Konflik Palestina vs Israel

Netanyahu: Serangan Israel di Gaza hanya Permulaan, Tewaskan Lebih dari 400 Orang dalam 24 Jam

Sebelumnya, pasukan Israel kembali menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ratusan orang.

Editor: Faisal Zamzami
X @netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi X Netanyahu pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato terkait perpanjangan gencatan senjata. Netanyahu mulai memanggil 400.000 tentara cadangan untuk ditempatkan ke perbatasan Gaza, usai Hamas menolak usulan perpanjangan gencatan senjata. 

SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - PM Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (18/3/2025) mengatakan, gelombang serangan Israel yang mematikan di Gaza hanya permulaan saja.

Sebelumnya, pasukan Israel kembali menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ratusan orang.

 "Hamas telah merasakan kekuatan tangan kami dalam 24 jam terakhir. Dan saya ingin berjanji kepada Anda dan mereka, ini hanyalah permulaan," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Mulai sekarang, negosiasi hanya akan berlangsung di bawah tembakan. Tekanan militer sangat penting untuk pembebasan sandera tambahan," jelas dia.

Serangan Selasa sejauh ini yang terbesar sejak gencatan senjata berlaku pada Januari lantaran menewaskan lebih dari 400 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Gempuran ini mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari lalu. 

 Israel berjanji untuk terus bertempur hingga semua sandera Israel yang ditawan oleh anggota kelompok bersenjata Palestina selama serangan Oktober 2023 yang memicu perang tersebut dipulangkan. 

Dari 251 sandera yang ditawan selama serangan Hamas, 58 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.

Keluarga sandera menuduh Netanyahu "mengorbankan" nyawa kerabat mereka dengan memerintahkan serangan intensif.

"Tekanan militer tidak akan menyelamatkan para sandera, kami tahu ini dari pengalaman kami sendiri," tutur mantan sandera Yair Horn dalam sebuah pernyataan kepada pers di Tel Aviv bersama dengan mantan sandera dan kerabat lainnya.

Baca juga: VIDEO - Bengis! Israel Bombardir Gaza saat Ramadan, Bidik Aset Hamas hingga 15 Nyawa Hilang

Hamas, yang sejauh ini belum menanggapi secara militer, menuduh Israel berusaha memaksanya untuk menyerah.

PBB dan negara-negara di seluruh dunia mengutuk serangan tersebut, sementara keluarga sandera Israel memohon kepada Netanyahu untuk menghentikan kekerasan, karena khawatir akan nasib orang-orang yang mereka cintai.

Dalam pidato malamnya, Netanyahu membantah tuduhan bahwa dimulainya kembali serangan di Gaza didorong oleh masalah politik dalam negeri.

 "Saya mendengar para komentator menyebarkan kebohongan di media, seolah-olah rekomendasi dan tindakan IDF (militer) didorong oleh pertimbangan politik," katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved