Sosok Christopher Farrel, Pendiri dan CEO Startup Hilang Misterius di Bantul, Pernah Dipolisikan

Pendiri sekaligus CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma, hilang misterius di Pantai Pandan Payung di Kretek, Bantul

Editor: Faisal Zamzami
Instagram Kecilin App
ORANG HILANG - Christopher Farrel, Pendiri dan CEO Startup. Pendiri sekaligus CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma, hilang misterius di Pantai Pandan Payung di Kretek, Bantul, Yogyakarta. 

SERAMBINEWS.COM - Pendiri sekaligus CEO Startup kompresi data Kecilin, Christopher Farrel Millenio Kusuma, hilang misterius di Pantai Pandan Payung di Kretek, Bantul, Yogyakarta.

Sebuah telepon seluler, dompet, pakaian berwarna hitam, dan delapan surat, semuanya dibungkus dalam kantong plastik putih ditemukan dan diserahkan ke Polsek Kretek​, Bantul, Yogyakarta pada 9 Februari 2025.

"Informasi itu kemudian diketahui oleh Bhabinkamtibmas Parangtritis dan diteruskan ke sejumlah pihak, termasuk Polsek Kretek," ujar Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, kepada awak media, Senin (10/2/2025), dikutip dari Tribun Jogja.

Keluarga pun mengkonfirmasi kebenaran bahwa barang tersebut milik korban.

"Hasil klarifikasi dengan pihak keluarga bahwa CFMK telah pergi dan lost contact dengan keluarga sejak empat hari yang lalu," ucap AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana.

 

Pencarian Masih Berlangsung

Hingga saat ini, keberadaan Farrel masih menjadi misteri. Tim SAR, kepolisian, dan keluarga masih berupaya melakukan pencarian di sekitar lokasi hilangnya. 

Motif di balik hilangnya Farrel, apakah terkait dengan tekanan bisnis, masalah hukum, atau faktor lain, masih dalam penyelidikan.

Pihak berwenang mengimbau siapa pun yang memiliki informasi terkait keberadaan Farrel untuk segera melapor ke kepolisian terdekat.

 

Dugaan terkait kasus hukum

Sebelum hilang, Farrel diketahui tengah menghadapi dugaan kasus hukum. 

Pada November 2024, ia dilaporkan ke Polresta Sleman atas dugaan penipuan investasi. 

Laporan menyebutkan bahwa ia meminjam uang Rp150 juta dengan janji akan mengembalikannya setelah menyelesaikan proyek pemerintah senilai Rp13 miliar. 

Namun, sejak Agustus 2024, ia tidak dapat dihubungi oleh pihak pelapor, yang akhirnya melaporkannya ke kepolisian pada November 2024

Baca juga: Kronologi ART Culik Bayi Usia 10 Bulan di Tangerang Selatan, Majikan Panik Saat Anaknya Hilang

Sosok Farrel

Christopher Farrel Millenio Kusuma lahir pada 1 Januari 2000.

Saat masih berusia 17 tahun, Farrel pernah memenuhi undangan dari perusahaan Google di Mountain View, California, Amerika Serikat.

Farrel yang kala itu masih menjadi siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta ini diundang Google karena penelitiannya tentang "Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data".

"Berangkat ke sana karena proposal penelitian saya berjudul 'Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data' lolos," kata Farrel saat ditemui Kompas.com di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu (22/11/2017). 

Ide penelitian yang membawanya ke Google berawal dari hal sepele. Farrel ingin mengunduh sebuah game, tetapi kuota data yang dimilikinya terbatas. Waktu itu, Farrel masih duduk di kelas 1 SMA.

"Awalnya itu ingin men-download game, tapi kuota terbatas, padahal saya ingin sekali main game itu. Lalu kepikiran, bagaimana caranya mengecilkan game itu, biar bisa main," tuturnya sembari tertawa.

Dari keinginannya bermain gim tersebut, Farrel lalu mulai mencari di internet cara mengecilkan data. Dari pencariannya itu, ia menemukan data compression atau pemampatan data. 

"Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," ungkapnya.

 
Perjuangan Farrel pun tak mudah, proposal penelitiannya sempat ditolak sebanyak 11 kali sejak tahun 2016.

Sampai akhirnya, Google membuka lomba penelitian, ia mengajukan proposal, dan akhirnya penelitiannya diterima.

Pada 15-20 Februari 2017, Farrel berada di Kantor Google Mountain View. 

Selama di sana, dirinya mempresentasikan penelitiannya di hadapan seluruh peserta dari sejumlah negara yang lolos.

"Saya satu-satunya dari Indonesia, dan selama di sana itu presentasi, diskusi, sharing dengan orang-orang dari negara-negara lain yang lolos. Kami masing-masing didampingi satu mentor dari Google," bebernya.

Akhirnya, Farrel diminta Google untuk bergabung ke dalam sebuah proyek untuk bekerja selama enam hingga tujuh bulan.

Lantaran masih berada di bangku sekolah, Farrel saat itu bekerja secara jarak jauh.

Saat bergabung, salah satu yang dilakukannya ialah mengembangkan algoritma khusus kompresi pada Google Photos.

Pada saat itu, Farrel juga bertemu dengan investor-investor besar dan tidak lama kemudian berdirilah Startup kompresi data bernama Kecilin. 

Ia resmi menjadi pendiri dan CEO Kecilin saat usianya masih 18 tahun.

Algoritma dari aplikasi Kecilin sebelumnya telah digunakan dalam produk B2B berupa Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan oleh perusahaan yang mengalami permasalahan storage data yang membengkak, transfer data yang mahal dan juga lama. 

Kemudian, Farrel berpikir untuk memperluas ke B2C dengan menghadirkan aplikasi Kecilin.

Baca juga: Istri Polisi Ngaku Korban KDRT dan Diselingkuhi, Luka Robek di Wajah, Brigadir Arif Widianto Bantah

Baca juga: Nasib Pilu Puspa Dewi, TKW Nangis Kerja di Singapura, Disuruh Agen Bayar Rp26 Juta Jika Ingin Pulang

Baca juga: Batas Waktu Pelunasan Biaya Haji 2025, Berikut Daftar Biaya Haji per Embarkasi

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Misteri Keberadaan Pemilik Tas Berisi Dompet dan Surat Permintaan Maaf, Tim SAR Sisir Pantai Bantul.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved