Perang Gaza

Mediator Ingatkan Kemungkinan Gencatan Senjata di Gaza Bubar, Pembicaraan Hamas-Israel Terhenti

Sumber keamanan Mesir memberi tahu Reuters pada hari Senin bahwa upaya mediasi kini dalam bahaya serius, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa kurang

Editor: Ansari Hasyim
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (1/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa foto 7 komandan mereka yang terbunuh dalam serangan Israel, selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina. 

SERAMBINEWS.COM - Gencatan senjata Gaza yang rapuh berisiko runtuh karena Hamas menangguhkan pembebasan tawanan, dengan alasan pelanggaran berulang Israel terhadap perjanjian tersebut. 

Sumber keamanan Mesir memberi tahu Reuters pada hari Senin bahwa upaya mediasi kini dalam bahaya serius, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa kurangnya kepatuhan Israel dapat memicu permusuhan baru.

Hamas mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan menghentikan pertukaran tahanan sampai pemberitahuan lebih lanjut, dengan menyatakan bahwa Israel telah berulang kali melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata.

Menurut Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, Israel telah:

Menghambat pemulangan warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara

Terus menargetkan warga Palestina dengan tembakan dan penembakan

Pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong yang terkepung

Hamas telah bersiap untuk membebaskan tawanan pada hari Sabtu sebagai ganti tahanan Palestina, tetapi kelompok itu sekarang menuntut agar Israel memenuhi kewajibannya dan memberikan kompensasi atas pelanggarannya sebelum proses tersebut dapat dilanjutkan.

Pembicaraan Gencatan Senjata Terhenti 

Mediator dari Mesir dan Qatar telah menunda perundingan gencatan senjata, dengan alasan penolakan Israel untuk mematuhi kesepakatan tersebut. 

Baca juga: Trump Sebut Jika Berhasil Kuasai Gaza oleh AS, Warga Palestina Tak Boleh Lagi Kembali

Seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam perundingan tersebut mengonfirmasi bahwa diskusi telah terhenti karena Israel secara konsisten tidak mematuhi dan menolak untuk melaksanakan ketentuan kemanusiaan dari perjanjian tersebut.

Sementara itu, Menteri Keamanan Israel Israel Katz meningkatkan ketegangan dengan mengumumkan bahwa militer dalam keadaan siaga tinggi dan siap untuk melanjutkan agresi di Gaza.

"Saya menginstruksikan IOF untuk bersiap pada tingkat kewaspadaan tertinggi untuk setiap kemungkinan skenario di Gaza dan untuk melindungi masyarakat (perbatasan). Kami tidak akan kembali ke realitas 7 Oktober," katanya.

Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi kritik yang semakin meningkat dari dalam Israel, dengan keluarga-keluarga tawanan Israel mendesak para mediator untuk mencegah gencatan senjata runtuh dan organisasi-organisasi Veteran menuduh pemerintah dengan sengaja menyabotase perjanjian tersebut.

Ribuan Tahanan Palestina Masih Ditahan

Berdasarkan perjanjian gencatan senjata saat ini, gerakan perlawanan Hamas setuju untuk membebaskan 33 sandera selama 42 hari, dengan 16 orang telah dibebaskan. 

Sebagai balasannya, "Israel" seharusnya membebaskan ratusan tahanan Palestina, banyak di antaranya telah ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan berdasarkan kebijakan penahanan administratifnya.

Namun, Hamas kini menuduh Israel sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan dan gagal melaksanakan ketentuan utama kesepakatan tersebut. 

Sementara itu, otoritas Israel telah menolak tuntutan Palestina untuk mengakhiri blokade, bahkan saat warga sipil yang mengungsi di Gaza terus menderita dalam kondisi yang sangat buruk.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa para mediator kesepakatan gencatan senjata Gaza khawatir akan gagalnya kesepakatan menyusul pengumuman terbaru Hamas.

Badan tersebut melaporkan bahwa negosiator Hamas mengatakan bahwa jaminan AS untuk gencatan senjata tidak lagi berlaku, mengingat rencana Trump untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.

Dikatakan juga bahwa para mediator telah menunda pembicaraan sampai indikasi yang jelas mengenai niat Washington untuk melanjutkan kesepakatan bertahap tersebut diterima.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved