Gempa Myanmar

Update Gempa Myanmar: Lebih dari 2000 Orang Tewas, ‘Waktu Keemasan’ Berakhir: Korban Jiwa Bertambah

72 jam pertama setelah bencana dianggap "waktu emas" untuk mencapai dan menyelamatkan korban yang terjebak. Setelah waktu ini, peluang hidup tipis.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
X @Unicef
BANGUNAN HANCUR - Gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar membuat sebuah bangunan bertingkat hancur dan roboh pada Jumat (28/3/2025). 

Update Gempa Myanmar: Lebih dari 2000 Orang Tewas, ‘Waktu Keemasan’ Berakhir: Korban Jiwa Bertambah

SERAMBINEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Myanmar terus bertambah, dengan laporan terbaru mencatat lebih dari 2.000 orang meninggal dunia.

Tim penyelamat berjuang keras mencari korban yang masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang runtuh, meskipun telah melewati ‘waktu keemasan’ sejak terjadinya gempa pada Jumat (28/3/2025).

Laporan terbaru pada Senin (31/3/2025) malam waktu setempat, pemerintah militer Myanmar mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi di negara itu telah meningkat menjadi 2.056.

GEMPA BUMI BESAR MYANMAR - Gempa mengguncang Myanmar dengan kekuatan magnitudo 7,7, Jumat(28/3/2025).
GEMPA BUMI BESAR MYANMAR - Gempa mengguncang Myanmar dengan kekuatan magnitudo 7,7, Jumat(28/3/2025). (Youtube)

Lebih dari 270 orang lainnya masih hilang dan sekitar 3.900 orang terluka.

Di Thailand, 19 orang dipastikan meninggal dunia dan lebih dari 70 lainnya masih hilang.

Upaya penyelamatan orang-orang yang terjebak di reruntuhan di Myanmar dan Thailand masih berlangsung.

Pada Senin (31/3/2025), tim penyelamat menyelamatkan empat orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang bayi perempuan, di Mandalay, dekat episentrum gempa berkekuatan 7,7 skala Richter tiga hari sebelumnya.

"Tidak masalah berapa lama waktu yang dibutuhkan. Yang terpenting adalah kami dapat memberikan harapan kepada penduduk setempat," kata Yue Xin, komandan tim pencarian dan penyelamatan China di Myanmar.

Di Thailand, petugas penyelamat mengeluarkan jenazah lain dari lokasi runtuhnya gedung setinggi 137 meter di Bangkok.

Setidaknya 12 orang tewas akibat runtuhnya bangunan dan 75 lainnya terjebak.

72 jam setelah gempa bumi, petugas penyelamat masih bekerja tanpa lelah untuk menggali dan berharap menemukan korban selamat.

Wakil Gubernur Bangkok, Tavida Kamolvej mengatakan tim penyelamat telah mendeteksi tanda-tanda kehidupan dan segera berusaha untuk menyelamatkannya.

“Kita harus mempercepat. Kita tidak akan berhenti bahkan setelah 72 jam,” kata Ibu Kamolvej.

72 jam pertama setelah bencana dianggap sebagai "waktu emas" untuk mencapai dan menyelamatkan korban yang terjebak.

Setelah waktu ini, peluang untuk bertahan hidup rendah karena korban menjadi kelelahan akibat kekurangan air minum.

Situasi Sulit

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin menyerukan pendanaan mendesak dan mengaktifkan “darurat level 3” – level tertinggi dalam skala respons – untuk gempa bumi di Myanmar.

WHO mengatakan pihaknya mengimbau bantuan sekitar USD 8 juta untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mendesak di Myanmar selama 30 hari ke depan.

“Tanpa pendanaan segera, banyak orang mungkin meninggal,” kata WHO

Seraya mencatat bahwa gempa bumi 28 Maret 2025 telah membuat fasilitas perawatan kesehatan di Myanmar kewalahan.

Setidaknya tiga rumah sakit di Myanmar rusak parah dan 22 rumah sakit lainnya rusak sebagian setelah gempa bumi, menurut WHO.

Pada Senin, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa tingkat korban di Myanmar “belum sepenuhnya dinilai” dan jumlah korban “akan meningkat”.

PBB juga segera mengirimkan bantuan kepada sekitar 23.000 korban selamat gempa bumi di Myanmar tengah.

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa tiga kota, Nyaungshwe, Kalaw dan Pinlaung, adalah yang paling parah terkena dampak gempa bumi di Myanmar.

“Ribuan orang di wilayah ini masih tidur di jalanan pada malam hari akibat rumah yang rusak dan kekhawatiran akan adanya gempa susulan,” kata OCHA.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved