Hamas Rilis 6 Nama Sandera Israel yang akan Dibebaskan Hari Sabtu Ini, Berikut Daftarnya

Abu Ubaida menulis keenam nama tahanan tersebut melalui unggahan di Telegram resminya.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (1/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa foto 7 komandan mereka yang terbunuh dalam serangan Israel, selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina. 

SERAMBINEWS.COM - Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan Hamas akan membebaskan 6 tahanan besok, Sabtu, sebagai  bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.

Pertukaran tersebut akan membebaskan dua tahanan Israel yang ditahan Hamas sejak tahun 2014 yaitu Avera Mengistu dan Hisham Al-Sayed, selain sandera yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Abu Ubaida menulis keenam nama tahanan tersebut melalui unggahan di Telegram resminya.

"Dalam rangka #AlAqsa_Flood_Deal untuk pertukaran tawanan, Brigade Al-Qassam memutuskan untuk membebaskan tawanan Zionis berikut besok, Sabtu, 22-02-2025:

1. Eliya Maimon Isaac Cohen

2. Omer Shem Tov

3. Omer Wenkert

4. Tal Shoham

5. Avera Mengistu

6. Hisham Al-Sayed"

Baca juga: Hamas Bantah Tuduhan Israel Soal Pemalsuan Jenazah Sandera Shiri Bibas: Jasad Hancur dan Tercampur

Sementara itu, Israel akan membebaskan sekitar 600 tahanan Palestina, termasuk 50 orang dengan hukuman seumur hidup dan hukuman yang panjang, 47 orang dari mereka yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tentara Israel "Gilad Shalit tahun 2011" yang ditangkap kembali, dan sekitar 444 tahanan pria dan wanita yang ditangkap selama perang di Gaza.

Kemarin, Kamis (20/2/2025), Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel yang terdiri dari Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83).

Menurut perjanjian gencatan senjata tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel termasuk delapan jenazah sandera dan Israel akan membebaskan ribuan tahanan Palestina.

Sejak perjanjian tersebut berlaku pada 19 Januari 2025, Hamas telah membebaskan 19 sandera Israel yang masih hidup dan empat jenazah sandera.

Pembebasan enam sandera besok akan menjadi pertukaran tahanan gelombang ke delapan.

Sementara itu, penyerahan empat jenazah lainnya belum dijadwalkan.

 

Warga Israel Sebut Netanyahu Telantarkan Keluarga Mereka, Masih Menanti Nasib Sandera Shiri Bibas

 

Warga Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang yang mereka cintai selama serangan Hamas tahun 2023.

Keluarga Bibas dari Israel menyebut Benjamin Netanyahu gagal membawa orang-orang yang mereka cintai pulang.

Warga bernama Ofri Bibas mengatakan, ia masih menunggu untuk mengetahui nasib saudara iparnya, Shiri Bibas.

Meski begitu, keluarganya “tidak berniat membalas dendam saat ini”.

"Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam tahanan."

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda pada saat yang menyakitkan ini," kata Ofri Bibas dalam sebuah pernyataan, Jumat (21/2/2025), dilansir The Guardian.

Sementara itu, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan membuat Hamas 'membayar' karena gagal membebaskan jenazah sandera Shiri Bibas sesuai kesepakatan.

Pernyataan itu muncul setelah para ahli Israel mengatakan, satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas pada Kamis (20/2/2025), adalah seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya dan bukan Shiri Bibas, yang kedua putranya, Kfir dan Ariel, diserahkan dan diidentifikasi.

Netanyahu menuduh Hamas bertindak "dengan cara yang sangat sinis" dengan menempatkan jenazah seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah.

Netanyahu lantas menyebut jenazah yang diserahkan Hamas bukan Shiri Bibas, yang diculik bersama kedua putranya dan suaminya, Yarden, selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami - baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal - dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini," katanya dalam sebuah pernyataan video, Jumat, dikutip dari Al Arabiya.

Diberitakan Arab News, selama serangan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, Hamas memfilmkan dan kemudian menyiarkan rekaman yang menunjukkan penculikan keluarga Shiri Bibas dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza.

Ariel saat itu berusia empat tahun, sedangkan Kfir adalah sandera termuda yang baru berusia sembilan bulan.

Ayah mereka, yang juga ditangkap selama serangan itu, dibebaskan awal bulan ini.

 
Sandera tua yang jenazahnya dikembalikan pada hari Kamis, diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz, seorang jurnalis veteran dan pembela hak-hak Palestina sejak lama.

Penjelasan Hamas

Hamas mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi jenazah manusia yang diserahkan kepada Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata.

Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan “kesalahan yang tidak diharapkan” bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

"Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan-badan atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani," katanya dalam sebuah pernyataan, Jumat, masih dari Arab News.

Hamas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

Diketahui, militan Palestina menggelar upacara untuk mengembalikan keempat jenazah di bekas pemakaman di kota Khan Yunis, Gaza selatan, Kamis (20/2/2025).

Pemulangan jenazah tersebut merupakan bagian dari fase awal enam minggu gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.

Sejauh ini, Hamas telah menghasilkan pembebasan 19 sandera Israel yang masih hidup dengan imbalan lebih dari 1.100 tahanan Palestina.

Baca juga: Netanyahu Murka Hamas Tak Serahkan Jenazah Sandera Israel Shiri Bibas, Ancam Balas Dendam


Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja "menghambat pelaksanaan fase kedua" gencatan senjata Gaza.

Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, telah menuntut segera kembalinya pertempuran di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki setelah tiga bus kosong meledak di sebuah depot parkir dekat Tel Aviv.

Seorang pria Palestina dilaporkan tewas semalam ketika sebuah kendaraan militer Israel bertabrakan dengan mobilnya selama operasi Israel di Tulkarem, bagian dari serangan besar-besaran militer Israel selama berminggu-minggu di beberapa wilayah Tepi Barat utara.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan tidak ada rumah mobil yang masuk ke Jalur Gaza untuk warga Palestina yang mengungsi, dan menambahkan, "sejumlah terbatas" rumah mobil telah memasuki Jalur Gaza, tetapi rumah-rumah tersebut telah ditetapkan untuk digunakan oleh organisasi-organisasi internasional.

Militer Israel mengklaim, satu dari empat jenazah tawanan Israel yang diserahkan di Gaza kemarin bukanlah Shiri Bibas, dan menggambarkan jenazah tersebut sebagai "anonim" serta menuntut Hamas mengembalikan jenazah yang benar.

Hamas mengatakan jasad tawanan itu tampaknya tercampur dengan sisa-sisa manusia lainnya di reruntuhan serangan udara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan intensifikasi operasi militer di Tepi Barat yang diduduki setelah tiga bus yang diparkir meledak di Bat Yam, dekat Tel Aviv, tanpa korban jiwa.

Kementerian Kesehatan Gaza telah mengonfirmasi 48.319 kematian warga Palestina dalam  perang Israel di Gaza,  sementara 111.749 orang terluka.

Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas  menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

 

Baca juga: Nikita Mirzani Siap Ditahan Usai Jadi Tersangka Kasus Pemerasan, Tantang Reza Gladys Utus Dukun

Baca juga: Ledakan Besar di Tel Aviv Israel, Bahan Peledak Ditemukan di Bus, Tak Ada Korban

Baca juga: Kini Laris Jadi Aktor, Jefri Nichol Ungkap Cita-citanya Semasa Kecil

Sudah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved