Konflik Palestina dan Israel

Dukung Rencana Trump Pindahkan Warga Palestina, Netanyahu: Ide Terbaik yang Pernah Saya Dengar!

 "Maksud saya, apa yang salah dengan itu?" ujarnya. "Mereka bisa pergi, mereka bisa kembali, mereka bisa pindah dan kembali lagi.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
X @IsraelPM
PERTEMUAN PEMIMPIN NEGARA - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) bertemu Presiden AS, Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa, (4/2/2025) waktu setempat. Dalam pertemuan itu, Netanyahu memberikan pager berlapis emas kepada Donald Trump, yang diyakini merujuk pada operasi sabotase rahasia Israel terhadap Hizbullah. 

SERAMBINEWS.COM-Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan gagasan Presiden AS Donald Trump yang mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Gaza, setelah usulannya menuai kritik internasional.

Baca juga: Palestina Harus Bersatu Lawan Trump yang Bertekad Mengusir Paksa Penduduk Gaza

Dalam wawancara dengan Fox News pada hari Rabu (5/2/2025), Netanyahu mendukung gagasan untuk "mengizinkan warga Gaza yang ingin pergi untuk pergi," meskipun ia tidak secara langsung mengomentari bagian lain dari usulan Trump yang mencakup pengambilalihan Gaza oleh AS.

Netanyahu menegaskan bahwa warga Gaza yang ingin meninggalkan wilayah tersebut harus diberikan kesempatan untuk melakukannya, tanpa membatasi mereka untuk kembali.

 "Maksud saya, apa yang salah dengan itu?" ujarnya. "Mereka bisa pergi, mereka bisa kembali, mereka bisa pindah dan kembali lagi. Namun anda harus membangun kembali Gaza."

"Ini adalah ide bagus pertama yang pernah saya dengar," imbuhnya. 

Baca juga: Bantah Pernyataan Trump, Arab Saudi Tegaskan Sikapnya Soal Palestina, Tak Ada Nego!

Usulan Trump sebelumnya telah dikecam oleh kelompok hak asasi manusia sebagai bentuk pembersihan etnis, dan beberapa bagian dari usulan tersebut, termasuk pengambilalihan Gaza oleh Amerika Serikat, telah mendapat penolakan keras dari negara-negara Arab dan pemimpin Palestina.

 Trump juga berulang kali mengusulkan agar negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania menerima warga Palestina dari Gaza, sebuah gagasan yang juga ditolak oleh pihak-pihak terkait.

Sementara itu, serangan militer yang dilakukan oleh sekutu AS, Israel, terhadap Gaza sejak Januari 2024 telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, menurut data kementerian kesehatan Gaza.

 Serangan tersebut juga menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan memicu krisis kelaparan.

Perang ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan Hamas menyerang Israel, membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Baca juga: Donald Trump Sebut Ingin Ambil Alih Gaza, Ini 5 Hal yang Akan Terjadi: Rubio Berusaha Klarifikasi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved