Ramadhan 2025

Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-25 Ramadhan: Allah SWT Akan Membebaskannya dari Siksa Kubur

Dalam ajaran Islam, siksa kubur adalah salah satu bentuk ujian yang dialami seseorang setelah meninggal sebelum datangnya hari kiamat. 

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Generate by AI
SHALAT Tarawih - Foto ilustrasi seorang pria selesai menunaikan ibadah shalat tarawih, Gambar ini dihasilkan olah kecerdasan buatan Meta AI, Jumat (7/3/2025). 

Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-25 Ramadhan: Allah SWT Akan Membebaskannya dari Siksa Kubur

SERAMBINEWS.COM - Inilah keutamaan Shalat Tarawih pada malam ke-25 Ramadhan 1446 H/2025.

Berdasarkan keputusan Menteri Agama terkait penetapan awal Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia akan memasuki hari ke-25 puasa pada Senin (24/3/2025) malam ini atau selepas Maghrib.

Shalat Tarawih yang dikerjakan pada malam ke-25 memiliki keutamaan khusus sebagaimana disebutkan dalam kitab Durratun Nashihin. 

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT akan menghilangkan siksa kubur bagi orang yang mengerjakan Shalat Tarawih pada malam ini.

وَفِى اللَّيْلَةِ الْخَامِسَةِ وَالْعِشْرِيْنَ يَرْفَعُ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَذَابَ الْقَبْرِ 

Artinya: Pada malam kedua puluh lima, Allah akan menghilangkan siksa kubur darinya.

Dalam ajaran Islam, siksa kubur adalah salah satu bentuk ujian yang dialami seseorang setelah meninggal sebelum datangnya hari kiamat. 

Siksa ini diberikan kepada orang-orang yang semasa hidupnya melakukan dosa dan tidak bertaubat.

Namun, berdasarkan riwayat dalam kitab Durratun Nashihin, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, termasuk melaksanakan Shalat Tarawih pada malam ke-25 Ramadhan, akan mendapatkan anugerah dari Allah berupa pembebasan dari siksa kubur.

Dalam  hadis riwayat Bukhari dan Muslim, menyatakan bahwa seseorang dapat diberi siksa kubur karena perilaku tertentu, seperti kurang menjaga kebersihan atau suka mengadu domba.

Dari Ibnu ‘Abbas bahwa Nabi melewati dua kuburan, maka beliau bersabda:

إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Artinya: “Sesungguhnya keduanya tidak disiksa kubur karena sebab yang besar. Satu di antara keduanya disiksa karena tidak bersih dari air kencingnya, dan yang satu lagi karena suka mengadu domba.”

Kemudian Nabi meminta untuk diambilkan pelepah kurma dan membelahnya menjadi dua, selanjutnya beliau bersabda: “Mudah-mudahan meringankan mereka selama belum kering keduanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini, Nabi Muhammad menyampaikan bahwa dua orang yang meninggal tersebut menerima siksa kubur, satu karena tidak menjaga kebersihan dari air kencingnya, dan yang lainnya karena suka mengadu domba. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved