Breaking News

Bos Rental Mobil Ditembak

Nasir Djamil Ungkap Sindikat Dibalik Kasus Penembakan Bos Rental Mobil: Tidak Boleh Menutup Mata

"Ini adalah bagian dari sindikat yang melibatkan oknum-oknum, apakah itu baju hijau, baju coklat, atau baju-baju lainnya.” Ungkap Nasir.

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Muhammad Hadi
Captured YouTube Serambinews.com
Nasir Djamil Anggota Komisi III DPR RI dalam live podcast Serambinews dengan judul 'Live Tokoh Aceh Desak Ungkap Tuntas kasus Penembakan Bos Rental Mobil', Kamis (9/1/2025) 

SERAMBINEWS.COM - Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, mengungkapkan pandangannya terkait penyelidikan kasus penembakan terhadap seorang bos rental mobil yang terjadi pada, kamis  (9/1/2025).

Dalam live podcast Serambinews, Nasir menegaskan bahwa pengusutan kasus ini harus dilakukan secara serius.

Hal ini di karenakan ia melihat adanya indikasi keterlibatan sindikat yang melibatkan oknum-oknum dari kepolisian dan TNI.

Menurut Nasir, kasus ini memperlihatkan penyalahgunaan senjata api yang seharusnya digunakan untuk melindungi masyarakat, namun justru dipakai untuk tindakan kejahatan.

Ia menyesalkan bahwa senjata yang harusnya digunakan untuk menjaga keselamatan rakyat malah digunakan untuk membunuh seseorang.

"Ini adalah bagian dari sindikat yang melibatkan oknum-oknum, apakah itu baju hijau, baju coklat, atau baju-baju lainnya.” Ungkap Nasir Djamil dalam live podcast Serambinews.

Nasir terus menjelaskan bahwa kasus ini harus mendapat perhatian serius oleh pimpinan Mabes Polri maupun Mabes TNI.

Terutama terkait dengan keterlibatan anggotanya yang menggunakan senjata api untuk melakukan tindakan kejahatan

Nasir juga menyatakan bahwa pelaku penembakan, yang telah memiliki niat jahat dan bekerja sama dengan pihak lain untuk menggelapkan mobil rental, layak dijatuhi hukuman mati.

Menurutnya, hukuman tersebut sebanding dengan tingkat kejahatan yang telah direncanakan dengan matang oleh pelaku.

Selain itu, Nasir menyoroti sejumlah kejanggalan dalam proses penyelidikan yang terjadi.

Ia mencatat bahwa petugas Polsek Cinangka, yang pertama kali menerima laporan dari korban, justru tidak memberikan pendampingan yang seharusnya.

Laporan yang diberikan oleh korban juga disalahartikan oleh petugas sebagai masalah terkait leasing, bukannya tindak pidana penggelapan mobil.

Nasir menganggap ini sebagai kelalaian yang serius, karena petugas seharusnya segera menanggapi kejadian ini dengan lebih tanggap.

 "Ya, memang ada kelalaian, ketidak tanggapan yang dilakukan oleh anggota Polsek Cinangka ketika mereka menerima laporan itu.” Ujar Nasir.

Nasir Djamin juga sudah menghubungi Polda Banten, Irjen Sayudi terkait dengan perilaku anak buanya pada Polsek tersebut.

Nasir juga menyatakan bahwa kasus ini mencerminkan adanya kejahatan terorganisir yang perlu ditangani dengan profesionalitas dan transparansi.

Ia berharap pihak kepolisian tidak membiarkan kasus ini menguap begitu saja dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

Selain itu, Nasir mengusulkan agar organisasi Taman Iskandar Muda di tingkat pusat lebih aktif memberikan bantuan hukum kepada warga Aceh, terutama yang tinggal di daerah-daerah besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang.

Dengan adanya bantuan hukum yang kuat, ia berharap potensi kejahatan dapat diminimalisir dan masyarakat merasa terlindungi.

Nasir menambahkan bahwa meskipun kasus ini terlambat terungkap, namun peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya keadilan dan pengawasan terhadap proses hukum.

Ia juga menegaskan bahwa pelaku harus dihukum sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukannya.

"Memang ada keterlambatan dalam pengungkapan kasus ini, tetapi ini adalah takdir yang tidak bisa kita elakkan.” Katanya.  

Selanjutnya Nasir menjelaskan meskipun ada keterlambatan dalam pengungkapan kasus ini, hal ini bisa menjadi pembelajaran besar dibaliknya.

“Meskipun begitu, ada pelajaran besar di baliknya, bahwa keadilan harus ditegakkan dan kita tidak boleh menutup mata terhadap fakta-fakta yang ada. Pelaku harus dihukum setimpal dengan perbuatannya," tegas Nasir.

Di akhir pernyataan, Nasir berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dengan keadilan yang seadil-adilnya bagi pihak korban, dan agar proses hukum dapat berlangsung dengan transparansi.

Ia juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi perkembangan kasus ini, sehingga tidak ada pihak yang berusaha menyembunyikan fakta atau menghalangi jalannya proses hukum.

"Kita berharap kasus ini segera berakhir dengan keadilan yang seadil-adilnya bagi pihak korban. Semua pihak harus mengawasi jalannya proses hukum agar tidak ada yang menutup mata terhadap kebenaran," pungkas Nasir.

Sebagai informasi, seorang pengusaha rental mobil, Ilyas Abdurrahman (48), tewas ditembak oleh seorang prajurit TNI AL di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak, arah Jakarta, pada Kamis (2/1/2025) pukul 04.30 WIB. 

Kronologi insiden ini terjadi saat Ilyas dan timnya berusaha merebut kembali mobil Honda Brio yang digelapkan oleh penyewa bernama Ajat Sudrajat.

Upaya pengembalian mobil ini memicu kejar-kejaran panjang antara Ilyas dan pelaku yang berawal di wilayah Pandeglang dan Anyar, Banten, hingga berakhir di rest area tersebut.

Selain Ilyas, anggota Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI), Ramli Abu Bakar (59), juga terkena tembakan dan kini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Penembakan ini melibatkan tujuh orang, termasuk empat warga sipil dan tiga prajurit TNI AL. Dua di antaranya, IH dan RH, masih dalam pencarian pihak berwajib.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved