Lima Petinggi Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza, Termasuk Jenderal Mahmud Abu Watfa

SERAMBINEWS.COM -  Sedikitnya ada lima anggota biro politik dan pejabat senior Hamas yang tewas lantaran menjadi target serangan militer Israel di Gaza pada Selasa dini hari (18/3/2025).

Adalah jenderal Mahmud Abu Watfa, salah satu petinggi Hamas yang dinyatakan tewas akibat serangan brutal Israel.

Menurut laporan Al Arabiya, Abu Watfa, yang memimpin polisi Hamas dan dinas keamanan internal di Jalur Gaza, tewas dalam serangan yang menghantam area Gaza City, kota terpadat di daerah kantong Palestina.

Selain Watfa, sejumlah petinggi Hamas lainnya yang berperan dalam membangun kembali pemerintahan Hamas di Jalur Gaza juga menjadi target serangan.

Korban tewas tersebut di antaranya ada Issam Aldialis dan Mohammad Al-Jmasi yang saat ini menjabat sebagai komandan keamanan internal dan Direktur Jenderal pada Kementerian Kehakiman Hamas.

Sementara, tiga identitas pejabat Hamas lainnya yang tewas hingga saat ini masih belum diketahui secara jelas.

Namun, analis meyakini, para pejabat senior Hamas yang menjadi target serangan terbaru Israel itu memainkan peran utama dalam membangun kembali kekuasaan Hamas atas Jalur Gaza.

Baca juga: Lebih 320 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Mendadak Israel yang Sporadis

Korban Tewas Gaza Melonjak 320 Jiwa

Tak hanya menargetkan para petinggi Hamas, rentetan serangan terbaru Israel yang melanda Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah telah memicu lonjakan angka kematian.

Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan mendadak militer Israel pada Selasa (18/3/2025) pagi terus bertambah.

Israel melancarkan gelombang serangan udara sporadis di Jalur Gaza dengan alasan menyerang puluhan target Hama.

Ini adalah serangan terberat Israel di wilayah itu sejak gencatan senjata berlaku pada Januari 2025 lalu.

Rumah sakit melaporkan lebih dari 320 orang meninggal, termasuk wanita dan anak-anak.

Serangan mendadak itu menghancurkan suasana tenangselama bulan suci Ramadan bagi umat Islam di Gaza.

Dan meningkatkan prospek dimulainya kembali pertempuran dalam perang selama 17 bulan yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menyebabkan kerusakan luas di seluruh Gaza.