Sulitnya Cari Pekerjaan di Ibukota, Mahasiswi S2 Keturunan Aceh Putuskan Jualan Kebab Sambil Kuliah

Keputusannya melanjutkan Pendidikan S2 juga karena ia ingin tetap produktif setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, mengingat dirinya belum memiliki

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/IST
CUT RASIDAH AZIDAH - Gadis keturunan Aceh yang terpaksa berjualan kebab untuk bertahan hidup di Jakarta akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan. 

"Optimis aja dalam hidup, nantangin ke diri sendiri bisa ga ya," ujar Cut Rasidah kepada Serambinews.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (18/3/2025).

Sebelum berwirausaha, ia sempat bekerja di berbagai bidang sebagai freelance, seperti BNPB, BPS, tenaga vaksinasi di Jakarta Barat saat pandemi, admin kantor hingga menjadi model. 

Selain itu, ia juga sempat mengajar di berbagai tempat, termasuk MI di Jakarta Timur, TK di Jakarta Selatan, guru ngaji di musala, serta mengajar calistung dan BTQ dari rumah ke rumah di Jakarta Selatan dan PIK.

"Semuanya saya lakukan saat saya masih menjadi mahasiswa S1. Kebetulan saya kuliah hanya Sabtu dan Minggu saja," kata Cut.

"Tapi, gaji yang saya dapatkan hanya cukup untuk ongkos pulang-pergi dari Jakarta Selatan ke Jakarta Barat," tambahnya.

Kondisi inilah yang mendorongnya untuk mencari alternatif lain agar bisa mandiri secara finansial.

Jalan yang dipilih oleh Cut ialah dengan membuka usaha kebab.

Baca juga: Buka Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula, Ini Pesan Pj Bupati Aceh Singkil kepada Generasi Z Itu

Cut menceritakan, bahwa ia mulai berjualan kebab sejak semester 1 dan 2, setelah mendapat izin langsung dari pihak kampus untuk berjualan di depan area kampus. 

Ia membuka usaha kulinernya ini dengan modal awal yang tidak terlalu besar. Untuk pemasaran, ia memanfaatkan media sosial sebagai bentuk promosi utamanya.

"Bisnisnya benar-benar dirintis dari nol," kata Cut.

Selama berdagang, tentunya banyak tantangan yang dihadapi Cut.

Mulai dari mencari pelanggan hingga mengelola keuangan usaha. 

Namun, ia tetap berusaha keras dan belajar dari setiap pengalaman. 

Baginya, memiliki bisnis sendiri memberikan kebebasan sekaligus peluang untuk berkembang tanpa batas.

"Saya jualan dibantu karyawan. Saya cuma heandle kebutuhan barang dan keuangan," ungkap Cut. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved