Berita Luar Negeri
Menteri Luar Negeri AS: Ukraina Harus Menyerahkan Wilayahnya Saat Berunding dengan Rusia
Ukraina perlu membuat konsesi teritorial, khususnya wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014, sebagai bagian dari kesepakatan mengakhiri perang.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Nur Nihayati
Menteri Luar Negeri AS: Ukraina Harus Menyerahkan Wilayahnya Saat Berunding dengan Rusia
SERAMBINEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio mengatakan Ukraina perlu membuat konsesi teritorial, khususnya wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Berbicara kepada wartawan pada Senin (10/3/2025), Rubio mengatakan hal yang paling penting adalah "rasa kuat bahwa Ukraina bersedia melakukan hal-hal yang sulit," sama seperti Rusia harus melakukan hal yang sama untuk mengakhiri atau menghentikan konflik.
Ia menolak untuk menguraikan kesepakatan potensial tetapi menjelaskan bahwa konsesi di kedua belah pihak akan memainkan peran utama dalam diplomasi.
Menurut Rubio, kedua pihak perlu mencapai pemahaman bahwa tidak ada solusi militer untuk situasi ini.
Alasannya adalah karena Rusia tidak dapat menduduki seluruh Ukraina dan akan sangat sulit bagi Ukraina untuk memaksa Rusia mengembalikan wilayah itu, kembali ke perbatasan tahun 2014.
Rubio menambahkan bahwa dalam negosiasi masa depan dengan Moskow, penting untuk menentukan konsesi apa yang bersedia diberikan Rusia.
Sebelumnya, setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat pertengkaran sengit di Gedung Putih.
Kedua belah pihak gagal menandatangani perjanjian mengenai eksploitasi mineral, pemerintahan Trump menangguhkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina.
Mengenai masalah ini, Rubio mengatakan bahwa ia dan pejabat Ukraina kemungkinan besar akan membahas dimulainya kembali bantuan militer selama pembicaraan pada 11 Maret 2025 di Arab Saudi.
Ia mengatakan posisi AS dalam pemotongan bantuan dapat berubah jika ia yakin Ukraina benar-benar berkomitmen pada perdamaian.
Meskipun AS telah berhenti berbagi sebagian informasi intelijen dengan Ukraina, termasuk citra satelit, Rubio mengatakan AS masih memberikan Kiev informasi yang memungkinkan Ukraina untuk terus mempertahankan diri terhadap serangan Rusia.
Menteri Luar Negeri AS itu juga mengatakan AS tidak mempertimbangkan untuk menghapus akses Ukraina ke Starlink, yang merupakan proyek jaringan satelit konstelasi perusahaan SpaceX milik Elon Musk.
Dalam perkembangan terkait, seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa Kiev akan mengusulkan gencatan senjata di udara dan laut dengan Rusia selama pembicaraan dengan pejabat AS di Arab Saudi kali ini.
"Kami mengusulkan gencatan senjata di udara dan gencatan senjata di laut karena ini adalah opsi gencatan senjata yang mudah ditetapkan, mudah dipantau, dan dapat dimulai," kata sumber itu.
Menurut sumber tersebut, Zelensky mengajukan usulan ini sebagai cara untuk memulai negosiasi guna mengakhiri operasi militer khusus Rusia selama lebih dari tiga tahun.
Presiden Volodymyr Zelensky kini telah tiba di Arab Saudi untuk bersiap bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelum mengadakan pembicaraan dengan delegasi AS.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Duta Besar Gadungan Tipu Puluhan Perusahaan Dunia, Pelaku Ngaku dari Negara Ini: Punya Kantor Dubes |
![]() |
---|
Demo 'Turun Anwar' di Kuala Lumpur Besok, Polisi Tutup 15 Ruas Jalan |
![]() |
---|
Pejabat Thailand Pakai Ijazah Palsu Saat Mendaftar ke KPU, Terancam Dilengserkan: Penjara 10 Tahun |
![]() |
---|
Serang Korea Utara Pakai Pesawat Tak Berawak, Jenderal Korea Selatan Ditangkap |
![]() |
---|
Dunia 24 Jam: Rusia Ingin ‘Baikan’ dengan AS, Banjir Bandang di Texas, Bandit Bunuh 70 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.