Gempa Myanmar

Reaksi China Usai Tim Medisnya Ditembaki oleh Militer Myanmar saat Cari Korban Gempa

Ia mengakui bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan ke konvoi bantuan Palang Merah China.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
X @Unicef
BANGUNAN HANCUR - Gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar membuat sebuah bangunan bertingkat hancur dan roboh pada Jumat (28/3/2025). 

Reaksi China Usai Tim Medisnya Ditembaki oleh Militer Myanmar saat Cari Korban Gempa

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah China mengeluarkan pernyataan keras terhadap Myanmar setelah insiden penembakan terhadap konvoi tim medis China yang sedang menjalankan misi kemanusiaan untuk mencari dan menolong korban gempa dahsyat di Myanmar.

Namun juru bicara pemerintahan militer Myanmar mengatakan Palang Merah China tidak memberi tahu mereka bahwa konvoinya berada di zona konflik pada Rabu (2/4/2025).

Ia mengakui bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan ke konvoi bantuan Palang Merah China.

Juru bicara pemerintah militer Myanmar, Zaw Min Tun mengatakan Palang Merah China tidak memberi tahu pemerintah bahwa konvoinya berada di zona konflik pada Selasa (1/4/2025) malam.

Sekelompok tentara melepaskan tembakan ke udara setelah konvoi, yang meliputi kendaraan lokal, gagal berhenti.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun mengatakan tim penyelamat dan perlengkapannya aman, dan mengimbau semua pihak di Myanmar untuk memastikan keselamatan para penyelamat.

“Penting untuk menjaga agar rute transportasi bantuan tetap terbuka dan tidak terhalang,” kata Guo dalam konferensi pers.

Penembakan itu terjadi ketika jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter di Myanmar meningkat menjadi lebih dari 3.000 orang, dengan lebih dari 4.600 orang terluka, media pemerintah Myanmar melaporkan.

Menurut media AS, banyak negara telah menjanjikan jutaan dolar untuk membantu Myanmar dan organisasi bantuan kemanusiaan melaksanakan tugas-tugas rekonstruksi pascagempa, sambil mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan, para ahli, dan mendirikan rumah sakit lapangan.

India dan China, keduanya tetangga Myanmar, sangat aktif dan cepat mendukung negara Asia Tenggara tersebut.

Banyak negara lain, termasuk Vietnam, Turki, Singapura, Indonesia dan Malaysia, juga dengan cepat mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan untuk membantu Myanmar.

Gencatan Senjata 20 Hari

Junta Militer Myanmar telah mengumumkan gencatan senjata sementara dalam kampanyenya melawan pasukan oposisi bersenjata setelah gempa bumi dahsyat minggu lalu.

Dalam perkembangan terakhir, pemerintah militer Myanmar, dalam sebuah pernyataan di MRTV yang pada Selasa (2/4/2025) malam, mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 20 hari.

Kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sebelumnya mengatakan militer telah menghentikan serangan, tetapi khawatir pemberontak berencana memanfaatkan bencana tersebut untuk menyerang lagi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved