Nasional

Program Makan Bergizi Gratis Resmi Dimulai, Apakah Sama Dengan Kyushoku di Jepang? Ini Penjelasannya

Melansir Japan Wonder Travel Blog, biaya makan siang di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama rata-rata sebesar 4.000 hingga 5.000 yen atau

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Maulidi Alfata
Anak-anak PAUD Rauzatul Khaira, Kecamatan Peureulak, menerima makan gizi gratis perdana, Senin (6/1/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Program  makan bergizi gratis (MBG) resmi dimulai per tanggal (6/1/2025).

Program ini menjadi salah satu janji dari pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, dalam visi misi serta program kerja mereka.

Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung pendidikan, meningkatkan gizi anak-anak, serta mengurangi kesenjangan sosial antara kelompok masyarakat yang mampu dan yang kurang mampu.

Program MBG bertujuan untuk memastikan setiap anak yang bersekolah mendapatkan makanan bergizi yang diperlukan untuk mendukung tumbuh kembangnya.

 Dengan memberikan makanan bergizi secara gratis, diharapkan anak-anak dapat fokus dalam belajar tanpa terbebani oleh kekurangan gizi yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan kesehatan mereka.

Program ini juga diharapkan dapat memperbaiki kualitas gizi di Indonesia, mengingat masih ada sejumlah besar anak-anak yang mengalami kekurangan gizi.

 Selain itu, dengan menyediakan makanan sehat dan susu yang dibagikan langsung di sekolah, program ini dapat mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

Tidak hanya itu, program ini juga akan mendukung program pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.

Di Jepang, konsep makan bergizi di sekolah telah lama diterapkan melalui program yang dikenal dengan nama Kyushoku.

Kyushoku adalah program makan siang yang disediakan oleh sekolah untuk semua siswa, baik di sekolah dasar maupun menengah.

Program ini sudah ada sejak tahun 1940-an dan kini menjadi bagian dari sistem pendidikan di Jepang.

Baca juga: ‘Dimakan Bareng Ibu’ Kisah Murid SD Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Tak Ingin Makan Enak Sendirian

Baca juga: Aliya Pilih Bawa Pulang Makan Siang Gratis dari Sekolah: Kasihan Ibu Tidak Makan

Perbedaan Utama: MBG di Indonesia dan Kyushoku di Jepang

Kyushoku di Jepang bertujuan untuk memberikan makan siang yang bergizi kepada semua siswa tanpa memandang latar belakang ekonomi.

Makanan yang diberikan memiliki komposisi yang seimbang untuk mendukung kesehatan dan kebugaran siswa selama jam pelajaran.

Kyushoku di Jepang sangat berfokus pada makanan sehat yang mengandung karbohidrat, protein, sayuran, dan susu.

Biasanya, menu Kyushoku terdiri dari nasi, ikan atau ayam, sup miso, sayuran, dan susu. Menu yang diberikan dipilih untuk menciptakan keseimbangan gizi yang optimal.

Kyushoku di Jepang didanai oleh pemerintah lokal atau sekolah, namun sebagian besar biaya makanan ditanggung oleh orang tua siswa.

Melansir Japan Wonder Travel Blog, biaya makan siang di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama rata-rata sebesar 4.000 hingga 5.000 yen atau sekitar Rp420.000 hingga Rp525.000 setiap bulan (kurs Rp104 per yen). 

Dalam beberapa kasus, bagi keluarga yang kurang mampu, biaya dapat diimbangi oleh subsidi.

Kyushoku di Jepang sangat terintegrasi dengan edukasi. Siswa di Jepang terlibat dalam proses persiapan dan penyajian makan siang, yang mengajarkan mereka tentang pentingnya kebersihan, pola makan sehat, dan kerja sama. Dalam beberapa kasus, siswa bahkan terlibat dalam menanam sayuran yang digunakan dalam makan siang mereka.

Meskipun kedua program, MBG di Indonesia dan Kyushoku di Jepang, memiliki tujuan yang serupa dalam memberikan makan bergizi kepada anak-anak sekolah, ada perbedaan dalam implementasi dan pendekatan.

Di Jepang, Kyushoku sudah lama menjadi bagian dari budaya sekolah, dengan melibatkan siswa dalam proses makan siang dan mengedepankan edukasi gizi.

Kedua program ini menunjukkan komitmen pemerintah masing-masing dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan produktif, serta mendukung mereka untuk tumbuh berkembang dengan baik, baik secara fisik maupun akademik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved