Ramadhan 2025
Jika Ada Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu, Ini Batas Waktu Menggantinya
Ketua MUI bidang Fatwa Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, mengganti utang puasa sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.
Ketua MUI bidang Fatwa Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, mengganti utang puasa sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.
SERAMBINEWS.COM - Bulan suci Ramadhan 1446 akan segera tiba.
Hal ini merupakan kewajiban bagi ummat islam menunaikan puasa selama sebulan penuh.
Nah, bagaimana bagi orang-orang yang masih memiliki utang puasa tahun sebelumnya. Masih bolehkah qadha?
1 Ramadhan 1446 Hijriyah tinggal 20 hari lagi. Apakah Anda masih punya utang Puasa Ramadhan tahun lalu?
Jika masih memiliki utang puasa diwajibkan segera menggantinya sebelum Ramadhan tahun ini tiba.
Lantas, batas akhir mengganti puasa tahun lalu?
Ketua MUI bidang Fatwa Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, mengganti utang puasa sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.
"Prinsipnya, begitu dia memiliki utang puasa, maka dia wajib mengqadha-nya," kata Asrorun, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Saat ditanya kapan waktu yang tepat, dia menjelaskan, utang puasa sebaiknya diganti sebelum Ramadhan tahun berikutnya datang.
"Waktunya ketika dia sudah tidak ada udzur, dan segera. Batasnya hingga sebelum Ramadhan berikutnya," kata Asrorun.
Sementara Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menerangkan, ada dua pendapat mengenai pelaksanaan utang membayar puasa.
Yaitu, menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah serta ulama Hanafiyah.
1. Batas bayar utang puasa menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah
Menurut pendapat Syafiiyah dan ulama Hanabilah, batas waktu untuk membayar utang puasa adalah sebelum datangnya bulan Ramadhan berikutnya.
Artinya, seseorang yang memiliki utang puasa diwajibkan untuk melunasinya sebelum Ramadhan berikutnya tiba.
"Menurut ulama Syafi'iyah dan Hanabilah utang puasa harus sudah dibayarkan sebelum bulan Ramadhan berikutnya tiba," kata Anwar.
Jika muslim tidak mengganti utang puasa, dia dianggap telah melewatkan kewajibannya dalam waktu yang ditentukan.
Dan menurut sebagian ulama, hal ini bisa menyebabkan tambahan konsekuensi seperti membayar fidyah sebagai denda.
2. Batas bayar utang puasa menurut ulama Hanafiyah
Pendapat lainnya mengenai batas bayar utang puasa diungkap oleh ulama Hanafiyah.
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Anwar mengatakan, ulama Hanafiyah menyatakan, tidak ada batas akhir yang spesifik untuk mengganti puasa.
"Jika mengacu pada mazhab Hanafi, utang puasa bisa dibayarkan kapan saja selama masih hidup," kata Anwar.
Mazhab ini berpendapat, seorang muslim dapat mengganti puasanya kapan saja, bahkan bisa dilakukan Ramadhan-Ramadhan berikutnya.
Dengan begitu, menurut pandangan ini, waktu membayar utang puasa lebih fleksibel.
Meski demikian, penting bagi setiap muslim untuk segera melunasi utang puasanya jika memungkinkan agar kewajiban tersebut tidak tertunda terlalu lama.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Masih Punya Utang Puasa Ramadhan Tahun Lalu? Ini Batas Waktu Menggantinya,
Mengenal Fidyah Puasa: Cara Membayar, Jumlah yang Harus Dibayar, dan Niatnya di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Ini Beras Dianjurkan untuk Bayar Zakat Fitrah, Begini Pendapat Ulama soal Waktu & Tempat Pembayaran |
![]() |
---|
Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-30 Ramadhan: Allah SWT Balas dengan Kenikmatan Surgawi |
![]() |
---|
Buya Yahya Sebut Amalan Dahsyat Saat Ramadhan, Kerap Diabai, Padahal Kunci Agar Ibadah Tak Sia-sia |
![]() |
---|
Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad soal Hukum Zakat Fitrah Bagi yang Tidak Mampu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.