat Lihat Kejadian Bos Rental Mobil Tewas Ditembak: Darah Berceceran

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved