Kesehatan

Enam Tips dari dr Boyke Ampuh Atasi Menopause Dini, Wanita Wajib Tahu Lakukan Pencegahan Segera

Menopause adalah waktu ketika periode menstruasi berhenti secara permanen dan tidak bisa hamil lagi.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
YT Kacamata dr Boyke
dr Boyke memaparkan cara ampuh mengatasi menopause dini, para wanita wajib tahu untuk melakukan pencegahan segera. 

SERAMBINEWS.COM - Dokter sekaligus seksolog ternama, dr Boyke memaparkan lima cara ampuh mengatasi menopause dini, para wanita wajib tahu untuk melakukan pencegahan segera.

Menopause adalah waktu ketika periode menstruasi berhenti secara permanen dan tidak bisa hamil lagi.

Setelah menopause, tubuh Anda menghasilkan lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron.

Tingkat estrogen yang sangat rendah setelah menopause dapat mempengaruhi kesehatan Anda dan menyebabkan gejala seperti hot flashes.

Di Amerika Serikat, rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 52 tahun.

Sementara di Indonesia, dr Boyke mengatakan wanita Indonesia umumnya mengalami menopause pada rentan usia 49-50 tahun.

Baca juga: Nyeri dan Keputihan Setelah Pasang KB IUD, Bahaya Nggak Sih? Begini Kata dr Boyke, Jangan Panik Dulu

Namun bagi sebagian wanita, ada juga yang mengalami menopause dini, yakni terjadi sebelum memasuki usia 45 tahun.

Dalam program Sex in The City yang dikutip Serambinews.com Kamis (9/1/2025) melalui kanal YouTube Sonora FM, kepada dr Boyke, seorang wanita mengeluhkan jika dirinya mengalami menopause dini pada usia 42 tahun.

Terkait hal tersebut, dr Boyke mengatakan, jika wanita mengalami menopause dini, sebaiknya Anda perlu waspada.

Pasalnya kata dia, jika terjadi menopause dini dan sebelumnya sering diikuti rasa sakit ketika menstruasi, penyakit endometriosis bisa menjadi penyebabnya.

Penyakit ini sering menyerang wanita pada masa suburnya, sehingga parlu diwaspadai.

"Menstruasi yang sakit jangan salah itu penyakit endiometris, itu sering kali menyerang wanita wanita yang usia subur," kata dr Boyke.

Baca juga: Penyebab PASUTRI Sulit Memiliki Keturunan, dr Boyke Ungkap Faktor Utama yang Perlu Diperhatikan

"Kemudian dengan menstruasi yang tidak teratur, dia sudah berhenti menstruasi pada usia 42 tahun, itu sudah mengalami yang namanya menopause dini," lanjutnya.

Menopause dini memang bisa saja terjadi secara spontan tanpa ada penyebab yang jelas.

Oleh karena itu sebaiknya para perempuan diwajibakan untuk menjaga kesehatan agar tidak mengalami menopause dini.

Lebih lanjut, dr Boyke mengungkap lima cara berikut ini bisa mengatasi menopause dini pada wanita.

Cara Mengatasi Menopause Dini

  1. Mengonsumsi menoherbal.
  2. Herbal yang mengandung vitoestrogen untuk meningkatkan hormon estrogen.
  3. Menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi nasi merah.
  4. Rutin melakukan olahraga rutin, lakukan selama 20-30 menit setiap harinya.
  5. Menjaga berat badan tetap ideal.
  6. Mengonsumsi kedelai, seperti susu kedelai, tempe, dan tahu karena memiliki kandungan vitoestrogen.

Nyeri dan Keputihan Setelah Pasang KB IUD, Bahaya Nggak Sih? Begini Kata dr Boyke, Jangan Panik Dulu

Dear Moms, pernahkah anda mengalami keputihan atau nyeri setelah melakukan pemasangan KB IUD?

Jika merasakan demikian, jangan panik dulu Moms, selengkapnya simak penjeasan seksolog dr Boyke dalam artikel berikut ini.

Saat ini ada banyak alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk menunda kehamilan. Salah satu alat kontrasepsi yang cukup familiar bagi adalah KB IUD.

Dikutip dari dp3ap2kb.surakarta.go.id, IUD adalah singkatan dari Intra Uterine Device atau bisa juga disebut sebagai KB spiral.

IUD adalah sebuah alat kontrasepsi berbahan plastik yang memiliki bentuk seperti huruf ‘T’ dan dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

IUD dapat dijadikan pilihan apabila pasangan suami istri ingin menunda momongan dalam jangka panjang.

Dikutip dari Kompas.com, di Indonesia terdapat dua jenis IUD yaitu hormonal dan tembaga.

IUD hormonal mencegah hingga 5 tahun, sementara tembaga mampu menunda kehamilan hingga 10 tahun.

Alat kontrol kehamilan ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan.

Nyeri dan Keputihan Setelah Pasang KB IUD, Normalkah?

Pada sebagian besar wanita kerap merasakan nyeri di perut dan muncul keputihan setelah memasang KB IUD.

Lantas, apa benar rasa nyeri dan keputihan disebabkan oleh pemasangan KB IUD?

Terkait hal tersebut, dr Boyke menjelaskan bahwa KB IUD merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim.

Karena IUD dimasukkan ke dalam rahim, ini menjadi faktor yang menyebabkan timbulnya rasa mulas atau nyeri pada perut.

"Jadi gini, IUD itu kan benda asing lalu dimasukkan ke dalam rahim, sementara rahim itu kan selalu berusaha mengeluarkan benda asing itu, maka akan timbul rasa mulas," kata dr Boyke dikutik dari TikTok Klinik Pasutri, Rabu (8/1/2025).

Meski begitu, anda tidak perlu khawatir karena rasa nyeri dan mulas merupakan reaksi alami usai pemasangan KB IUD, nantinya tubuh juga akan terbiasa dengan kehadiran benda asing tersebut.

"Tapi lama-lama rasa mulas itu juga akan hilang karena akhirnya tubuh terbiasa dengan adanya benda asing atau IUD tersebut," sambungnya.

Begitu juga dengan keputihan, ini merupakan reaksi normal dari tubuh usai pemasangan KB IUD.

Umumnya keputihan terjadi karena rangsangan dari benang KB IUD yang mengenai mulut rahim.

"Kalau keputihan biasanya karena kan ada benang, nah benang itu kadang-kadang merangsang daripada mulut Rahim sehingga merangsang terjadinya keputihan," timpalnya. 

Dapat disimpulkan, rasa nyeri, mulas dan keputihan setelah pemasangan KB IUD adalah normal, Moms tidak perlu khawatir. 

"Itu aman-aman aja, namanya juga alat kontrasepsi tentu tidak bebas daripada efek samping," pungkas dr Boyke.

Manfaat IUD

Berikut beberapa manfaat IUD atau KB spiral yang perlu diketahui para wanita:

  1. Dapat Mencegah kehamilan hingga 99 persen
  2. Bisa dijadikan pilihan KB jangka panjang (5 atau 10 tahun)
  3. Harga relatif terjangkau
  4. Dapat dilepas sebelum masa berlaku habis (jika pasutri ingin memiliki anak)
  5. Tidak menyebabkan fluktuasi tekanan darah
  6. Tidak memengaruhi berat badan Boleh digunakan pada ibu menyusui (busui)
  7. Tidak memengaruhi perubahan kadar hormon (wanita tetap dapat menstruasi).
  8. IUD memiliki macam-macam manfaat dari mencegah kehamilan hingga 99 persen hingga tidak memengaruhi kadar hormon.

Namun, sebelum memasang alat kontrasepsi ini, wanita sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Kapan Waktu Terbaik Memasan IUD?

Setelah memahami macam-macam manfaat IUD, para wanita mungkin perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memasang alat kontrasepsi ini.

Dilansir dari kanal YouTube Kacamata dr Boyke, ia mengatakan, saat wanita sedang haid, pemasangan IUD akan lebih mudah karena mulut rahim sedikit terbuka.

"Emang sih kalau pada pasien-pasien biasa yang bukan habis lahiran kita pasang biasanya pada saat haid," kata dr Boyke.

Alasan lain pemasangan IUD saat haid selain mulut rahim terbuka juga dapat meminimalisir rasa sakit dan terjadinya pendarahan.

"Supaya pendarahannya juga bercampur dengan darah haid jadi tidak sakit dan mulut rahimnya lebih terbuka, jadi segera ya pasang IUD nya," sambung dr Boyke.

Selain saat haid, anda juga bisa memasang IUD beberapa saat setelah melahirkan tepatnya pada 30 atau 40 hari.

Waktu terbaik memasang IUD setelah melahirkan karena posisi mulut rahim sedang terbuka sehingga meminimalisir rasa sakit.

"Apalagi kalau habis 40 hari habis melahirakan atau 30 hari habis melahirkan, biasanya juga masih terbuka tuh mulut rahimnya, masangnya juga lebih enak ya kalau terbuka mulutnya jadi tidak akan sakit," pungkas dr Boyke. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved