Banda Aceh
Simposium Internasional, Ini Harapan Rektor UIN Ar-Raniry ke Profesor dari Jepang
“UIN Ar-Raniry tidak mungkin membangun sendiri tanpa dukungan nasional dan internasional. Sejarah mencatat hubungan erat antara Pemerintah Jepang...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar International Symposium dengan tema “Transforming Education: Navigating Digital Learning, International Baccalaureate (IB), and the Newly Introduced Career Portfolio on Teaching and Learning” di Ruang Teater Museum UIN Ar-Raniry, Rabu (12/2/2025).
Symposium ini menghadirkan empat pembicara utama yaitu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry Prof Safrul Muluk, serta tiga akademisi dari University of Tsukuba Jepang, yakni Associate Professor Kotaro Komatsu, Professor Teruyuki Fujita, dan Assistant Professor Shizuko Umetsu.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman dalam sambutannya saat membuka acara tersebut menyampaikan, pentingnya kolaborasi internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “UIN Ar-Raniry siap berkolaborasi dengan berbagai instansi, baik nasional maupun internasional, termasuk dengan University of Tsukuba Jepang, dalam kegiatan kemitraan yang kita lakukan hari ini,” ujarnya.
Prof Mujiburrahman juga memaparkan profil UIN Ar-Raniry yang saat ini memiliki 9 fakultas dan 1 program pascasarjana dengan berbagai program studi. Mahasiswa UIN Ar-Raniry tidak hanya berasal dari Aceh dan nasional, tetapi juga dari berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Tanzania, dan Libya.
“Pada tahun ini, UIN Ar-Raniry termasuk dalam 13 universitas yang menjadi pilot project Kementerian Agama untuk menuju World Class University (WCU) dalam konteks World University Ranking (WUR),” tambahnya.
Rektor juga menekankan pentingnya dukungan internasional dalam pengembangan universitas.
“UIN Ar-Raniry tidak mungkin membangun sendiri tanpa dukungan nasional dan internasional. Sejarah mencatat hubungan erat antara Pemerintah Jepang dengan Aceh sejak masa kerajaan,” ungkap Prof Mujiburrahman.
Harap Mengajar di UIN
Sebagai langkah konkret, UIN Ar-Raniry selama ini sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membuka pelatihan bahasa asing, termasuk Bahasa Jepang, Mandarin, Turki, Arab, dan Inggris, melalui UPT Pusat Pengembangan Bahasa UIN Ar-Raniry.
“Kami berharap ada guru Bahasa Jepang dari University of Tsukuba yang dapat mengajar di lembaga bahasa kami,” harap Prof Mujiburrahman.
Rektor juga mengungkapkan apresiasi atas bantuan Pemerintah Jepang pasca tsunami 2004, termasuk pembangunan salah satu gedung pascasarjana UIN Ar-Raniry dengan inisiatif Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Kami berharap kemitraan dengan University of Tsukuba dapat ditindaklanjuti dalam berbagai aspek, seperti pertukaran pelajar, dosen, riset, dan lainnya di masa mendatang,” tutup Prof Mujiburrahman.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan program pertukaran pelajar dan informasi beasiswa University of Tsukuba, serta sosialisasi penerimaan mahasiswa S1, S2, S3 ke berbagai program studi di Jepang.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.