Konflik Palestina vs Israel
Netanyahu: Serangan Israel di Gaza hanya Permulaan, Tewaskan Lebih dari 400 Orang dalam 24 Jam
Sebelumnya, pasukan Israel kembali menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ratusan orang.
SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - PM Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (18/3/2025) mengatakan, gelombang serangan Israel yang mematikan di Gaza hanya permulaan saja.
Sebelumnya, pasukan Israel kembali menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ratusan orang.
"Hamas telah merasakan kekuatan tangan kami dalam 24 jam terakhir. Dan saya ingin berjanji kepada Anda dan mereka, ini hanyalah permulaan," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Mulai sekarang, negosiasi hanya akan berlangsung di bawah tembakan. Tekanan militer sangat penting untuk pembebasan sandera tambahan," jelas dia.
Serangan Selasa sejauh ini yang terbesar sejak gencatan senjata berlaku pada Januari lantaran menewaskan lebih dari 400 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Gempuran ini mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari lalu.
Israel berjanji untuk terus bertempur hingga semua sandera Israel yang ditawan oleh anggota kelompok bersenjata Palestina selama serangan Oktober 2023 yang memicu perang tersebut dipulangkan.
Dari 251 sandera yang ditawan selama serangan Hamas, 58 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.
Keluarga sandera menuduh Netanyahu "mengorbankan" nyawa kerabat mereka dengan memerintahkan serangan intensif.
"Tekanan militer tidak akan menyelamatkan para sandera, kami tahu ini dari pengalaman kami sendiri," tutur mantan sandera Yair Horn dalam sebuah pernyataan kepada pers di Tel Aviv bersama dengan mantan sandera dan kerabat lainnya.
Baca juga: VIDEO - Bengis! Israel Bombardir Gaza saat Ramadan, Bidik Aset Hamas hingga 15 Nyawa Hilang
Hamas, yang sejauh ini belum menanggapi secara militer, menuduh Israel berusaha memaksanya untuk menyerah.
PBB dan negara-negara di seluruh dunia mengutuk serangan tersebut, sementara keluarga sandera Israel memohon kepada Netanyahu untuk menghentikan kekerasan, karena khawatir akan nasib orang-orang yang mereka cintai.
Dalam pidato malamnya, Netanyahu membantah tuduhan bahwa dimulainya kembali serangan di Gaza didorong oleh masalah politik dalam negeri.
"Saya mendengar para komentator menyebarkan kebohongan di media, seolah-olah rekomendasi dan tindakan IDF (militer) didorong oleh pertimbangan politik," katanya.
"Mereka tidak punya rasa malu. Mereka tidak punya garis merah. Mereka hanya menggemakan propaganda Hamas berulang kali," tambahnya.
Para pengkritik Netanyahu menuduhnya ingin melanjutkan perang demi kelangsungan politiknya sendiri, tanpa memperhatikan kehidupan para sandera yang masih ditawan di Gaza.
Perdana menteri sejauh ini menolak untuk membentuk komisi penyelidikan nasional atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Sementara upayanya untuk memecat seorang pejabat keamanan tinggi, kepala badan keamanan internal Shin Bet Ronen Bar, telah mengancam akan menjerumuskan Israel kembali ke dalam krisis politik yang dalam.
Di Tel Aviv, ribuan orang berunjuk rasa pada Selasa malam untuk memprotes pemecatan Baharav-Miara dan Bar serta menyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri, demikian dilaporkan wartawan AFP.
Dalam sebuah tajuk rencana, mantan kepala badan intelijen Tamir Pardo, memperingatkan tentang bahaya yang jelas dan langsung bagi keamanan Israel.
Baca juga: Abu Hamza Juru Bicara Militer Jihad Islam Palestina Syahid Bersama Anak-Istri Dibom Israel di Gaza
Serangan Meluas, Korban Berjatuhan
Israel mengeklaim serangan udara terbaru menargetkan infrastruktur Hamas serta para pemimpinnya.
Hamas mengonfirmasi enam pejabat seniornya tewas, termasuk kepala pemerintahan sipil Hamas di Gaza.
Dampak serangan juga begitu besar. Rumah sakit di Gaza dipenuhi korban luka-luka, termasuk anak-anak yang kehilangan keluarga mereka.
Serangan Israel di Rafah menewaskan 17 orang dari satu keluarga, sementara serangan di Gaza City menewaskan 27 orang dari satu keluarga.
"Kami kelelahan dan berharap ini segera berakhir," ujar Dr. Khaled Alserr, dokter di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis.
Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya terhadap Israel, dan menyalahkan Hamas atas gagalnya perpanjangan gencatan senjata.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes menyebut Hamas memilih berperang ketimbang membebaskan tawanan.
Sementara kelompok Houthi di Yaman menembakkan roket ke arah Israel untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata dimulai.
Militer Israel mengeklaim berhasil mencegat serangan tersebut sebelum mencapai wilayahnya. Serangan Israel ke Gaza pada Selasa memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Baca juga: Lima Petinggi Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza, Termasuk Jenderal Mahmud Abu Watfa
Tekanan Politik di Israel
Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi tekanan besar terkait kebijakan perangnya.
Ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv, mengecam keputusannya melanjutkan perang dan menuntut perundingan tawanan segera dilanjutkan.
"Hari ini Netanyahu bukan membuka pintu neraka bagi Hamas, tetapi bagi orang-orang yang kita cintai," ujar Einav Zangauker, seorang ibu yang anaknya masih ditawan Hamas.
Di sisi lain, kebijakan ini justru memperkuat posisi Netanyahu di pemerintahan. Partai sayap kanan yang sempat keluar dari koalisi, kini kembali bergabung setelah serangan terbaru.
Israel berjanji tidak akan menghentikan perang sebelum Hamas dihancurkan dan semua tawanan dibebaskan.
Namun, tujuan ini menghadapi tantangan besar, terutama di tengah meningkatnya tekanan internasional dan kondisi kemanusiaan di Gaza yang memburuk.
Dengan 90 persen penduduk Gaza mengungsi dan akses terhadap kebutuhan pokok semakin sulit, warga sipil menjadi pihak yang paling terdampak dalam serangan Israel yang berkepanjangan ini.
Baca juga: Wali Kota Banda Aceh Temui Menpora, Bahas Pengembangan Kepemudaan dan Olahraga
Baca juga: Kumpulkan Kepala Daerah, Mualem Instruksi Shalat Berjamaah dan Wakaf
Baca juga: Ramadhan, Jangan Lewatkan Sholat Dhuha, Ini Niat, Tata Cara, dan Keutamaan Sholat
Serangan Udara Israel Bunuh Ibu Hamil dan Bayinya yang Belum Lahir di Dekat Kamp Pengungsi Gaza |
![]() |
---|
Israel Mulai Operasi Serangan Darat di Gaza, Palestina Minta Dukungan Internasional |
![]() |
---|
Serangan Israel Tewaskan 105 Orang di Gaza, Puluhan Anak dan Jurnalis Jadi Korban |
![]() |
---|
Ben Gvir akan Hentikan dan Usir Armada Kapal Terbesar yang Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza |
![]() |
---|
Israel Ancam Para Pemimpin Hamas di Luar Negeri Setelah Bunuh Abu Ubaida dan Keluarganya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.