Konflik Palestina dan Israel

Israel Perluas Serangan ke Gaza, Targetkan Perebutan 'Wilayah Luas' dalam Perang yang Kian Memanas!

Serangan terbaru ini adalah bagian dari upaya Israel untuk memperkuat "zona penyangga" yang telah dibangun di sekitar Gaza.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/anadoulu agency
PENGUNGSI PALESTINA - Warga Palestina melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka di tengah puing-puing bangunan yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, meskipun serangan Israel sedang berlangsung di Gaza pada 21 Maret 2025. 

SERAMBINEWS.COM-Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, baru-baru ini mengumumkan bahwa Israel akan memperluas serangan daratnya ke Gaza dengan tujuan merebut lebih banyak wilayah di sana.

Dilansir dari kantor berita Aljazeera (2/4/2025), Katz mengatakan bahwa pasukan Israel akan "membersihkan wilayah tersebut dari teroris dan infrastruktur," serta menambahkannya ke dalam apa yang disebut sebagai "zona keamanan." 

Namun, ia tidak menjelaskan berapa banyak wilayah yang akan diambil.

Serangan terbaru ini adalah bagian dari upaya Israel untuk memperkuat "zona penyangga" yang telah dibangun di sekitar Gaza.

 Selain itu, Israel juga ingin memaksa Hamas untuk membebaskan 59 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Namun, Hamas tidak setuju dengan syarat-syarat Israel dan menginginkan kesepakatan gencatan senjata permanen.

Sejak dimulainya serangan ini pada 18 Maret, lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas, banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Baru-baru ini, pasukan Israel juga menyerang sebuah klinik PBB yang mengakibatkan setidaknya 19 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak.

Sementara itu, warga Palestina di Gaza terus bergerak untuk mencari tempat yang lebih aman.

Di Rafah, misalnya, pasukan Israel memerintahkan penduduk untuk mengungsi, dan mereka melarikan diri dalam keadaan penuh ketakutan.

 Banyak dari mereka harus meninggalkan rumah mereka dengan barang-barang seadanya.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin buruk karena blokade yang diterapkan Israel sejak 2 Maret.

Semua toko roti di Gaza terpaksa tutup akibat kekurangan bahan baku, seperti tepung dan gas. Akibatnya, Hamas menyatakan bahwa Gaza telah memasuki "fase kelaparan."

PBB telah menyerukan diakhirinya blokade ini dan kembalinya gencatan senjata. Badan PBB yang menangani pangan, WFP, juga mengkritik klaim Israel bahwa persediaan makanan di Gaza cukup, dengan menyebutnya sebagai "konyol."

Mereka menegaskan bahwa pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan hampir habis, dan meminta agar bantuan kembali mengalir ke Gaza untuk meringankan penderitaan warga sipil di sana.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved