Perang Gaza

Tahanan Palestina yang Dibebaskan dalam Kondisi Kesehatan yang Buruk dan Mengerikan 

Kondisi di dalam penjara Israel sangat mengerikan dan bahkan semakin memburuk di bawah kepemimpinan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Al Jazeera
Kondisi di dalam penjara Israel sangat mengerikan dan bahkan semakin memburuk di bawah kepemimpinan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. 

SERAMBINEWS.COM - Salah satu tahanan Palestina pertama yang dibebaskan adalah Jamal al-Taweel, tokoh penting Hamas. Kesehatannya buruk dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis setelah penahanannya.

Warga Palestina ini disambut kembali ke dalam masyarakat. Selama beberapa dekade terakhir, lebih dari satu juta warga Palestina telah ditahan oleh Israel. Dan jika melihat gambar-gambar saat mereka keluar dari penjara Israel, mereka memiliki penyakit di kulit mereka dan mereka sangat lemah.

Minggu lalu ada seorang tahanan yang berusaha untuk tidak memeluk keluarganya karena ia menderita penyakit kulit menular yang dikenal sebagai kudis. 

Kondisi di dalam penjara Israel sangat mengerikan dan bahkan semakin memburuk di bawah kepemimpinan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Ben-Gvir berjanji untuk memperkecil jatah makanan dan menyediakan lebih sedikit air minum karena, menurutnya, warga Palestina tidak boleh diperlakukan sebagai manusia.

Raed Abu Sabra, saudara dari tahanan Palestina yang dibebaskan Mohammed Abu Sabra, mengatakan pasukan Israel melukai saudaranya dengan 12 peluru pada tahun 2022 di dekat pos pemeriksaan Israel di desa Huwara, di provinsi Nablus, Tepi Barat yang diduduki.

"Awalnya kami mendengar bahwa dia terbunuh, lalu kami diberi tahu bahwa dia masih hidup tetapi dalam kondisi kritis," katanya kepada Al Jazeera dari Ramallah.

"Kami menghabiskan enam bulan tanpa mengetahui di mana dia berada atau bagaimana keadaannya. Dia dipindahkan ke penjara dari rumah sakit dan kami hanya dapat mengunjunginya sekali. Kami bahkan tidak dapat membuatnya menjalani operasi yang sangat dibutuhkan di perutnya," tambahnya.

Hamas Bebaskan 3 Tawanan Israel di Gaza dengan Imbalan Pembebasan 183 Tahanan Palestina

Hamas membebaskan tiga tawanan Israel; Eli Sharabi (52), Or Levy (34), dan Ohad Ben Ami (56) telah dibebaskan dari sebuah lokasi di Deir-el Balah di Gaza tengah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Sebagai imbalannya dalam kesepakatan itu, Israel membebaskan 183 tahanan Pelestina yang ditahan di penjara Israel.

Para tawanan telah dibawa oleh anggota Komite Internasional Palang Merah dan telah telah diterima pihak Israel.

Hamas menyiapkan panggung di kota itu untuk serah terima dengan kehadiran puluhan pejuang bertopeng. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Ben Ami dan Sharabi keduanya diculik dari Kibbutz Be'eri selama serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan Levy diculik hari itu dari festival musik Nova.

Tiga tawanan Israel di podium

Ketiga tawanan Israel, yang tampak kurus kering, berdiri di panggung di samping pejuang Hamas.

Pertukaran itu terjadi meskipun ada keributan di wilayah tersebut atas usulan mengejutkan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk secara paksa membersihkan Jalur Gaza dari penduduk Palestina dan bagi Amerika Serikat untuk mengambil alih wilayah tersebut, mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah".

Di antara 183 warga Palestina yang akan dibebaskan, termasuk 111 orang yang diambil dari Gaza selama 15 bulan perang. Setidaknya 42 warga Palestina akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki, sementara tujuh orang akan diasingkan dari wilayah Palestina, menurut Hamas.

Daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan juga mencakup 18 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 54 orang yang menjalani hukuman panjang.

Forum Sandera dan Keluarga Hilang mendesak pemerintah pada hari Jumat untuk tetap berpegang pada gencatan senjata Gaza, bahkan ketika komentar Trump memicu keributan di Timur Tengah dan sekitarnya.

"Seluruh bangsa menuntut agar para sandera dipulangkan ke rumah," kata kelompok kampanye Israel dalam sebuah pernyataan.

Gencatan senjata, yang berlaku sejak 19 Januari dan dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, bertujuan untuk menjamin pembebasan 33 sandera selama fase 42 hari pertama perjanjian, dan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.

Negosiasi pada tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada hari Senin, tetapi belum ada rincian mengenai status pembicaraan tersebut.

Tahap kedua bertujuan untuk mengamankan pembebasan lebih banyak sandera dan membuka jalan bagi berakhirnya perang secara permanen, yang telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina sementara ribuan mayat terus ditemukan setelah gencatan senjata 19 Januari.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved