Breaking News

Berita Aceh Timur

Warga Aceh Timur Tertembak di Perairan Malaysia, Kini Dalam Perawatan

Keesokan harinya, pada Jumat sekitar pukul 14.00 WIB, Hanafiah mengirim pesan suara melalui WhatsApp yang menjelaskan

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Muhammad Hanafiah warga Gampong Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur Aceh Timur, Tertembak di perairan Malaysia, Selasa (28/1/2025). 

Keesokan harinya, pada Jumat sekitar pukul 14.00 WIB, Hanafiah mengirim pesan suara melalui WhatsApp yang menjelaskan

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Seorang warga Aceh Timur bernama Muhammad Hanafiah menjadi korban penembakan aparat penegak hukum Malaysia di wilayah perairan Pulau Carey, Selangor.

Saat ini, Hanafiah masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Malaysia.

Informasi diterima Serambinews.com, dari Meuzakir, mantan Keuchik Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur.

Ia menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Kamis malam (23/1/2025).

"Hanafiah sempat mengirim pesan kepada istrinya, Mawaddah, bahwa dirinya dalam masalah dan meminta agar tidak dihubungi," ujar Meuzakir.

Keesokan harinya, pada Jumat sekitar pukul 14.00 WIB, Hanafiah mengirim pesan suara melalui WhatsApp yang menjelaskan kondisinya tidak baik-baik saja.

Ia meminta istrinya melapor ke pihak kepolisian dan meminta bantuan agar dijemput di wilayah perairan Dumai. Hanafiah juga mengirimkan lokasi keberadaannya di sekitar Pulau Carey.

Menurut informasi yang beredar, penangkapan enam WNI lainnya juga terjadi di wilayah yang sama.

Hingga Sabtu sore, nomor telepon Hanafiah masih aktif, namun pada malam harinya sudah tidak bisa dihubungi lagi.

"Dan saat ini Hanafiah di rawat di rumah sakit dj Malaysia, itu kami ketahui setelah koordinasi dengan Haji Uma, cuman kata Haji Uma, saat ini belum diperbolehkan ketemu dengan Hanafiah karena masih dalam perawatan," tuturnya. 

Sementara itu, pihak keluarga Hanafiah masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut karena masih dalam kondisi trauma.

Istri korban, Mawaddah, meminta waktu untuk menenangkan diri sebelum memberikan pernyataan resmi.

"Jangan dulu semalam banyak wartawan datang ke rumah Mawaddah (istri korban) tidak mau diwawancarai, dia meminta waktu untuk tenang dan stabil dulu," Tutur Muzakir.

Informasi lebih lanjut disampaikan oleh Senator Aceh di DPD-RI, Haji Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma.

Ia menyebutkan bahwa insiden ini melibatkan 26 pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural, termasuk dua warga Aceh, yang berupaya keluar dari Malaysia secara ilegal menggunakan sebuah perahu.

Namun, perahu tersebut terdeteksi oleh kapal patroli Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), sehingga terjadi aksi kejar-kejaran.

Petugas APMM kemudian melepaskan tembakan membabi buta dari jarak 20-25 meter di tengah malam yang gelap.


Pihak Kepolisian Malaysia mengklaim bahwa tembakan dilepaskan karena ada perlawanan dari WNI. Namun, pernyataan ini dibantah oleh saksi korban yang selamat, sebagaimana disampaikan kepada Haji Uma.


"Saya konfirmasi langsung kepada korban, dan mereka menyatakan tidak ada perlawanan sama sekali. Sebagai warga sipil tanpa senjata, mereka melawan dengan apa?" tegas Haji Uma, Minggu (26/1/2025).


Haji Uma juga menjelaskan bahwa setelah penembakan, perahu yang ditumpangi WNI berhasil melarikan diri dan merapat ke kawasan hutan bakau di daerah Banting, Selangor. Para korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Selangor, oleh tekong kapal.


Terkait insiden ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah melakukan langkah diplomatik dan mendesak pemerintah Malaysia untuk mengusut kasus ini secara menyeluruh.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved