Konflik Palestina vs Israel

9 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel, Termasuk 3 Wartawan

"Beberapa orang terluka parah saat serangan itu mengenai sebuah mobil, dengan korban di dalam dan luar kendaraan," kata pejabat kesehatan

Editor: Faisal Zamzami
Wafa
PUING-PUING GAZA - Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan warga Palestina di antara puing-puing bangunan. Stok makanan di gudang PBB diperkirakan hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama kurang dari dua minggu ke depan. 

SERAMBINEWS.COM, GAZA - Sedikitnya sembilan warga Palestina termasuk tiga wartawan lokal tewas dalam serangan udara Israel di kota Beit Lahiya di utara Gaza, Sabtu (15/3/2025).

Demikian dikatakan Kementerian Kesehatan setempat saat para pemimpin Hamas mengadakan pembicaraan gencatan senjata dengan para mediator di Kairo, Mesir.

"Beberapa orang terluka parah saat serangan itu mengenai sebuah mobil, dengan korban di dalam dan luar kendaraan," kata pejabat kesehatan kepada Reuters.

Para saksi dan sesama wartawan mengatakan, orang-orang di dalam mobil itu sedang dalam misi untuk sebuah badan amal bernama Yayasan Al-Khair di Beit Lahiya.

Mereka ditemani oleh wartawan dan fotografer saat serangan itu mengenai mereka.

 
Menurut media Palestina, setidaknya tiga wartawan lokal termasuk di antara yang tewas.

Militer Israel mengatakan telah menyerang dua "teroris" yang mengoperasikan pesawat nirawak yang menimbulkan ancaman bagi pasukannya dan beberapa orang yang mengumpulkan peralatan pesawat nirawak tersebut.

Dalam pernyataan lain, mereka menyebutkan enam orang yang dikatakan sebagai anggota kelompok bersenjata Palestina Hamas dan Jihad Islam yang dikatakan telah tewas dalam insiden itu.

"Beberapa anggota kelompok bersenjata telah beroperasi di bawah kedok wartawan," kata militer Israel.

Baca juga: Utusan Trump untuk Timur Tengah: Hamas tidak Praktis dalam perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Insiden tersebut menggarisbawahi rapuhnya perjanjian gencatan senjata yang dimulai 19 Januari 2025 dan menghentikan pertempuran skala besar di Jalur Gaza.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan puluhan orang telah tewas oleh tembakan Israel meskipun ada gencatan senjata.

Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas, membantah tuduhan tentara Israel.

"Tim tersebut terdiri dari warga sipil dan bekerja di daerah dekat tempat penampungan dalam misi yang disponsori oleh badan amal. Mereka tidak berada di daerah terlarang dan tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi tentara Israel," kata Marouf dalam sebuah pernyataan.

Pada Sabtu, petugas medis Gaza mengatakan, serangan udara Israel lainnya di kota Juhr Eldeek di Jalur Gaza bagian tengah menewaskan dua warga Palestina. Militer Israel mengatakan tidak mengetahui insiden tersebut.

Hamas menuduh Israel dalam sebuah pernyataan berupaya mengingkari perjanjian gencatan senjata, dengan menyebutkan jumlah warga Palestina yang tewas sejak 19 Januari mencapai 150 orang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved