Perang Gaza

Terlibat Pembicaraan Rahasia, AS Bujuk Hamas Bebaskan Tawanannya di Gaza

Diskusi tersebut dilaporkan berpusat pada pembebasan tawanan AS tetapi juga mencakup pembicaraan yang lebih luas tentang pembebasan semua tawanan yang

Editor: Ansari Hasyim
Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membebaskan tiga sandera Israel, Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, Or Levy selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina. Ketiga sandera Israel terlihat berjalan dari dalam terowongan menuju tempat penyerahan mereka kepada Palang Merah Internasional (ICRC) sebelum dibawa ke Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Pemerintahan Trump telah melakukan diskusi rahasia dengan Hamas untuk mengamankan pembebasan tawanan Amerika yang ditahan di wilayah tersebut, Reuters melaporkan pada hari Rabu.

Sebuah sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Utusan Khusus AS untuk Urusan Penyanderaan Adam Boehler telah memimpin negosiasi ini di Doha, Qatar, dalam beberapa minggu terakhir.

Diskusi tersebut dilaporkan berpusat pada pembebasan tawanan AS tetapi juga mencakup pembicaraan yang lebih luas tentang pembebasan semua tawanan yang tersisa dan pembentukan gencatan senjata yang langgeng.

Kedutaan Besar Israel di Washington belum mengomentari masalah tersebut, dan kantor Boehler serta Gedung Putih menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga: GAZA TERKINI - Trump Keluarkan Peringatan Terakhir ke Hamas, Israel Terus Blokade Gaza

Dalam perkembangan terkait, utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, akan segera kembali ke wilayah tersebut untuk bekerja guna memperpanjang gencatan senjata Gaza saat ini atau memajukan ke fase perjanjian berikutnya, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri. 

Witkoff baru-baru ini mengusulkan perpanjangan gencatan senjata selama 1,5 bulan, yang mencakup Ramadan dan Paskah, dengan imbalan pembebasan tawanan Israel secara bertahap.

Berdasarkan kerangka kerja yang diusulkan, setengah dari sandera—baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal—akan dibebaskan pada hari pertama, dengan negosiasi untuk gencatan senjata permanen yang menentukan pembebasan tawanan yang tersisa.

Hamas menolak persyaratan tersebut, dengan alasan kekhawatiran atas jaminan jangka panjang, yang menyebabkan "Israel" menangguhkan pengiriman bantuan ke Gaza.

Blokade bantuan telah memicu kecaman luas dari organisasi internasional dan kelompok hak asasi manusia.

Kepala kemanusiaan PBB Tom Fletcher mengkritik tindakan Israel, dengan alasan bahwa pembatasan bantuan melanggar hukum internasional.

Beberapa lembaga bantuan dan pemerintah juga menuduh Israel menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai senjata dengan menggunakan kelaparan sebagai alat perang melawan Palestina.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved