Perang Gaza

Pemerintahan 'Boneka' Israel Fatah Desak Hamas Serahkan Kekuasaan di Gaza dengan Alasan Ini

Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya siap menyerahkan kendali atas Gaza setelah perang Israel berakhir, dan menyambut baik usulan yang dipimpin Mesir

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ Anadolu Agency
Anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas di Khan Yunis, Gaza pada 20 Februari 2025. 

SERAMBINEWS.COM - Munther al-Hayek, juru bicara Fatah, telah mendesak Hamas untuk menyerahkan kekuasaannya di daerah kantong itu mengancam perjuangan Palestina, menurut kantor berita Wafa.

Al-Hayek menyampaikan komentar tersebut setelah protes besar dilaporkan terjadi di daerah kantong itu kemarin, di mana para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas. 

Juru bicara tersebut, yang partainya merupakan pesaing Hamas di dalam negeri, mendesak kelompok tersebut untuk mengindahkan tuntutan rakyat dan mengundurkan diri demi kebaikan publik, dengan mengatakan bahwa mengakhiri pertumpahan darah anak-anak harus menjadi prioritas.

Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya siap menyerahkan kendali atas Gaza setelah perang Israel berakhir, dan menyambut baik usulan yang dipimpin Mesir untuk rekonstruksi daerah kantong itu, yang menyerukan pembentukan komite teknokrat untuk mengelola wilayah tersebut selama tahap pertama rencana tersebut.

Fatah adalah sebuah organisasi politik dan militer Palestina yang didirikan pada akhir 1950-an oleh Yasser Arafat dan beberapa tokoh lainnya. Nama "Fatah" berasal dari singkatan dalam bahasa Arab "Harakat al-Tahrir al-Watani al-Filastini" yang berarti "Gerakan Pembebasan Nasional Palestina."

Hubungan dengan Hamas

Fatah sering berselisih dengan Hamas, kelompok Islamis yang menguasai Gaza. Konflik antara keduanya mencapai puncaknya pada 2007 ketika Hamas mengambil alih Gaza, sementara Fatah tetap menguasai pemerintahan di Tepi Barat.

Fatah masih menjadi kekuatan politik utama di Palestina, dipimpin oleh Mahmoud Abbas, yang juga menjabat sebagai Presiden Otoritas Palestina. Namun, organisasi ini menghadapi tantangan besar, termasuk konflik internal, persaingan dengan Hamas, dan kebuntuan dalam negosiasi damai dengan Israel.

Fatah juga sering diasosiasikan sebagai pemerintahan boneka Israel karena mendapat sokongan dana zionis dan berada di bawah kendali Israel dalam menjalankan pemerintahannya di Tepi Barat.

Warga Palestina di Gaza utara menyerukan diakhirinya perang Israel
 
Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan Beit Lahiya, Beit Hanoon dan Jabalia untuk menuntut diakhirinya serangan dan blokade Israel terhadap Gaza.

Protes tersebut terjadi pada hari Selasa, menurut kantor berita Wafa.

Mereka membawa plakat bertuliskan, “Kami menolak mati”, “Darah anak-anak kami tidak murah” dan “Hentikan perang”, Wafa melaporkan.

Salah seorang pengunjuk rasa mengutip pernyataannya, “Cukup sudah pengungsian. Kami ingin hidup! Pengepungan ini sangat parah. Tidak ada makanan, tidak ada keamanan, tidak ada air, bahkan tidak ada uang. Cukup sudah situasi ini. Kami ingin hidup bermartabat.”

Sementara itu kantor berita AFP melaporkan bahwa beberapa pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas di demonstrasi tersebut.

Di Beit Lahiya, sebagian orang meneriakkan “Hamas keluar” dan “teroris Hamas”, katanya.

Majdi, seorang pengunjuk rasa yang tidak ingin menyebutkan nama lengkapnya, mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa “masyarakat sudah lelah”.

“Jika Hamas menyerahkan kekuasaan di Gaza adalah solusinya, mengapa Hamas tidak menyerahkan kekuasaannya untuk melindungi rakyat?” tanyanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved