Konflik Palestina vs Israel

Israel Bunuh Lebih dari 400 Orang di Gaza 24 Jam Terakhir, Hamas: Hukuman Mati bagi Sandera Zionis

Hamas menyatakan tindakan Israel menggempur Gaza hanya akan mengekspose sandera terhadap ancaman pengeboman.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM/MEDSOS X
SERANGAN ISRAEL - Anak-anak menjadi korban di antara 200 lebih warga Gaza yang syahid dalam serangan brutal zionis Israel Selasa dini hari. 

Serangan Meluas, Korban Berjatuhan

Israel mengeklaim serangan udara terbaru menargetkan infrastruktur Hamas serta para pemimpinnya. 

Hamas mengonfirmasi enam pejabat seniornya tewas, termasuk kepala pemerintahan sipil Hamas di Gaza.

Dampak serangan juga begitu besar. Rumah sakit di Gaza dipenuhi korban luka-luka, termasuk anak-anak yang kehilangan keluarga mereka.

Serangan Israel di Rafah menewaskan 17 orang dari satu keluarga, sementara serangan di Gaza City menewaskan 27 orang dari satu keluarga.


"Kami kelelahan dan berharap ini segera berakhir," ujar Dr. Khaled Alserr, dokter di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis.

Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya terhadap Israel, dan menyalahkan Hamas atas gagalnya perpanjangan gencatan senjata. 

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes menyebut Hamas memilih berperang ketimbang membebaskan tawanan.

Sementara kelompok Houthi di Yaman menembakkan roket ke arah Israel untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata dimulai.

Militer Israel mengeklaim berhasil mencegat serangan tersebut sebelum mencapai wilayahnya. Serangan Israel ke Gaza pada Selasa memperburuk ketegangan di Timur Tengah.

Tekanan Politik di Israel

Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi tekanan besar terkait kebijakan perangnya. 

Ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv, mengecam keputusannya melanjutkan perang dan menuntut perundingan tawanan segera dilanjutkan.

"Hari ini Netanyahu bukan membuka pintu neraka bagi Hamas, tetapi bagi orang-orang yang kita cintai," ujar Einav Zangauker, seorang ibu yang anaknya masih ditawan Hamas.

Di sisi lain, kebijakan ini justru memperkuat posisi Netanyahu di pemerintahan. Partai sayap kanan yang sempat keluar dari koalisi, kini kembali bergabung setelah serangan terbaru.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved